Bagian 1

2.6K 243 41
                                    

"RAFFAAAA!!!!!" Teriak raffi dengan tak lupa kedua matanya yang selalu meluruhkan air mata saat menyaksikan sang adik menutup kedua matanya. Ia tidak rela jika sesuatu terjadi pada adik kesayangannya. Sungguh.

Drap drap drap drap

Suara langkah kaki yang terdengar bergemuruh mendekat ke arah si kembar. Ya mereka adalah keluarga wijaksa yang tadi sedang beradu tembak dengan pihak lawan di dalam gedung.

FLASHBACK ON

Di tempat bram

Bram meneliti ruangan yang ditempati oleh reinaldi. Ia berjalan mendekat ke arah meja, dimana disana terlihat tampilan dari semua titik CCTV yang memantau semua seluk beluk gedung. Ia memeriksanya dengan seksama berharap dapat melihat anak bungsunya tertangkap di salah satu kamera. Tetapi, dugaannya salah. Tidak ada satupun yang tertangkap dalam layar. Saat memeriksa, salah satu tangannya tidak sengaja merasakan sesuatu yang timbul dibalik meja. Ia melihatnya. Dan itu adalah sebuah tombol berwarna merah.

Klek

Bram menekan tombol tersebut. Tidak ada yang terjadi. Tetapi tak berselang lama, alat komunikasi yang mereka gunakan mulai berfungsi kembali. Awalnya terdengar tidak jelas. Hingga mereka semua dapat mendengar.

"Hiks hiks hiks hiks affa hiks hiks affa ba hiks ngun hiks hiks hiks. Ini. Kak affi hiks hiks affa hiks hiks"

"Dad?" Lirih brian menatap sang ayah dengan mata yang memanas

Bram mengkode kembali agar brian diam lebih dulu. Karena ia juga ingin memastikannya kembali apakah suara yang ia dengar adalah benar adanya.

"Buka.matamu hiks hiks" suara raffi

"Buka.hmm"

"Affa hiks hiks"

"Ba.ngun hiks"

"Kak affi.disini"

"Bangunlah. Hmm hiks hiks hiks"

Kemudian terdengar tangis raffi yang semakin mengeras.

"Raffi? Apa yang terjadi?" Tuntut opa

"Raffi?" Ucap brian lagi karena hanya terdengar suara tangis sang adik. Ia tau apa yang adiknya tangisi. Tapi karena apa?

"Maaf tuan, saat ini tuan muda raffi dan raffa ada di jalan raya area luar tempat anda. Tuan muda raffa tertabrak mobil" lapor delta

"Apa!!!" Ujar bram dan yang lainnya terkejut. Tanpa menunggu waktu lama mereka segera keluar menyusul si kembar sambil mendengarkan suara tangisan sang kakak kembar dan pelaporan dari kejadian tersebut dari delta.

"Siapa saja yang ada disana?" Tutur thomas

"Hanya tuan muda saja tuan, karena bodyguard yang lain masih dalam perjalanan kesana" lapor delta

"Sial" umpatan dari brian terdengar

"Jangan sampai pihak musuh mendekat" titah bram dingin

"Baik tuan" balas delta yang masih memantau kondisi sang tuan muda kembar dari jarak jauh.

"Ba.ngun affa, kakak mohon hiks hiks hiks" suara raffi kembali terdengar dengan pilu.

"Affa. Bertahanlah"

"Ka....kk" suara raffa yang baru terdengar sangat lirih membuat mereka mempercepat laju larinya

"Hmmm. Kenapa hmm. Mana yang sakit bilang sama kakak" ujar raffi

"Ma...aaf uhuk uhuk" raffa kembali terbatuk

The Twins : Raffi-RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang