13

670 57 29
                                    

Happy Reading...

"Rei"

Reiza menghentikan langkahnya dan menatap Daddynya datar. Ahh, Reiza baru menyadari kalau ada teman Ayahnya disini.

"Gimana kabar Kamu"Tanyanya

"Baik, Saya keatas dulu ada sesuatu yang harus Saya urus"Pamit Reiza membungkuk sopan

Reiza masuk kedalam kamarnya, suasana gelap menjadi pemandangan utama saat memasuki kamar. Reiza lebih menyukai warna gelap karena tidak ada yang berwarna dihidupnya, dari kecil hingga sekarang Reiza tidak pernah menemukan warna baru dihidupnya.

 Reiza lebih menyukai warna gelap karena tidak ada yang berwarna dihidupnya, dari kecil hingga sekarang Reiza tidak pernah menemukan warna baru dihidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reiza langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur, Reiza menghela nafas kasar saat teringat anak itu.

"Semoga Dia baik-baik aja"Batin Reiza dan memejamkan matanya, Reiza tidak tidur hanya mengistirahatkan pikirannya yang sedang kalut.

"Kakak, Ika masuk ya"

"Ya"Jawab Reiza

Reiza tersenyum tipis saat melihat Adik perempuannya membiarkan Adiknya tidur disampingnya dengan lengan Reiza sebagai bantalan.

"Kenapa"Tanya Reiza datar mengusap rambut panjang Priska

"Kakak kerja terus, Aku tuh kangen tahu"Kesal Priska

"Bentar lagi kamu kelas tiga, setelah lulus mau lanjut kemana"Tanya Reiza menatap Adiknya lembut, tatapan yang sangat jarang Reiza tunjukan bahkan dihadapan ibunya sekali pun

"Disini aja, Ika mau ngambil kedokteran. Tapi Ika gak tahu Dad ngijinin apa nggak, Dad nyuruh Ika ngambil bisnis kaya Abang twins"Jawab Priska membalas tatapan Kakaknya

"Nanti Kakak bicara sama Dad hmm"Ucap Reiza lembut

"Ika Sayang Kakak. Jangan tinggalin Ika ya, kalau Aku salah Kakak jangan benci Aku"Ucap Priska memeluk Reiza erat

"Kakak gak akan melakukan hal bodoh itu"Balas Reiza

"Bukan Kakak yang akan membenci Kamu, Tapi Kamu suatu saat nanti akan ada hal yang membuat kalian membenci Kakak. Namun Kakak akan tetap menjaga kalian seberapa besar kebencian kalian pada Kakak nanti"Batin Reiza tangannya mengusap lembut kepala Adiknya sesekali mengecup pucuk kepala Priska dengan lembut

Reiza benar-benar menyayangi ketiga Adiknya, Reiza tidak tahu bagaimana keadaannya saat Adiknya pergi. Saat dirinya masih kecil, Reiza sudah berjanji akan selalu menjaga dan melindungi Adiknya walaupun nyawa taruhannya.

Reiza masih ingat saat Adik perempuannya lahir, dirinya sangat bahagia. Namun Reiza tidak bisa melihat Adiknya dari dekat, Reiza hanya memperhatikan semua keluarganya dan melihat Adiknya dari jauh. Tidak ada yang mengajak ataupun menemaninya saat itu, Reiza berjalan ke rumah sakit sendirian menggunakan angkutan umum.

Saat Adik perempuannya usia tiga tahun pekerjaan Reiza semakin banyak, apalagi dirinya harus menjaga ketiga Adiknya yang sedang aktif bermain hal itu membuat Reiza sering kewalahan apalagi pekerjaan rumah yang dilimpahkan kepadanya. Reiza begitu hati-hati menjaga Adiknya, luka sedikit saja Ia mendapatkan hadiah. Hadiah yang jarang anak seusianya dapatkan, Reiza harus menahan sakit dipunggungnya akibat sabetan rotan tipis Kesayangan sang.Ayah.

REIZANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang