Gak Punya Hati

619 69 5
                                    

      Hari ini aku dan cowokku, Suna sedang berjalan-jalan santai di pantai. Karena hari ini weekend, jadi pantai lumayan ramai. Padahal ini sudah hampir sore, tapi pengunjung tidak berkurang sama sekali.

"Mau jagung bakar gak?"

Langkah kami terhenti dan aku menoleh ke arah Suna lalu mengangguk.

Setelah itu dia berjalan pergi untuk membeli jagung bakar. Sedangkan aku duduk di pasir yang agak jauh dari jangkauan ombak.

Aku memandang langit yang mulai memperlihatkan bercak jingga diujung laut. Sekarang aku tau kenapa orang-orang belum kembali. Mereka ingin menikmati sunset yang indah ini. Jarang-jarang aku melihatnya. Ralat- i mean jarang-jarang aku menikmati sunset.

Ketika pulang sekolah aku selalu melihat sunset, tapi tidak pernah menikmatinya. Tapi kali ini aku benar-benar menikmati karya yang dibuat oleh Tuhan. Benar-benar indah.

Tak lama Suna kembali dengan 2 jagung yang mengepul panas ditangannya. Dia memberikan salah satunya kepadaku.

"Thanks" ucapku setelah menerima jagungnya.

Suna duduk disamping ku lalu mencium pipiku sekilas. "Uwelcom beib"

Walau sudah pacaran lama, aku tetap merasa malu jika dia melakukan hal itu di luar seperti sekarang ini. Aku bisa merasakan pipiku sedikit panas. Menahan diri supaya tidak tersenyum konyol.

Baru saja aku hendak menikmati jagungku, tiba-tiba ada anak kecil jatuh dihadapan kami. 2 jagung bakar yang dia bawa ikut jatuh ke pasir.

Aku segera bangkit dan menolongnya berdiri. "Kau tidak apa-apa?"

Sepertinya aku salah bertanya, tentu saja dia apa-apa, gadis kecil itu mau menangis saat melihat jagung bakarnya jatuh dan sudah kotor dengan pasir pantai.

"Jagung ku... "Lirihnya dengan suara menahan tangis.

Aku yang tidak bisa melihat anak kecil yang seperti itu, kuberikan jagungku dan merebut milik Suna juga. Kuabaikan Suna yang hendak protes.

"Nih, ambil punya kakak.. jalannya hati-hati ya, jangan lari, nanti jatuh lagi" aku menasehatinya lalu tersenyum sambil mengelus surai hitamnya.

Wajahnya yang akan menangis seketika berubah ceria kembali. Dia mengangguk senang. "Arigato!!"

Setelah itu dia berjalan perlahan pergi dari sana. Sedangkan Suna sudah memasang wajah badmoodnya.

"Bocah itu tadi mengantri dibelakangku, sekarang dia mengambil jagungku"

Aku kembali mendekati kekasihku lalu duduk disampingnya. "Mana tega aku liat gadis imut itu nangis cuma gara-gara jagung bakar"

Suna, "Salahnya sendiri jalan gak pakek mata, seharusnya biarin aja dia nangis sampek matanya keluar darah"

"Jalankan pakek kaki pak, lagian kamu jahat banget sih, gak punya hati tau gak ngomongnya kayak gitu"

Suna langsung menangkup kedua pipiku, "Omong kosong macam apa itu"

Aku menatapnya malas, "Lalu?"

Suna menatapku hingga matanya yang sipit makin menyipit. "Aku punya hati kok, buktinya aku sayang banget sama kamu"

Sial. Aku tidak bisa berpaling. Wajahku kembali memerah saat dia mengatakan hal yang terdengar memalukan itu.

Aku segera menepis tangannya dari jangkauan pipiku, "Apaan sih, cepet beli jagung lagi sana"

Suna, "Cium dulu"

"Gak usah kayak bocah"

Suna,"Kakak... Ayo cium dedek~"

"Apaan sih Sun, geli tau gak"

Tiba-tiba dia menarik tengkuk ku dan mencium bibirku sekilas. Walau itu hanya sebentar, tapi aku masih terdiam karena syok menerima kejutan barusan.

Dengan wajah tanpa dosanya, Suna pergi begitu saja.

Sedangkan aku menutup wajahku yang sudah benar-benar seperti kepiting rebus.

.......

Aduhhhhhh
Maap kalau gaje😭💔

Suna Rintarou x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang