Jangan lupa Vote dan komen!
Happy Reading
.
.
.
Sebenarnya tidak sulit bagi SooBin untuk memulai sebuah pertemanan. Mungkin bisa dibilang SooBin bukannya tidak pandai bergaul, hanya saja dia terlampau malas melakukannya.Bagaimana, ya? Tidak ada yang bisa memahaminya bahkan TaeHyun yang telah menjadi temannya selama hampir dua tahun sekalipun. Pemuda dengan marga Park itu seolah tak tertarik melayangkan pandangan pada tiap jiwa yang memenuhi ruang kelas sejak hari pertama sekolah. Memilih duduk diam di sudut kelas dengan telinga tersumpal sebuah airpods berwarna putih.
Pada awalnya masih banyak teman yang mencoba menyapanya, atau sekadar berbasa-basi mengenai tugas kelompok yang harus dikumpulkan pekan depan. Namun mereka justru harus menerima tatapan datar penuh ketidak tertarikan dari lawan bicara dan berakhir dengan mereka menjauhi SooBin satu persatu.
Sayang sekali, pria tampan seperti itu justru adalah titisan batu. Diam tak berekspresi. Itulah diri SooBin yang mereka kenal.
Namun tidak untuk TaeHyun, tentu saja. SooBin itu pria yang menyenangkan, sebenarnya. Dia tidak banyak berbasa-basi jika apa yang dikatakannya memang penting, singkatnya dia tipe orang to the point.
Dan untuk pertama kalinya, dalam seumur hidup TaeHyun, pria itu baru saja menemukan satu lagi sisi dari diri SooBin yang membuatnya nyaris melongo tak percaya saat melihat pria itu kini mengangkat tangan tinggi-tinggi saat pemilihan ketua kelas.
Tidak hanya TaeHyun, seluruh kelas dibuat tekejut bukan main dan menolehkan kepala serentak pada bangku pojok yang sejak awal tak diperhatikan. Mirae ssaem bahkan tak luput memandang terkejut sekaligus bingung pada detik pertama, "Ya? Ada apa Park SooBin? Kau ingin izin ke kamar mandi?" Oh Tuhan, Mirae benar-benar menganggap SooBin sedang asal mengangkat tangan sekarang. Alih-alih mengajukan diri sebagai kandidat ketua kelas ia justru berpikir anak itu hendak izin keluar.
Namun disana SooBin justru menggeleng enteng. "Saya ingin menyalonkan diri, ssaem," balasnya percaya diri.
"Kau sudah gila?" Barusan adalah desisan dari TaeHyun yang menyikut lengan SooBin. SooBin menoleh, tersenyum kecil. "Kenapa? Tidak boleh?" tanyanya kemudian.
"Bukan begitu, tapi kenapaㅡ"
"Baiklah kalau begitu, sepertinya kita sudah memiliki tiga kandidat disini. Bagus sekali, SooBin. Sekarang saatnya voting." Ucapan Mirae ssaem memotong kalimat TaeHyun yang kini tersangkut di kerongkongan.
Kelas kini benar-benar ramai. Setelah aksi SooBin yang seratus kali lebih menggemparkan dibanding gosip artis di luar sana menjadi bahan pembicaraan hingga jam sekolah berakhir sore harinya. Lantas lanjut esok hari, dan esok hari lagi, dan berakhir tepat pada pekan kedua semenjak SooBin menjabat sebagai wakil ketua kelas 11-B.
Kalau setiap sekolah memiliki sejarahnya masing-masing, boleh jadi SooBin akan menjadi salah satu bahan cerita dari generasi ke generasi. Bayangkan saja, pria yang dulunya tak tertarik dengan sekitar dam memilih menyendiri di pojok kelas mendadak menjadi pria yang pandai bergaul sekaligus menjabat sebagai wakil ketua. Lagipula, wajah SooBin yang cukup tampan lebih dulu menjadi sorotan semenjak tahun ajaran baru kemarin. Sempat meredup namun kini kembali bersinar lebih terang.
Benar, inilah diri SooBin yang baru di SMA Seobom.
Tunggu sebentar, jika SooBin adalah wakil ketua, lantas siapa ketua kelasnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
How to be your friends
FanfictionArin adalah salah satu dari banyak orang yang percaya jika laki-laki dan perempuan itu tidak pernah bisa berteman. Entah apa yang terjadi di masa lalunya, Arin tak pernah mau membicarakan atau menyinggung hal itu. Lagipula semua sudah tahu. Tapi say...