Chapter 4

4.2K 535 130
                                    

Kalau sudah melampaui 70 vote dan 70 komen di setiap chapter aku up lagi deh. See yaa♡♡

"Gadis ceroboh. Kasihan sekali jika membayangkan hidupnya harus berakhir di koyak taring hewan buas." Menyulut rokok memggunakan pemantik, menghisap benda tersebut dalam-dalam, lalu tersenyum miris seraya menghembuskan asap ke udara. Jungkook memperhatikan setiap detil gerak-gerik sahabatnya dari balik meja meski tak kentara.

Sementara Taehyung mendengus, menyesap vodka sedikit demi sedikit, sesekali kilat tajam itu mencuri-curi tatap, mengawasi sang tawanan dari kejauhan. "Mereka bilang akan menjualnya pada bos besar pemilik kilang minyak. Bukan untuk disumbangkan menambah pakan di kebun binatang."

Terkekeh pelan, Jungkook mengangkat sebelah alis saat bertanya, "bukankah orang kaya dari Dubai selalu begitu?" Netra bulat itu turut menatap gadis yang sedari tadi sukses menyita atensi Taehyung sepenuhnya. "Mereka akan melempar gadis-gadis ke dalam kandang harimau jika servicenya kurang memuaskan. Maka dari itu mereka berani membayar mahal."

Meneguk ludah berat, membasahi bibir oleh ujung lidah lalu menjatuhkan tatapan menuju ujung sepatu sebelum mengalihkan pembicaraan. "Bagaimana nanti malam? Kau ikut?"

"Tentu saja harus ikut. Berjaga-jaga agar kau tidak lagi membuat keributan. Kau terlihat seperti akan melepaskannya."

Barangkali, Jungkook hanya tidak ingin partnernya berbuat bodoh hingga mengancam keselamatan nyawa apabila kali ini mereka gagal dalam misi membawa lari seekor tikus kecil saja. Minggu lalu, misi pengawalan tangki berisi bahan bakar ilegal berhasil diledakan oleh pihak lawan sesampainya di pelabuhan. Setelah sekian lama mengabdikan diri sebagai tangan kanan, Taehyung dan Jungkook nyaris dideportasi jika saja mereka tidak mengajukan permohonan, merangkak di bawah telapak kaki sang Tuan. Maka mereka yakin, bahwa kegagalan misi kali ini jelas akan mengantarkan nyawa secara sukarela pada jagal untuk dipenggal.

"Mari bertaruh." Taehyung menoleh sejenak, menatap Jungkook bersama raut wajah tak terbaca. Sulit dijelaskan. "Jika dia tidak kembali, aku akan memberimu uang lima puluh ribu dollar."

Jungkook hanya membalas dengan senyum meremehkan. "Jika dia keluar hidup-hidup, aku akan memberimu uang seratus ribu dollar."

Mengerenyitkan dahi menimbulkan tiga lipatan membentang, Taehyung menjawab heran, "kau berani membayar lebih besar?"

"Karena aku yakin dia tidak akan bertahan sampai lusa. Dia tidak akan selamat." Menuang kembali vodka ke dalam gelas, Jungkook meneguknya cepat dan menambahkan, "dari ukuran body memang menggoda. Dadanya besar, bokongnya sekal, bibirnya penuh, tatapannya inosen. Bayangkan saja jika dia dipakaikan kostum suster yang ketat hingga buah dadanya tumpah, atau dalam balutan seragam anak sekolah dengan kemeja putih transparan lalu suaranya berdecit seperti seekor tikus terhimpit beton. Persis seperti pemain film biru dari Jepang. Tapi aku yakin sekali, dia masih perlu banyak belajar."

Dilihat dari sudut manapun, Ahrin jelas bukan tipikal gadis binal yang pandai bergoyang memompa mengambil alih permainan,  bergonta-ganti pasangan. Dari kecerobohan, tangan gemetar, keringat dingin bahkan sesekali melemparkan tatapan was-was saat menemui pria asing, sikap yang ditunjukan ke permukaan kian memperjelas bahwa Ahrin hanya gadis biasa yang hendak berubah menjadi seekor jalang dan perlu sedikit bimbingan. Tidak sulit sebenarnya. Taehyung pandai dalam hal rusak-merusak, apalagi dalam konteks merusak seorang gadis.

"Aku jadi berubah pikiran." Taehyung menggosok-gosok dagu dengan jari telunjuk dan jempol sebagai tumpuan. "Bagaimana jika kita mengajarinya lebih dulu?"

"Wow, kau mengundangku?" Kekehan Jungkook turut memperamai suasana. Kekehan yang terkesan berengsek juga menyebalkan. "Beri tahu aku nomor kamar kalian."







24 Hours In Las Vegas✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang