Awas typo
Taehyung memakai bajunya saat dirinya sudah bersih bersih, pagi ini Taehyung beraktivitas seperti biasa. Kesekolah untuk menuntut ilmu dan berusaha menjadi orang besar.
Taehyung mengambil tasnya dan bergegas pergi dari tempat yang ia tinggali, Taehyung berlari menuju halte bus dan bus pun datang. Taehyung segera menaiki bus tersebut dan menggesekkan kartu busnya.
"Kita ketemu lagi anak muda."
Taehyung menatap pria paruh baya tersebut dengan seyuman, dia menunduk 90° tak luput dari senyumnya yang menawan.
"Iya paman, kita bertemu lagi. Semoga paman dikasih jadwal pagi biar kita bertemu terus hehe!" Ujar Taehyung mencoba mengurangi rasa kegugupan.
Paman Haechan mengangguk, "Duduk rapih, Paman akan mengantarkan kamu kesekolah."
Taehyung bersikap tegap dan menghormat, "Siap paman!"
Paman Haechan tertawa dan matanya menatap kekaca atas, disana Ada Taehyung yang duduk dengan yang ia katakan. Rapih dan tertib, Haechan tersenyum dan segera menjalankan bus tersebut.
"Waktu terasa singkat, kemarin aku manggil kamu Tuan muda. Sekarang, itu hanya kenangan karena sekarang aku manggilmu dengan namanya saja, Taehyung." Lirih paman Haechan menahan tangisannya.
Dia mengingat bagaimana tubuh Taehyung yang meledak hingga darahnya berkucuran kemana mana. Haechan menggelengkan kepala, menyadari dia hendak menangis.
Tidak, Haechan tidak boleh menangis. Dia sedang mengendarai bus, celaka kalau dia menangis. Haechan menepuk dadanya karena sesak dan menghela nafas kasar.
"Sekarang, buat ini jadi lebih mudah. Ayo." Desis Haechan dengan senyumnya lalu menatap Taehyung dari arah kaca atasnya lagi.
Taehyung memandangi kota Seoul dari jendela bus, Taehyung menatap seri orang orang yang berjalan kaki. Saat menyadari dia sudah mencapai tujuannya Taehyung segera turun dari bus dan berpamitan dengan Paman Haechan.
Taehyung berjalan santai dengan earphone yang bertengger manis ditelinga kanannya. Taehyung sedang mendengar lagu ciptaanya sendiri, Taehyung sangat menyukai lirik lagu yang ia buat ini.
Sangkin menariknya lagu yang ia denger, sampai Taehyung tidak menyadari bahwa ada Min Jungkook disebelahnya dengan pandang remeh pada muka Lee Taehyung.
"Sok soan dengerin lagu, orang kuping budeg kok dengerin lagu. Nanti budeg dua duanya gimana? Jiaakkkhh!" Tawa Jungkook keras membuat yang mendengarnya juga tertawa.
Taehyung menatap sekitar, semua orang menertawainya karena ia cacat. Taehyung menahan tangisannya dan menatap Jungkook tajam.
Jungkook tersenyum sinis dan kembali berteriak, "Temen temen! Liaat! Dia mau naangeeess! Yaaa anak Tunarunggu nanngeesss! Kaya gitu aja nanges! Dasar cengeng! Gak guna lo nangis disini bego!"
Taehyung menahan rasa sakit dihatinya agar tidak menangis, segitunya Jungkook membulinya. Apa Jungkook punya dendam padanya sampai sampai dia membully Taehyung tanpa henti?
"Mulut kamu bau busuk Kook, dan kamu mirip seperti anjing yang menggonggong terus. Apa kamu tuhan dan menyuruh aku mati lalu bilang aku itu gak berguna? Lihat diri kamu sendiri, kamu pantas mati dan hidupmu berguna atau enggak." Setelah mengatakan seperti itu Taehyung mulai berjelenggang pergi.
Jungkook masih terdiam saat mendengar kata kata Taehyung yang seperti hantu ditelinganya, Jungkook menatap bahu Taehyung dan berlari kearahnya.
Jungkook melepaskan tasnya dan berteriak, "HOOYY!"
KAMU SEDANG MEMBACA
yesterday - taekook
Fanfiction"Yesterday, you lost control." Will they become one or will they be divided? Season 2 from Mafia Twin's [Friendship] 🚨Bukan BXB [Hiatus]