Part Sebelumnya

2.6K 197 2
                                    

▪️▪️▪️▪️

"RAFFAAA!!!" Teriak raffi sambil berlari mendekat ke arah tubuh adiknya dengan air mata yang mengalir deras dipipinya. Bahkan tubuhnya beberapa kali terjatuh saat berlari tetapi ia selaku untuk bangun agar mencapai sisi adiknya

Begitu raffi tepat didepan adiknya ia dapat melihat dengan jelas, tubuh raffa sudah terdapat bercak merah dan darah mengalir. Raffi meluruh ke aspal. Mengangkat kepala adiknya dengan tangan bergetar dan meletakkan ke sisi pahanya

"Hiks hiks hiks hiks affa hiks hiks affa ba hiks ngun hiks hiks hiks. Ini. Kak affi hiks hiks affa hiks hiks" ujar raffi sambil mengelap wajah adiknya yang terdapat darah.

Raffi mengecup mata sebelah kanan raffa yang tertutup dengan lembut

"Buka.matamu hiks hiks"

Cup (mata kiri raffa)

"Buka.hmm"

Cup (hidung)

"Affa hiks hiks"

Cup (pipi kanan)

"Ba.ngun hiks"

Cup (pipi kiri)

"Kak affi.disini"

Cup (kening raffa lama)"

"Bangunlah. Hmm hiks hiks hiks"

Tangis raffi mengeras. Bahkan kedua bahunya bergetar hebat. Raffi mengelus pipi itu lembut.

"Ba.ngun affa, kakak mohon hiks hiks hiks" lirih raffi yang terdengar pilu

Tik tik tik tik

Gerimis hujan turun dengan ringan mengenai muka raffa dan sekitarnya.

Uhuk uhuk

"Affa. Bertahanlah" ujar raffi sambil mengecup wajah adiknya lagi karena ia melihat raffa terbatuk dengan darah di mulutnya.

"Ka....kk" lirih raffa dengan membuka kedua matanya

"Hmmm. Kenapa hmm. Mana yang sakit bilang sama kakak" ujar raffi

"Ma...aaf uhuk uhuk" raffa kembali terbatuk bahkan napasnya sedikit kasar.

Raffi menggelengkan kepalanya.

"Affa tidak salah. Kenapa minta maaf" sahut raffi dengan air matanya yang tetap mengalir

"Ja...ja.ngan sa...saa...kiit" lirih raffa terputus

"Kakak sakit jika jauh dari affa, jadi tetap.disini sama kakak hmmm"

Uhuk uhuk uhuk

Raffa kembali terbatuk

"Af... affa... a..kan te...tap....di...di...di.sini" lirih raffa sambil mencoba menunjuk jantung raffi dengan tangannya yang bergetar dan raffi memegang tangan itu dan memegangnya kuat berharap adiknya mengerti perasaannya.

"Tidak. Affa akan sama kakak terus." Tutur raffi menggelengkan kepalanya dan kemudian mengecup kening raffa lama. Dan saat itu

"Sa.yang ka.kak" ujar raffa dengan suara napasnya kemudian ia menutup matanya disertai telapak tangannya yang melemas dalam genggaman raffi. Disertai hujan yang semakin deras untuk turun seolah merasakan kesedihan menyaksikan semua itu dari atas langit.

▪️▪️▪️▪️

The Twins : Raffi-RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang