Belum di revisi, tandai jika kalian menemukan typo minna.. Btw, komen yang banyak biar Afni semangat nulisnya, spam emot juga ga masalahヾ(^-^)ノ
•
•
•
•
•Heningnya malam bersalju tidak membuat Itachi mengurungkan niatnya untuk menemui sang Ibu, ia sudah mendengar dari mata-matanya bahwa Ashura, kakaknya murka dan memutuskan hubungannya dengan sang Ibu setelah mengetahui kebenaran besar. Hal itu membuat Itachi juga berniat menanyakan secara langsung dan memastikan semuanya.
Pria dengan dua garis di wajahnya itu berjalan cepat menuju kamar Ibunya, ia yakin Naori sekarang sudah meluluh lantahkan kamarnya itu saat putra kebanggaannya memutuskan pergi. Seketika senyum sinis tersungging di bibirnya, wanita itu selalu menjadikannya nomor dua setelah Ashura.
Langakah Itachi berhenti tepat didepan pintu kamar Naori, pria itu membukanya dengan kasar. Tepat seperti dugaannya, ruangan yang ia masuki lebih tepat disebut kapal pecah daripada kamar seorang Ratu.
"Kau juga mau menuntut penjelasan dariku hah ?" Teriak Naori saat melihat tatapan datar putra bungsunya.
Kepalanya terasa ingin pecah, pertengkarannya dengan Ashura beberapa saat lalu membuat suasana hatinya menjadi buruk.
"Jadi semua itu benar ?" Itachi berjalan dengan tenang lalu mendudukkan dirinya didepan sang Ibunda. Naori memperhatikan setiap gerak gerik putranya.
"Pada akhiranya apa yang kau tanam itulah yang kau tuai," ujar Itachi dengan tenang, wajahnya tetap datar dengan sorot tajam saat manik serupa itu bertemu.
Naori menggeram, wanita itu hampir memukul meja jika saja putranya itu tak melanjutkan ucapannya.
"Bukankah kekusaan yang selama ini Ibunda inginkan ?" Tanya Itachi, pria itu terkekeh melihat wajah kesal Ibunya.
"Langsung pada intinya,"
"Aku menawarkan kerjasama pada Ibunda," sahutnya. Sepertinya kebenaran soal apa yang mata-matanya katakan tidak perlu diragukan lagi. Tapi ia tidak peduli dengan semua itu, baginya kekuasaan adalah segalanya, tidak peduli itu haknya atau pun bukan. Dan untuk mencapai semua itu ia membutuhkan kekuatan besar.
"Sebenarnya aku cukup kecewa karena Ibu selalu menjadikan ku nomor dua setelah Ashura, hanya karena kekuatannya yang melebihi diriku. Ibunda melupakan fakta kalau hatinya lemah tidak seperti diriku yang dipenuhi ambisi," Naori menghela nafas, ia sadar selama ini telah membedakan kedua putranya, sejak dulu perhatiannya selalu tertuju pada Ashura, putra sulungnya.
Bukan tanpa alasan, selain karena Ashura adalah putra sulung dan memiliki kekuatan diatas Itachi, ia juga melakukannya karena sadar putra sulungnya itu memiliki sifat yang hampir sama seperti ayahnya -Kawasaki Ren, tidak sama seperti Itachi yang cenderung memiliki sifat seperti dirinya.
Ia hanya tidak mau putranya berpaling dan berbalik menentangnya, sama seperti yang tengah terjadi saat ini. Meski ia akui ia salah dalam mendidik anak-anaknya. Ia selalu menuntut anak-anaknya untuk menjadi yang terbaik, yang tanpa sadar menimbulkan pertarungan dan kecemburuan dihati keduanya. Tapi sungguh ia melakukan itu semua demi kebaikan keduanya, ia tidak ingin kedua putranya itu hidup sepertinya dulu, tidak memiliki kekuatan dan berakhir tersingkirkan.
"Bukan hanya karena itu. Ibu akui sekarang kau sudah setara dengan kakakmu, tapi kekuatan saja tidak cukup Itachi. Bagaimana pun kau tetap anak kedua, bukan pertama yang sudah selayaknya menjadi pewaris," ujar Naori berusaha menjelaskan. Entahlah ia terlalu bingung jika harus menjelaskan semuanya.
Itachi mendecih, ia benar-benar kesal mendengar ucapan Ibunya yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Ashura yang bahkan sekarang sudah mencampakkan wanita itu, "Cih, bahkan Ibu masih menyebutnya layak setelah kebohonganmu terbongkar. Dia bahkan sudah meninggalkan Ibu, berhentilah membanggakannya di depanku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bond Of Love
FanficTerkadang cinta tak harus selalu bersama, adakalanya perpisahan justru membuat ikatan cinta semakin kuat.