⚠️‼️19+‼️⚠️
☁️
"Lo, gapapa gak pulang?"
Gue menatap Jeno yang melepas kemejanya hingga cuma menyisakam kaos putih polosnya. Dia ngegeleng. "Mau gue gak pulang berhari - hari juga gak ada yang nyari."
Sudut bibirnya terangkat sampe senyuman tipis bisa gue lihat diwajahnya.
Kita sampe di apart gue dan Jeno bilang lagi enggan untuk pulang. Gue lagi duduk diatas ranjang masih lihatin dia sekarang sibuk sama HPnya.
Satu persatu gue perhatikan seluruh badan Jeno yang emang lebih dari kata good body. Dengan lancang bahkan pikiran gue udah ngebuat Jeno telanjang sekarang.
Hal yang gue sukai dari tubuhnya, bahu juga bibir. Gue suka kedua itu yang bikin gue malah makin bergairah cuma dengan lihat Jeno.
Gue mengerjap, menggeleng lalu menutupi wajah. Merutuki diri sendiri karena ngerasa udah lancang banget.
Jeno naruh HPnya dimeja rias gue lalu merangkak untuk deketin gue yang cuma bicara pake ekspresi.
"Lo lagi suka sama orang?"
Bibir gue mengatup ketika dengar pertanyaan Jeno. Jadi dia gak tau siapa yang gue suka?
Gue ngegeleng pelan. "Kalau gue emang lagi suka sama orang lain, mungkin gue udah nolak lo kemarin."
Atensi gue turun ke bibir bawahnya karena sedikit dia pout-in. "Jadi gak ada? Gue gimana? Lo gak suka sama gue?"
Mati - matian gue nahan gugup. Gue masih bisa mengontrol diri untuk bersikap normal. Walau sebenarnya pipi gue udah panas.
"Kalau lo sendiri?" Gue tanya dia balik.
"Gak ada juga. Gue lagi gak suka sama siapa - siapa. Sendiri begini rasanya lebih bebas."
Tanpa sadar gue natap dia serius, dan mungkin Jeno sadar, dia jadi natap gue kaget gitu. "Kenapa? jawaban gue salah?"
Buang napas kecil, gue ngegeleng dan ngegaruk dahi. "Gak salah sama sekali. Ada benernya."
Tangan Jeno tiba - tiba terulur untuk ngelepas ikatan rambut gue. Surai hitam bergelombang milik gue jadi terurai gitu aja karena ulah dia.
"Lo mau liat sesuatu?"
Gue gak bodoh. Gue tau Jeno lagi lihat bibir gue meski dia menunggu jawaban gue dari pertanyaannya.
"...liat apa?"
"black roses,"
Suara rendah Jeno bikin gue meremang. "Mawar hitam yang bakal bikin lo ketagihan untuk lihat terus." bisik dia disamping telinga gue.
Jeno langsung mengecup bawah telinga gue bikin gue merunduk dan ketawa kecil. Gue memegang bahunya untuk didorong sedikit sampe obsidian kami bertemu. "Lihat dimana?"
YOU ARE READING
PRECIOUS BOY | LEE JENO
FanfictionTanda kutip disetiap antara satu kata dan kalimat itu bisa berarti beda dari apa yang dimaksud sebenarnya.