ELANG-02

3.9K 357 173
                                    

Pukulan demi pukulan Elang dapatkan membuat tubuhnya di penuhi oleh luka dan memar

Elang berdiri berjalan pergi seraya menyeret salah satu kakinya yg mati rasa. Sebelum pergi ia sempat melirik sekilas pada Akbar––Ayahnya.

"Cih, kedua pasangan yg sangat mencintai" Gumam Elang dan kembali meneruskan langkahnya membuka pintu kamar secara kasar.

Setelah merebahkan dirinya di kasur, Elang mengusap wajahnya dengan pelan. Ia memejamkan matanya dengan satu tangan kanan yg berada di atas wajahnya untuk menutup matanya.

Cowo itu terdiam beberapa saat. Meresapi setiap rasa sakit yg selalu ia dapatkan setiap harinya.

Suara pintu yg di ketuk dari luar membuat Elang berdecak malas mengetahui siapa yg akan masuk ke dalam kamarnya, cowo itu berbalik memunggungi seorang wanita yg berumur tidak jauh dari umurnya.

"Elang, kaki kamu! Kaki kam–kamu kenapa?!" Jerit wanita itu dengan suara yg tertahan.

"Ck, gue gapapa" Decak Elang dengan malas.

"Sebentar" Setelah mengatakan itu terdengar suara pintu yg tertutup dari luar membuat ia menghela nafasnya.

Menit demi menit berlalu, namun wanita itu tak kunjung kembali membuat Elang mengepalkan kedua tangannya erat.

Ia bangkit dan duduk di tepi ranjang dan dengan kaki yg tertatih-tatih meraih kunci mobil serta ponsel miliknya yg berada di atas nakas.

"Ngapain kamu membawa jalang itu ke sini mas!" Suara teriakan terdengar membuat Elang tak sedikitpun mencoba menghiraukan.

Suara tamparan menggema membuat Elang menghentikan langkahnya seketika. Cowo itu berbalik menatap Akbar dengan sinis.

"Apa? Mengapa menatapku? Lanjutkan kegiatanmu–" Jeda Elang seraya melirik wanita yg berumur tak jauh darinya sekilas.

"–Ku rasa ia menyukainya" Lanjutnya dengan senyum sinis.

Elang berbalik membuat Akbar memandang punggungnya dari belakang.

"Mau kemana kamu malam-malam seperti ini?!" Tanya Akbar dengan nada meninggi.

Akbar menggeram kesal di saat tak kunjung mendapat jawaban dari putra nya. "Berani kamu berjalan selangkah lagi! Ayah tidak–"

"Ayah akan apa?" Potong Elang yg kini sudah mendudukan dirinya di atas kap mobil.

"Ayah akan–" Jeda Akbar melirik sekilas pada wanita di sampingnya seraya tersenyum sinis.

Plak.

Suara tamparan kembali menggema membuat telinga Elang berdengung dalam sekejap.

Elang memejamkan matanya perlahan ketika pemandangan di depannya kembali ia dapatkan. Bukan. Bukan pemandangan dimana ayahnya kembali menampar ibunya, tapi pemandangan yg sangat. Sangat menyakitkan baginya.

"Ahh.."

Suara menjijikkan itu. Suara yg sangat ia benci sejak dahulu. Dahulu, di saat dirinya masih berseragam putih merah. Ia mendapati ayah nya yg melakukan hal tak senonoh tepat di atas meja makan bersama wanita yg tak di kenalnya. Dan sekarang ia kembali mendapatkan itu.

Pemandangan dimana Akbar menyetubuhi kedua wanitanya dengan brutal dan kasar tepat di hadapannya.

"Sakit mas.."

Elang berdecih kesal mendengar lontaran dari ibunya. Dasar wanita bodoh. Bukannya membentak dan mencaci maki suaminya justru wanita bodoh itu menikmati ketika kembali tamparan dan pukulan melayang pada tubuhnya.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang