Bagian 2

3.3K 326 146
                                    

Di Dalam Mobil

"Cepat ke rumah sakit!!" Sentak aran begitu masuk ke dalam mobil.

"Tunggu" cegah seseorang yang segera masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil tersebut.

Begitu pintu mobil tertutup, mobil tersebut segera melaju meninggalkan tempat itu untuk menuju rumah sakit dengan secepat mungkin. Seolah hujan yang deras tidak membuat sang sopir untuk menurunkan kecepatannya karena terhalau air yang turun dengan deras.

Aran merebahkan tubuh kecil tak berdaya si kecil di atas kursi mobil yang panjang. Sekarang yang perlu dia lakukan adalah melakukan penanganan pertama sebelum terlambat sampai di rumah sakit. Ia segera membuka paksa baju yang raffa kenakan mengingat baju tersebut sangat basah oleh hujan dan bercampur darah. Kemudian ia memeriksa pernapasan dan nadi raffa.

Sedangkan seseorang yang lain mengambil selimut tebal dan menutupi tubuh kurus adiknya. 

"Pernapasannya dan detak jantungnya melemah" ucap aran kemudian mengambil tabung oksigen portable dengan ukuran kecil dan memasangkannya dengan cekatan.

"Sepertinya raffa juga menghirup racun" ucap vino yang mengamati sebentar gejala yang ada ditubuh adiknya. Iya, seseorang yang masuk tadi adalah vino.

"Suntikkan penawarnya" titah aran yang melihat vino tampak kebingungan.

"Tapi kita tidak tau jenis racun apa yang ada dalam tubuhnya. Bagaimana jika kita salah menyuntikkan penawarnya" Sahut vino bimbang, takut, dan ragu-ragu.

"Jadi cepat lakukan analisa! Kau sudah mempelajarinya bukan?" Timpal aran yang sudah tidak sabaran. Bahkan ia memasang infus ditangan raffa terlihat sangat cepat.

"Aku butuh waktu" sahut vino lagi sambil mengamati tubuh raffa

"Tapi kita tidak punya banyak waktu" sergat aran

"Hanya Sebentar" lirih vino mencoba menenangkan dirinya dengan memejamkan kedua matanya sebentar

Tak lama setelah mengatakan itu, mulut raffa kembali mengeluarkan darah segar. Entah itu efek racun atau akibat tertabrak mobil. Kemudian tubuh si bungsu tiba-tiba mengalami kejang-kejang. Membuat vino semakin terdiam ditempat. Ia harus cepat.

"Tenang vino, kau sudah terlatih mendeteksi racun. Coba amati dan perhatikan." batin vino meyakinkan diri sendiri sambil mengamati tubuh sang adik. Mungkin karena ini keluarganya sendiri membuat ketenangannya sebagai dokter dalam menangani pasien sedikit terguncang.

"CEPAT SUNTIKAN PENAWARNYA!!" Sentak aran mencoba menyadarkan vino untuk segera bertindak.

Setelah vino merasa yakin jenis racun apa yang terasimilasi dalam tubuh raffa. Ia segera mengambil jarum suntik dan menggigit ujung plastik jarum yang masih steril. Kemudian memeriksa jenis obat yang tersedia di dalam mobil dengan cepat. Hingga salah satu tangannya mengambil obat yang tersimbat dalam botol kaca kecil itu. Menyedot hingga jarum suntik tersebut terisi penuh. Dengan cepat ia menyuntikkan cairan tersebut ke dalam tubuh raffa. Ia berharap apa yang ia suntikkan tadi dapat menghentikan sementara dampak racun tersebut setidaknya selama dalam perjalanan.

Dua menit setelah disuntikkan cairan itu, tubuh raffa mulai tenang. Tetapi tidak dengan suhu tubuhnya yang kian menurun.

"Ck. sial. Suhu tubuhnya tidak cepat merespon" decak aran

"Percepat laju mobilnya" titah aran dengan suara yang dingin

"Baik tuan" sahut sang sopir dengan nekat menambah kecepatan berkendaranya di tengah hujan deras.

"Kakak mohon, bertahanlah" lirih vino sambil menelungkupkan kepalanya.

"Raffa harus bertahan" batin aran

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Twins : Raffi-RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang