The Last || Black Rose

4.8K 585 247
                                    

Ramein dong, kalo rame aku update lagi besok. Tentu di lapak yang beda karena cerita ini sudah tamat👍




"Bos besar dari Dubai akan datang minggu depan, dia memesan gadis Asia berusia awal dua puluhan." Kedua kakinya menyilang sembari menatap sekumpulan foto para gadis-gadis muda yang membarak di atas meja. Menyedot cerutu dalam-dalam, Tuan Yoo menatap satu persatu dari kedua pria di hadapannya sebelum bertanya, "Sudah siap menebus kesalahan kalian berdua dengan misi kecil ini? Tidak sulit menjerat gadis-gadis dengan wajah tampan kalian."

"Sebutkan kriterianya secara terperinci." Meski Taehyung tidak mengiyakan secara langsung, pimpinan mereka mampu menangkap maksud dari sederet jawaban tersebut.

"Tidak ada kriteria khusus. Hanya muda dan cantik. Akan lebih baik jika menyerupai pemeran film slut yang sering Jack koleksi dalam flashdisk kantor." Merapikan kembali sederet foto memasuki laci, Tuan Yoo lantas menambahkan, "Jika berhasil, kalian akan mendapat 100.000 Dollar masing-masing untuk membawa satu gadis Asia saja. Untukmu Jack, kau bisa meniduri Anne dan Jessie sebagai bonusnya, bagaimana?"

"Wow." Mata Jungkook sontak membulat seraya mengulas senyum girang tidak percaya. "Koleksi terbaikmu, Tuan Yoo?"

Mengangguk kecil, pria berusia awal empat puluhan itu lantas menatap Taehyung yang jauh lebih sunyi dari biasanya. "Aku juga akan menijinkanmu berkencan dengan Kathryn lagi setelah ini. Jika tidak, kau tahu apa konsekuensi dari kesalahanmu dari misi sebelumnya. Bukan hanya hubunganmu dengan anakku saja yang akan berakhir, tapi hidupmu juga."

Tuan Yoo mengurung Kathryn di dalam rumah sesaat setelah dinyatakan gagalnya misi di pelabuhan. Beliau tidak menginjinkan Taehyung datang, bahkan mengambil ponsel guna memutus komunikasi antara mereka berdua secara sepihak. Tuan Yoo seakan mencabut paksa Kathryn dari Taehyung tanpa persetujuan. Dan penawaran itu membawa angin segar untuk Taehyung bagi hubungannya bersama anak dari pimpinan mereka setelah nyaris satu bulan tanpa kejelasan.

Mencoba memantapkan hati dan pikiran bahkan ketika Namjoon menggelengkan kepala saat Taehyung berkata ia telah menemukan sasaran melalui cara yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya.

"Cari detail tentang gadis bernama Song Ahrin dari Daegu."

Sebagai pekerja yang menyandang setatus sebagai hacker andalan di kelompok mereka, tentu bukan perkara sulit bagi Namjoon mendapatkan segelintir fakta yang mampu mengguncang Taehyung beserta dunianya.

"Entah kebetulan atau tidak. Tapi gadis itu tercatat sebagai anak bungsu dari keluarga Song. Anak kedua dari Song Myungsoo dan Song Yoonhee, yang secara biologis masih menjadi orangtuamu."

"Jadi, dia adikku?"

Berapa lama ya dirinya pergi? Berapa lama dirinya tidak pernah lagi berharap untuk kembali? Sampai-sampai Taehyung tidak tahu menahu tentang keluarganya kini, kabar ayah dan ibu bahkan adik yang tidak pernah ia tahu.

"Mungkin?" Namjoon mengangkat bahu. "Mereka mengadopsi gadis itu tepat dua tahun setelah kau dinyatakan hilang."

"Dunia ini lucu ya, Namjoon?"

Mau tidak mau, memori tentang hari itu sejenak kembali mampir. Meneror kembali sebagai kenangan buruk yang tidak pernah terdistorsi. Seberapa keras pun Taehyung mencoba untuk tidak mengingatnya lagi, namun kenangan itu seolah memiliki tempatnya sendiri dalam sebongkah laci usang pada memori.

Siang itu, saat dirinya berlari mengejar Potchi yang kabur keluar dari halaman rumah, tepat di tengah-tengah jalanan ramai, Taehyung mendadak tersungkul mincium permukaan aspal setelah terdorong cukup keras dari belakang. Dorongan tersebut mengantarkannya pada sebuah kegelapan tak berujung, hingga dibangunkan oleh pukulan keras di kepalanya. Kala itu, netra jernihnya melihat sekumpulan anak disekap di atas permukaan kayu pada deck kapal, di dalam ruangan sempit pengap dan minim cahaya. Beberapa dari mereka dipaksa bungkam dengan perban melingkari bibir sementara kedua tangan dan kaki terikat. Puluhan anak dibiarkan mengaung kelaparan sampai-sampai meminum air seni mereka sendiri. Siapapun yang berani memberontak akan berakhir babak belur dan mati. Mayat-mayat si pemberontak dibuang ke dalam laut. Dibiarkan terhanyut lalu hilang dibawa ganasnya debur ombak.

24 Hours In Las Vegas✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang