27

375 17 3
                                    

Happy Reading....





































Reiza menoleh saat pintu ruangannya terbuka. Senyumnya mengembang saat melihat Putranya masuk masih mengenakan  seragam praktiknya. Sepertinya Putranya baru selesai jaga malam.

"Sini duduk samping Papa"

"Aksa belum bersih-bersih Pa"

"Gak pa-pa, sini" Azka menurut duduk di samping Papa nya dan menyenderkan kepalanya dibahu lebar Reiza

"Cape ya"

"He'em, igd lagi rame. Pr dari dokter Dimas juga banyak"

"Yaudah istirahat ya, tugas terakhir kan sebelum ujian akhir"

"He'em, kalau Aksa lulus dengan nilai terbaik Papa harus ngasih Aksa hadiah"

"Okay, sekarang istirahat"

Tidak membantah Azka langsung menutup matanya menikmati usapan lembut dikepalanya membuatnya mengantuk.

"Sehat selalu kesayangan Papa"Guman Reiza mengecup singkat kepala Putranya

Reiza menatap Azka, Putranya tengah sibuk dengan laptop dipangkuannya. Tapi tatapan Putranya terlihat sayu ntah apa yang sedang Putranya pikirkan.

"Ada masalah?"

"Aksa kangen Adek" Reiza tersenyum hangat dan menyuruh Putranya mendekat.

"Satu bulan lagi, setelah itu kita akan pulang"

"Maaf Pa, Aksa gak bermaksud"

"Hei. Gak pa-pa, wajar jika Kamu rindu sama Adik dan Ayah Kamu. Bagaimana pun Devan memperlakukan Kamu, Dia tetap orang tua Kamu yang harus Kamu hormati"

"Aksa. Gak tahu harus seperti apa membalas semua kebaikan Papa, Papa yang rawat Aksa dari kecil bahkan Papa juga yang membiayai semua pendidikan Aksa"

"Kamu Putra Papa Aksa, Putra kebanggaan Papa sampai kapan pun Kamu tetap akan menjadi kebanggaan Papa"

Azka tersenyum manis mendengar ucapan Papa nya, Papa sangat berharga untuk hidupnya, Papa nya adalah cahayanya, Azka tidak tahu bagaimana keadaannya jika suatu hari nanti Reiza memilih mengalah pada rasa sakit nya dan meninggalkan dirinya sendirian di tengah gelapnya kehidupan.

"Tuhan, Saya mohon jangan ambil Dia dari hidup Saya"Batin Azka dengan netra yang berembun

"Jangan pernah lakuin hal itu lagi ya Pa. Papa tahu, Aksa takut Papa pergi jauh dari Aksa"

"Maaf, Papa...."

"Aksa gak akan pernah bisa jauh dari Papa. Dari kecil Aksa sama Papa, Aksa gak mau Papa pergi sebelum Papa melihat Putra Papa sukses. Aksa mau Papa merasakan kesuksesan Putra Papa ini"

Reiza tersenyum menggenggam tangan Azka erat dan mengusapnya pelan mencoba menenangkan Putranya yang tengah gelisah.

"Papa akan menemani Kamu sampai Putra Papa ini menjadi seorang Ayah yang hebat" Azka tersenyum dan mengecup tangan Papanya. Azka begitu menghormati sosoknya, ketika orang lain membicarakan keburukan Papa nya Azka orang yang paling depan membela Papa nya dan membalas setiap ucapan kotor itu

"Papa mau ke taman"

"Boleh"

"Eum"

Azka membantu Papanya duduk di kursi roda dan mendorongnya pelan melewati koridor rumah sakit yang sedikit ramai.

"Kamu belum istirahat, bukannya kamu jaga malam"

"Aksa udah istrirahat di pelukan Papa tadi, dan itu semua udah cukup buat Aksa. Cape Aksa ilang saat Papa peluk Aksa"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REIZANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang