EDELWEISS

23 5 4
                                    

Gita masuk ke dalam area pemakaman dengan langkah tenang. Membawa sebuket bunga dan menghampiri makam seseorang yang begitu ia sayang. Meletakkan buket bunga itu di samping nisan dan menyapanya.

"Hai, maaf baru dateng sekarang," ujar Gita tersenyum tipis.

"Aku senang bisa mengenal kamu dengan dekat. Bisa bahagia bareng, sedih bareng, pokoknya semuanya barengan. Kamu ingat bunga Edelweis ini kan? Aku bawa dari pegunungan everest." Gita tertawa kecil. "Hehehe canda-canda."

"Kamu kok cepet banget, sih perginya? Padahal udah janji mau bareng-bareng sampai hari tua? Dosa lho ngingkarnya," ujar Gita terkekeh kecil. "Karena kamu udah bertemu dengan Tuhan, ya udah, deh, gak jadi dosanya. Btw, makasih banyaaaak atas semuanya. Terima kasih sudah datang dalam hidup aku. Kamu tau, aku senenggg banget."

Ekspersi Gita berubah murung di waktu yang bersemaan. Setelah beberapa menit mencurahkan keluh kesahnya di depan makam itu, Gita berdiri sambil tersenyum lebar.

"Aku pulang dulu yaa... Jaga diri baik-baik."

Gita melihat seorang cowok di depan sana melambaikan tangannya. Ia berlari menghampiri cowok itu.

"Udah?"

Gita menganggukkan kepalanya. "Ayo, sekarang giliran kamu. Sapa, gih."

Gita tersenyum tipis melihat cowok itu menyapa makam tersebut. Menghembuskan napas kasar dan menghapus air mata yang menggambang.

Dia sudah pergi, tapi kenangannya akan tetap abadi.

Seperti Sang Edelweiss...

***

TBC

EDELWEISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang