Seorang gadis berlari keluar dari kelas. Keadaan koridor memang cukup ramai siang ini, membuatnya beberapa kali menabrak orang yang berlalu lalang. Dering telepon membuatnya memperlambat langkah berusaha mengambil handphone dari dalam tas, sedangkan tumpukan buku di tangan kanannya menghambat pergerakan.
Veli memutar matanya melihat nama yang tertera pada benda pipih tersebut, dan bergegas mengangkat panggilan masuk itu.
"Hallo, J"
"....."
"Ya, ini baru selesai kelas."
"....."
"Nanti aja makannya aku mau ngumpul sama Manda, teman SMA ku. Udah dulu ya?"
"....."
Veli mendengus singkat, kembali memasukkan teleponnya, dan menatap pada kejauhan. Di depan sudah ada Manda yang melompat - lompat sambil melambaikan tangan. Veli berlari pelan menghamburkan diri dalam pelukan singkat Manda.
"Gila, sepulang dari sana sibuk terus ya. Padahal udah sebulan loh Vel, sebulan!" Sindiran itu malah membuat Veli terbahak dan mendapat pelototan dari sahabatnya yang semakin kesal.
Dikaitkannya tangan pada siku Manda. "Dimana yang lain?" tanya Veli begitu mereka sampai pada gerbang kampus.
"Nunggu di cafe yang itu tuh,"
Veli mengarahkan pandangannya pada arah yang ditunjuk Manda. Tepat pada persimpangan sebelum memasuki area kampus ada cafe bertingkat yang didominasi warna putih dan biru lembut. Cafe baru. Cafe kecil dengan beragam tumbuhan merambat di sekitaran kusen jendela dan pintu. Banyak juga yang tumbuh di dalam pot - pot cantik berukuran mini yang menghiasi luar sampai dalam cafe.
Begitu memasuki cafe terdengar suara lonceng kecil dan sambutan ramah seorang staff wanita di balik mesin kasir, seorang pria lain juga sibuk meracik minuman membelakangi mereka. Antrian siang itu cukup panjang, bukan hanya mahasiswa dari kampusnya, banyak pula siswi SMA yang memadati antrian.
Matanya menatap sudut ruangan dimana temannya duduk. Ada Clarissa gadis cantik berambut panjang, sibuk bermain game online dari HP-nya. Sedangkan di depan gadis itu juga ada Teguh, cowok keturunan Chindo yang sibuk mengotak atik laptopnya.
Manda menepuk pundak Teguh meletakkan tas selempangnya pada bangku kosong di sebelah cowok itu. Membuat Teguh mengumpat kaget sementara Manda sudah berlalu dan terbahak.
Teguh mendelik tajam lalu menatap Veli penuh permusuhan.
"Jual aja tuh iPhone kalo ga bisa di chat."
Veli meringis. Lagi - lagi.
"Ya maaf bos, khilaf."
Teguh mengerutkan kening, dan menutup laptop di depannya namun terlihat sama sekali tak berminat menyimpan laptop itu ke dalam tas.
"Serius deh, Vel. Kayaknya ada sesuatu deh di HP mu."
Clarissa sendiri sudah mengunci HP -nya dan mulai mengikuti arah pembicaraan -merasa tertarik. Sedangkan Manda masih pergi mengambil pesanan mereka.
"Nggak merasa aneh gitu Vel? Kenapa diantara kita semua kau tuh paling nggak bisa safe nomorku?"
Veli mendengus mengalihkan pandangan ke Manda yang berjalan mendekat dengan tangan memegang nampan berisi empat gelas minuman dan wajah yang setengah mati seriusnya.
"Di counter nya lagi rame banget, jadi cogannya gak sempat ngantar pesanan kita." Ungkap Manda sambil nyengir, modus aja emang, buat deketin yang buat minuman. Menaruh nampan ke tengah dan mengambil strawberry milk untuk dirinya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/277105295-288-k190562.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Life Story
Romance17+ Veliora Adrianto tak pernah menyangka hidupnya bisa semenyedihkan ini. Berharap pangeran berkuda putih mendatanginya, namun malah badboy abal - abal dan cowok sampah yang dijumpai. Siapa bilang punya doi playboy, posesif, badboy, cuek, dan berda...