Prolog

85 33 201
                                    

Safana Anatalie

Tampak dari kejauhan seorang gadis tengah berjalan dengan tergesa-gesa. Sangat tidak aman jika berjalan dengan santai di gang yang gelap seperti ini, apalagi sekarang sudah pukul dua malam. Ada banyak bahaya yang mengancam masih beruntung jika bertemu hantu, tapi bagaimana jika dicegat oleh para preman yang haus akan gadis-gadis perawan. Tamatlah riwayatmu.

Dengan kaki jenjangnya ia menaiki sebuah tangga menuju flatnya yang sangat sederhana itu.

Dia adalah Safana Anatalie, panggil saja dia Nata.

Nata menghembus nafasnya lega, karena akhirnya dia bisa sampai dengan selamat di flatnya tanpa ada gangguan apapun. Gadis itu segera masuk kedalam dan mengunci pintu.

"Ah, capek banget," keluhnya sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.

Dia memejamkan matanya dan mencoba mengatur pernapasannya yang sempat sesak akibat tergesa-gesa tadi. Sangat lelah rasanya jika setiap hari merasakan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi? Jika tidak seperti ini dia akan mati kelaparan.

Sangat menyedihkan rasanya menjadi seorang Nata. Semenjak kepergian ayahnya, ibunya malah mengusirnya dari rumah karena ibunya memiliki dendam dengan ayahnya. Dan dendam itu kini malah tertuju kepada Nata.

Padahal Nata adalah anak kandungnya, dia yang telah mengandung dan melahirkan Nata. Tapi, entah kenapa ibunya tega mengusirnya dari rumah dan membiarkannya hidup sendiri di luar sana.

"Huft.. Lebih capek kalau harus mengingat masa lalu. Capeknya nyiksa batin banget,"lirih Nata pelan. "lo harus kuat Nata, lo pasti bisa menjadi apa yang lo inginkan. Semangat!" lanjutnya dengan senyuman tipis yang terukir di wajahnya.

***

Jeffran N. Moraga

Isakan demi isakan terus terdengar dari bibir seorang wanita yang terlihat sudah sangat dewasa. Wanita itu mengeluarkan semua kesedihannya di hadapan sang adik yang kini tengah memeluk dirinya dengan erat.

"Jeff.. Hikss.. A-aku gak kuat gini terus.." lirih wanita itu dengan tangisannya yang terdengar begitu menyedihkan.

Lelaki yang bernama Jeff itu menghembuskan nafasnya dengan kasar dan memejamkan matanya dengan erat. Dia sudah tidak tahan lagi melihat kakaknya yang selalu menangis di tengah malam seperti ini.

"Kak, gue gak tahan liat lo gini terus. Mending cerai aja deh daripada dipertahanin terus ntar lo jadi stress," balas Jeff, dia memang sudah sangat muak dengan semua ini.

Wanita itu melepaskan pelukannya dan menatap Jeff dengan mata yang sudah memerah karena terus menangis.

"Gak semudah itu Jeff! A-aku gak bisa pisah sama dia.. Aku sayang banget sama dia Jeff.. Please jangan suruh aku lakuin itu.."

Wanita yang memiliki nama lengkap Kiara Stefanie Moraga itu pun menangis dengan sesegukan. Ucapan Jeff barusan mampu membuat kesedihannya semakin menjadi jadi.

"Harusnya lo bilang ke suami lo kalau dia yang mandul bukannya lo. Gue kesel setiap dengar pengaduan dari lo kalau dia selalu marahin lo karena lo belum hamil juga sampai sekarang"

"Jeff.. Aku ada ide. Tapi kamu harus mau lakuin ini demi aku, kakak mu ini.." lirih Kiara lalu menghapus air matanya.

"Apa yang harus gue lakuin?" tanya Jeff bingung.

Kiara mendekatkan bibirnya ke telinga Jeff kemudian membisikkan sesuatu. Jeff sangat terkejut setelah mendengar bisikan dari kakak semata wayangnya itu.

"Yang bener aja gue lakuin itu! Dia cewe baik-baik dan dia punya masa depan yang cerah. Gue gak mungkin lakuin itu sama dia," ucap Jeff menolak permintaan Kiara. Sangat tidak mungkin bagi Jeff untuk melakukan itu dengan pacarnya yang sangat lugu itu.

"Kalau gak mau sama dia juga gakpapa. Kamu bisa cari cewek lain," balas Kiara dengan sedikit senyuman di wajahnya.

"Kamu pikirin ini baik-baik ya, Jeff. Cuma kamu yang bisa bantu aku," lanjut Kiara seraya menepuk pundak Jeff, kemudian wanita itu meninggalkan Jeff yang masih termenung memikirkan ucapannya Kiara beberapa sekon yang lalu.

MR. JEFF

Yuhuu Hola guys!
Gimana nih sama prolognya? Maaf masih sedikit kaku karena udah lama gak nulis hehe:((

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sebagai bentuk penghargaan kepada karya seseorang^^
See u next chapter!!!

Mr. JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang