Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Dempo dari Jakarta (Full Chapter)

54 1 0
                                    


Akhirnya, pergi mendaki lagi...

Assalamualaikum, apa kabar? apakah masih sehat-sehat saja? semoga tetap begitu, Aamiin. Seperti yang kita ketahui, tahun 2020 sangat begitu beraneka warna, semerawut, dan campur aduk. Kesusahan dan segala kerumitan selalu betah bergelayutan hampir di setiap hari demi harinya. Tak terasa juga, sudah tujuh bulan lamanya kita berkutat pada kehidupan pandemi yang sangat menyiksa. Gue pribadi pun, tidak bisa bohong dan berpura-pura biasa saja. Nyatanya, hasrat ingin kembali ke hutan pun mulai menggebu-gebu. Sirene panggilan gunung pun sudah berdering-dering. Rasanya, ingin segera pergi mendaki, menghabiskan beberapa hari dengan berkegiatan di luar ruangan, dan meninggalkan sementara jenuhnya rutinitas pekerjaan yang itu-itu saja. Namun, di samping perasaan tadi, ada rasa cemas dan was-was juga. Apakah akan aman jika berkegiatan di luar rumah? Apakah akan berisiko jika rencana mendaki ini tetap dilakukan? Kita akui, kondisi dunia sekarang sudah tidak lagi sama seperti biasanya. Pola hidup dan kebiasaan sehari-hari pun sudah mulai berubah. Dengan segala pertimbangan yang sudah dipikir-pikir secara matang dan hati-hati, akhirnya gue bisa berani meyakinkan bahwa ini akan baik-baik saja apabila tetap dilakukan. Dan, yang terpenting, tidak lupa juga sambil disertai ikhtiar yang konsisten, salah satunya dengan cara selalu menerapkan protokol kesehatan. Itu wajib!

Rencana awalnya, gue hanya ingin pergi mendaki ke gunung-gunung yang berada di pulau Jawa saja, seperti Raung atau Argopuro. Namun, berhubung masih ditutupnya pendakian untuk kedua gunung tersebut (updated tanggal 1 Oktober 2020), terpaksa harus pindah arah haluan dan segera menentukan opsi lain. Pada saat itu, terlintaslah sebuah ide, "Apa ke gunung yang ada di luar pulau Jawa aja? Sumatera atau Sulawesi?". Singkat memilih, gunung Dempo-lah yang akhirnya gue pilih. Sebenarnya, ide dan rencana ini sudah tercetus sejak beberapa tahun silam, bahkan gunung Dempo ini sudah menjadi wish list yang gue buat sudah dari lama, hanya saja belum terlaksana, hehe. Jika ditanya, "Apa, sih, yang membuat gue tertarik pada gunung Dempo?". Simple saja, gue sangat penasaran dengan kawah indahnya, apalagi saat sedang mengeluarkan warna kebiru-biruannya. Itulah salah satu yang menjadi trigger gue ingin segera mengunjunginya, sekaligus juga ingin menyaksikannya secara langsung . Dan pada kesempatan kali ini, gue berusaha kerasa mencoba merealisasikannya. Mari gue ceritakan kembali cerita ini...



Berangkat dari Jakarta

Siang itu, hari Kamis, tanggal 8 Oktober 2020 sekitar pukul 09:30 WIB, gue sudah menginjakkan kaki di terminal Kalideres Jakarta Barat, setelah sebelumnya menggunakan kereta Commuter Line dari Depok. Saat setibanya di terminal, gue langsung membeli tiket bus Sinar Dempo tujuan Pagar Alam yang berada di loket nomor 12. Perlu dicatat juga, jadwal keberangkatan bus Sinar Dempo dari terminal Kalideres Jakarta pada pukul 11:00 WIB. Dan hanya ada 1 kali keberangkatan dalam sehari. Bagi yang belum tahu, gunung Dempo sendiri berada di perbatasan provinsi  Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu, tepatnya terletak di kota Pagar Alam, yang berjarak tempuh sekitar 7 jam dari kota Palembang dan sekitar 21 jam dari Jakarta via darat. Ada beberapa pilihan untuk mencapai kota Pagar Alam dari Jakarta, yaitu:
Menggunakan pesawat terbang tujuan Palembang, kemudian dilanjutkan menuju kota Pagar Alam dengan menggunakan bus/travel rute Palembang-Pagar Alam.
Menggunakan bus lintas Sumatera (Mis: Bus Sinar Dempo) dengan rute Jakarta-Lampung-Lahat-Pagar Alam, kemudian turun di pemberhentian terakhir yaitu di pool Pagar Alam.

Setelah tiket bus sudah di tangan, gue masih harus menunggu beberapa jam lagi di terminal, karena bus baru akan berangkat pada pukul 11:00 WIB, wkwk. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya bus tiba di terminal Kalideres. Ternyata bus ini sebelumnya berangkat dari terminal Kampung Rambutan, kemudian dilanjutkan ke terminal Kalideres. Bus mulai berangkat sekitar pukul 11:30 WIB, hmmm, ternyata ngaret. Beberapa makanan dan minuman sudah gue siapkan untuk selama perjalanan. Bayangin aja, perjalanan akan ditempuh dalam waktu 21 jam! Hahaha😂

Solo Trip : Catatan Pendakian Gunung Dempo dari JakartaWhere stories live. Discover now