PAGEBLUG

21.1K 391 9
                                    

Ggrrrrbyyuuuurrrrhh...

Suara deburan ombak.
Pukul 3.30am dini hari terlihat dua orang pemuda telanjang bulat mendorong sebuah perahu nelayan kecil berukuran 6 meter menuju ke laut.

Kedua pemuda itu adalah Bader dan Tofiq. Berusia 33 dan 26 tahun.
Keduanya bertubuh ramping berotot. Berkulit sawo matang.
Sudah menjadi tradisi dan kepercayaan kehidupan nelayan di desa Bades, Kec. Pasirian, Lumajang-Jatim; pada saat mendorong perahu ke laut untuk menangkap ikan harus dilakukan dengan telanjang bulat.

Setelah perahu itu mengapung di laut Bader dan Tofiq pun melompat ke atasnya.
Sebuah lampu badai menerangi kedua tubuh exotis pemuda itu. Mereka kini mengenakan celana pendek dan kaos.
Ritual mendorong perahu tanpa sehelai benangpun dipercaya agar tangkapan ikan melimpah.

***************************

Sekitar jam 10am kemudian terlihat perahu Bader dan Tofiq berlabuh.
Mereka  mendapatkan beberapa ikan tuna dan dua ekor ikan pari besar.

"Kamu jual semua ikan hasil tangkapan kita ini ke pasar Fiq, aku ambil satu ikan pari besar ini saja."

Kata Bader.

"Lho kenapa kang? Meskipun sedikit ya hasil tangkapan kita ini dibagi rata saja to? Kan kita nangkapnya bersama?"

"Udah, Fiq. Aku cuma butuh ikan pari ini saja. Ini syarat yang diminta oleh mbah Kasidi.
Istrimu kan barusan melahirkan, jadi kamu pasti lebih membutuhkan banyak uang saat ini."

"Oh gitu kang? Ya sudahlah kalo kang Bader ikhlas begitu, tapi saya nggak enak kang. Akhir-akhir ini kan memang semua nelayan sini jarang dapet hasil tangkapan yang bagus. Entah kenapa desa kita ini seperti dilanda paceklik, apa ya ikan-ikan di laut sini sudah pada pergi menjauh ya?"

"Desa kita sedang dilanda pageblug Fiq. Banyak kematian mendadak tiap hari dan cari ikan makin susah. Makanya aku mau minta bantuan Eyang Kasidi agar dibukakan rejeki kita, agar tangkapan kita melimpah lagi seperti dulu Fiq."

"Iyo kang Bad, smoga saja berhasil. Makasih ya kang."

Lalu kedua sahabat itu berpisah; Tofiq menuju ke pasar ikan dan Bader berbelok langsung ke rumahnya.

***************************

Desa Bades, Pasirian saat itu sedang dilanda pageblug yang mencekam penduduknya.
Dalam satu minggu bisa terjadi 5 kematian mendadak. Penduduk desa yang mayoritas bekerja sebagai nelayan itu juga makin kesulitan menangkap ikan, ikan-ikan di laut pesisir itu seakan menghilang semua entah kemana.

Ditambah dengan tewasnya 3 orang nelayan secara misterius membuat para pria di desa itu gentar untuk melaut lagi.
Tiga tubuh nelayan itu ditemukan terdampar di pantai 3 hari lalu, dalam keadaan telanjang bulat, dehidrasi, darah yang habis, luka mirip bekas cakaran di sekujur tubuh mereka dan alat vital yang putus.

Kini hampir tak ada nelayan yang berani melaut, kondisi desa pun sudah sangat sepi pada jam 7 malam, tak ada anak-anak bermain di luar rumah, tak ada pemuda-pemuda desa yang nongkrong di warung kopi,
semua orang memilih mengurung diri di dalam rumah, menutup pintu dan jendela rapat-rapat.

Namun tidak demikian dengan Bader...

*************************

Jam 4.30 pm, Pemuda jantan pemberani itu sedang mandi, ia bersiap-siap berkunjung ke rumah Eyang Kasidi.

Bader tinggal sendirian di rumah mungilnya yang terletak agak jauh dari rumah penduduk lain.
Sejak ditinggalkan oleh istrinya yang memilih menikah lagi dengan seorang pengusaha kaya pemilik minimarket Indomart di Lumajang kota, Bader makin sering menyendiri, menjauh dari kehidupan sosial, mungkin jiwanya begitu kecewa dan terluka.
Ia juga tak memiliki satupun sanak famili yang bisa menjadi tempat curahan hati.
Hanya ada beberapa gelintir sahabat dekat seperti Tofiq.

Bader sudah wangi, ia menyisir rapi rambutnya dan mengenakan kemeja usang sederhana dan celana panjang dan hoodie hitam yang sudah lusuh memudar warnanya.
Pemuda itu mengecek lagi ikan pari hasil tangkapannya apakah sesuai pesanan mbah Kasidi; yup ikan pari itu berjenis kelamin betina.
Bader lalu mengikat ikan pari yang bentangan siripnya mencapai 1,5 meter itu , lalu memanggulnya di bahu, beratnya mungkin sekitar 60kg.

Lalu Bader memacu motor supra bututnya menuju kediaman mbah Kasidi.
Saat itu cuaca sangat mendung dan angin bertiup kencang.

Tanpa disadari oleh Bader; sahabatnya Tofiq mengikuti diam-diam dengan jarak 30 meter di belakangnya.

Bersambung...
Note: jangan pelit vote dan follownya ya?😂
Follow juga tiktok ku :

http://tiktok.com/@ban9.ja9o

Bagi yg mau beramal pulsa atau suntikan dana bisa ke:

+6285746361110

Jangan disalah gunakan ut vc /telpon ya? 😂
Thx,🙏🙏🙏

Jangan disalah gunakan ut vc /telpon ya? 😂Thx,🙏🙏🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KLIWON(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang