Chapter 2

351 51 34
                                    

"Maafkan aku, dia menolak permintaanmu untuk bicara. Dia bilang dia tidak membutuhkan pengacara," kata wanita itu, segera setelah ia selesai menelepon.

"Oh, tidak masalah. Katakan saja padanya aku akan kembali kesini besok. Lagi," ujar Baekhyun, tersenyum penuh percaya diri sebelum merapikan barangnya dan keluar dari kantor penjara.

Segera setelah keluar, helaan napas besar keluar dari mulut Baekhyun, bahunya merosot. Ditolak lagi. Meraih saku belakangnya, ia mengeluarkan ponsel dan menelepon rekan kerjanya.

"Baekhyun, ada kabar bagus?" Jongdae menyapanya bersemangat.

"Sayangnya, dia masih menolak untuk bertemu!" kata Baekhyun sambil berjalan menuju mobilnya.

"Duh, astaga. Tahanan macam apa yang tidak mau pertolongan gratis?" Jongdae mengerang kesal sementara Baekhyun hanya bisa menghela napas, dia paham maksud Jongdae.

Sudah dua pekan lamanya sejak Baekhyun pertama kali meminta permohonan berbicara kepada Chanyeol. Dia sudah ke penjara setiap hari sejak saat itu.

"Aku akan datang kesini hingga akhir hayat jika perlu. Aku akan bertemu dengannya, tak peduli apapun yang terjadi," ucap Baekhyun sambil menghidupkan mesin mobil, ponsel diapitnya antara bahu dan telinga selagi ia bicara.

"Itu keputusanmu. Tapi apa kamu ingin ini menjadi kasus pertamamu setelah menjadi pengacara?" Jongdae bertanya dan Baekhyun terdiam, memikirkan kembali keputusannya lamat-lamat.

"Kamu tahu sudah 10 tahun berlalu, sekarang orang-orang percaya 100% bahwa dia pembunuhnya," Jongdae melanjutkan sambil menghela napas.

"Jadi maksudmu aku harus membiarkannya karena orang-orang tidak akan percaya padaku?" Baekhyun menaikkan sebelah alis, sadar sepenuhnya pria itu tidak bisa melihatnya dari balik sambungan telepon.

"Tidak, maksudku kamu akan kesulitan, dan kamu bahkan baru lulus sekitar tiga bulan yang lalu," Jongdae menjelaskan terburu-buru, tidak ingin yang lebih muda salah paham.

"Hyung, aku lulus tiga bulan yang lalu tapi aku sudah bersiap selama 10 tahun. Aku lebih berpengalaman darimu jika kamu bertanya padaku," Baekhyun berkata lancang, memutar bola matanya saat ia mendengar kesiap dramatis dari pria itu. (Jongdae setahun lebih tua dan bekerja lama sebelum Baekhyun)

"Dasar bajingan sombong. Setelah aku membantumu selama ini, begini kamu akan membayarku?!" Jongdae menegur dan Baekhyun hanya mendengus. Memang benar temannya telah banyak membantu dan dia tidak bisa mengabaikan itu.

"I love you, Hyung. Sampai jumpa di kantor," jadi Baekhyun mengakhiri pembicaraan.

Baekhyun melirik bangunan penjara sekali lagi sebelum menjauh dengan janji akan melihat dinding biru dari pusat penjara sebagai hal pertama yang ia lakukan esok pagi. Baekhyun sudah tidak sabar untuk menyelesaikan kasus ini sejak ia masuk ke sekolah hukum dan bahkan mungkin jauh sebelum itu.

Kasus pembunuhan, terjadi 10 tahun yang lalu. Dimana Park Chanyeol didakwa dengan tuduhan pembunuhan tingkat pertama (pembunuhan berencana).

**^^**^^**

[Suatu malam yang tidak menyenangkan]

Dia masih ingat hari itu seolah baru kemarin terjadi. Orang-orang ditakutkan oleh suara tembakan keras di perumahan yang biasanya tenang dan aman. Kejadiannya malam hari, sekitar jam 8 malam. Baekhyun hanya 14 tahun saat itu.

Dia sedang berjalan pulang setelah pelajaran berakhir. Biasanya dia akan pulang lewat rute yang mudah, namun hari itu dia ingin pulang lebih cepat. Dia sedang semangat karena liburan telah tiba, yang artinya tidak ada lagi pelajaran selama beberapa bulan. Jadi, Baekhyun memilih rute rahasia yang ia temukan beberapa bulan sebelumnya. Rute itu melewati sebuah gang, lebih sulit karena Baekhyun harus memanjat sebuah pagar untuk sampai ke seberang, namun lebih cepat.

[Terjemahan] Love Beyond BarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang