Karena March dan Grim dihitung menjadi satu siswa, maka slot bintang permohonan mereka hanya diberikan satu. Sungguh, kepala sekolah yang sangat kikir dan tamak! Tentu saja, pemikiran ini hanya Emily dan March sendiri lah yang tahu. Bintang kristal tersebut telah diberikan sepenuhnya pada Grim, March mengalah. Menurut sang gadis, pemuda itu terlalu baik hingga selalu dimanfaatkan oleh yang lain, terutama Crowley.
Emily juga sudah mengumpulkan permohonannya pada Deuce. Sebuah permintaan konyol yang mengatakan bahwa ia ingin makan es krim berdua saja dengan Malleus. Mungkin lebih baik, ia memberikan bintangnya pada March agar sang Kantoku-sei itu dapat pulang ke dunia asalnya. Meskipun tak tentu kalau permohonan March dapat dikabulkan. Tapi, hal ini dapat membuat ia dan Malleus bermain bersama tanpa ada gangguan, bukan?
Brak!
Hentakan keras di dinding dorm Heartslabyul terdengar dengan sangat lantang. Siapa lagi kalau bukan Emily yang menubrukkan kepalanya ke dinding? Membuat darah dari kepala gadis itu mengalir seketika. Mengabaikan omelan dari Riddle dan perkataan panik dari Cater.
Apa yang baru saja ia pikirkan? Sebuah hal jahat? Seorang kelinci mencoba untuk mengusir kedatangan dan kebahagiaan sang Alice? Ini adalah hal yang tak boleh ia pikirkan.
Dengan cepat, Emily telah dibawa oleh Cater ke common room Heartslabyul. Ia duduk di sofa, masih sibuk dengan lamunannya. Tak mendengar apa yang para senior-nya katakan. Nampaknya, gadis itu sudah terlalu hanyut akan fantasi yang ia pikirkan.
"Uwah, kalau Malleus-kun melihat ini, mungkin saja ia akan marah padaku," gumam Cater seraya tertawa kikuk. Keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Namun, tangan pemuda berambut oranye itu sibuk memberi plester pada dahi Emily.
"Huh, maksudmu Tsunotaro-senpai?" tanya Emily, pelan.
"Benar! Akhirnya kau sadar juga, Emi-chan!"
"Cater-senpai ngomongin soal Tsunotaro-senpai .... Bayarannya lima belas macaron!" seru Emily dengan dahi yang penuh kerutan dan alis tertaut. Tangan gadis itu mengulur, meminta manisan, "ayo, mana?!"
"Kok gitu?!"
Cater terlonjak kaget, tapi dengan cepat ia kembali ke mode tertawa seperti biasa. Adik kelasnya yang satu ini benar-benar penuh kejutan. Pemuda bermarga Diamond tersebut mulai paham akan Riddle yang selalu saja sakit kepala atau stress ketika menghadapinya.
"Ya, habisnya! Aku sedang pusing soal Tsunotaro-senpai, terus Cater-senpai angkat lagi topiknya!" balas sang gadis dengan penuh marah. Tingkahnya lebih terbuka, mengekspresikan emosinya dengan ringan.
Pemuda itu sweatdrop, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lantas terkekeh, "Maaf, Emi-chan, mana aku tahu apa yang sedang ada di pikiranmu."
Emily menghela napas, lalu berbaring seenak jidat di atas sofa. Ia membalikkan badan, tak menatap Cater. Berpikir keras bukanlah forte-nya dan gadis itu benar-benar sudah kelelahan. Melihat tingkah Emily, Cater hanya bisa menggelengkan kepala seraya berkacak pinggang.
Hampir seluruh murid di dorm Heartslabyul juga kenalan sang gadis mengetahui bahwa ia menaruh perhatian khusus pada Malleus. Mungkin, hanya dirinya sendiri dan yang bersangkutan yang tak sadar akan hal itu. Kalaupun ditanya, apakah gadis tersebut menyukai Malleus, jawaban pertama yang dilontarkan olehnya adalah ...
'Benar! Aku sangat mengaguminya!'
Lalu, saat ada yang mendekati Malleus, ia akan cemburu setengah mati. Tolong catat, bahwa gadis itu pernah hampir bertengkar hebat dengan Sebek hanya karena masalah nama panggilan Malleus. Tapi, entah apa masalah mereka kali ini.
"Maa, padahal aku berharap mereka berdua akan menikmati perayaan mendatang nanti," gumam Cater, pasrah.
Beberapa menit berlalu setelah Cater pergi, Emily bangkit. Terganggu oleh nada dering handphone-nya yang berbunyi, dengan segera ia membuka kunci layar tersebut. Lalu, iris biru gelapnya mendapati sebuah pesan dari Deuce.
'Emily-san,
Shroud-senpai akan mengoleksi bintang permohonan
milik Malleus-senpai. Kuharap informasi ini berguna
untukmu!Oh, iya, March sudah menghubungi Shroud-senpai agar
kau yang pergi mengumpulkan. Tapi, aku memberitahumuini guna berhati-hati. Aku tidak tahu apa yang ada di
pikirannya soalnya. Ia bahkan tidak mau datang latihan
taiko drum secara fisik, urgh!Ngomong-ngomong soal March, ia selalu mengaitkan star sending dengan tanabata. Aku jadi penasaran, festival apa yang ia maksud itu?'
Membaca peringatan yang diakhiri dengan keluhan dari Deuce, membuat gadis itu tersadar. Benar, ia tidak boleh terus-terusan seperti ini. Sebelum diambil, Emily harus bertindak duluan. Bahkan berpikiran yang tidak-tidak, bukanlah diri Emily yang biasanya.
Gadis itu melompat dari sofa, berlari ke luar dari common room dengan kecepatan penuh. Dari jauh, terdengar teriakan Riddle yang penuh amarah dan bergema di koridor.
"EMILY! SUDAH BERAPA KALI KUBILANG JANGAN BERLARIAN DI DORM?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanabata ⇢Malleus Draconia × OC [✓]
Hayran Kurgu"Tanabata? Oh, festival yang mirip dengan star sending!" Night Raven College mengadakan tanabata khas dunia mereka, star sending. Mengumpulkan permohonan, menggantungnya di pohon besar, lalu membawanya ke angkasa pada langit malam. Perayaan yang tak...