Airen

15 0 0
                                    

■■■■


Airen dan kedua temannya kembali ke hotel, Airen tampak lesu dan tak bersemangat, mengingat bagaimana Lee Seung Gi benar-benar tidak mengenalnya sama sekali. Bahkan tadi Airen tepat di depan mata Lee Seung Gi, pria itu juga melihatnya.

"Ren, lo kenapa sih gak asik gitu dari tadi?" Tanya Daisha yang mencoba menanyakan kondisi Airen karena sudah 2 hari ini dia tampak aneh, dan hanya terus melamun tanpa semangat.

"Kek nya kata Ester bener deh soal yang chattingan sama gue, tapi terus yang tiap malem Video Call sama gue siapa dong, jelas-jelas itu dia, tapi kenapa dia kek gak kenal gitu ya ama gue tadi? Bahkan senyum aja engga." Rengek Airen, yang akhirnya membuka suara untuk menceritakan kepada kedua temannya.

"Mungkin dia profesional, ren. Takut nya kalo dia senyum sama lo di kira orang-orang gimana gitu." Jelas Ester pada Airen mencoba sedikit lebih menenangkannya.

"Tapi kan dia harusnya anggap gue fans nya aja, gampang kan. Lagian dia aja senyum sama yang lain, masa sama gue dia acuh plus dingin kaya gitu, kek memperlakuin nya bener-bener beda. Udah gitu dia udah 3 hari gak bales pesan gue, gak ada panggilan setiap malem akhir-akhir ini, gue kangen banget padahal" Airen merengek di sepanjang jalan kepada kedua temannya, tak sadar dia benar-benar menangis sedikit di sana.

"Lu buat salah kali" Kata Daisha, Airen menghapus beberapa air mata yang tidak bisa di tahan oleh nya karena merindukan sosok Lee Seung Gi yang perhatian di kehidupannya.

"Harusnya dia ngomong gitu kalo gue buat salah, jadikan gue bisa introspeksi diri. Jangan diemin gue tiba-tiba gitu, tau ah kesel" Airen terdengar benar-benar kesal dengan sikap Lee Seung Gi padanya.

Whydnam Kasablanka Hotel

Jakarta.

"Ren, di kamar kita aja yuk, sambil makan, kita beli Pizza" Ajak Daisha pada Airen, Airen hanya berjalan memasuki kamar nya yang tepat di sebelah mereka, dan mengabaikan kedua temannya yang nampak khawatir pada Airen.

Airen menutup pintu kamarnya, ia mencoba melihat kakaotalk nya, tak ada satu pesan pun balasan dari Lee Seung Gi untuknya. Airen menghela nafasnya panjang, dan mencoba untuk tetap tenang.

Hari H Fansign

16.00 WIB


Ester dan Daisha masih di lobby hotel menunggu Airen keluar dari kamarnya. Airen keluar dari lift dengan penampilannya yang benar-benar natural dan apa adanya, hanya saja dia memang cocok dengan penampilannya yang seperti itu. Mata Airen tampak sangat jelas kurang tidur.

"Eh, katanya Seung Gi juga di hotel ini tau" Ujar Daisha pada Airen berusaha membuat Airen terlihat senang. Ester menyenggol Daisha.

"Ussttt, dia lagi gak baik, jangan bahas Seung Gi." Bisik Ester.

"Eh, ren. Lu kenapa sih? Dengerin gue ya, lu harus sadar dan balik sama diri lu, anggap aja kemarin cuman penghibur aja dia sebagai idola lu, trus dengan dia kek gini lu gak bahagia mau hadap-hadapan sama dia? mana Airen yang dulu? Yang selalu bahagia pas dia mau ke Indonesia?" Airen menoleh pada Ester seolah dia baru saja di sadarkan. Airen berfikir lagi, iya juga, lagian mikir aja deh siapa yang mau sama gue, seorang Lee Seung Gi mana mungkin bisa suka sama gue, gue kek nya kebanyakan ngelamun deh kemarin, sampe ngehalu tingkat tinggi banget, seolah beranggapan jika itu nyata, batin Airen.

Beberapa orang asing keluar dari lift, mereka menoleh pada asal lift itu. Tampak tak asing dengan pria yang baru saja keluar, lalu melintasi mereka. Airen, Daisha, dan Ester memperhatikan pria itu yang baru saja keluar dari lift bersama beberapa manager nya, Seung Gi menunduk pada mereka seolah menyapa nya.

AirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang