PENGISI HATI

10.3K 249 12
                                    

Warning!: Gay sex konten, fetish konten.

Bader bangun jam 6 pagi.
Semalam ia ikut menyaksikan upacara larung laut itu dari kejauhan.
Bader merasa cemas dengan keselamatan sahabatnya; Tofiq.

Bader bukan tipe orang yang terburu nafsu, ia pandai menyimpan rahasia. Di lemarinya kini terdapat uang dalam jumlah puluhan juta, karena sudah 7 hari sejak Kliwon dilahirkan, dan ia menyusui bayinya itu tiap hari. Dan setiap selesai menyusui; isi lemarinya selalu bertambah dengan segepok uang.

Dan bila Kliwon mencapai usia remaja nanti, anak itu akan memberinya rejeki dalam bentuk bongkahan emas. Begitulah yang telah dituturkan oleh mbah Kasidi.

Kliwon bertumbuh dengan sangat cepat.
Dalam 7 hari usianya bayi itu kini nampak seperti berusia 3 tahun.
Ukuran Kliwon masih kecil, namun ia telah dapat berjalan.
Kliwon seorang anak yang sangat pendiam dan sangat penurut pada bapaknya. Ia hampir tidak pernah menangis, tidak pernah berisik dan jarang berbicara.
Karena itu memudahkan Bader untuk menjaga kerahasiaan keberadaan si Kliwon.
Bader tahu; makin besar si Kliwon, akan makin sulit untuk merahasiakannya dari penduduk desa.
Karena itu Bader berencana membeli sebidang tanah perkebunan di daerah Jember, dan akan memulai hidup baru bersama Kliwon disana nantinya.

Pagi itu Bader berencana menengok Tofiq.
Setelah selesai menyusui dan menidurkan si Kliwon, ia memacu motornya menuju ke rumah Tofiq.

**************************

Tofiq terbangun dari tidurnya jam 9 pagi dengan kepala pening dan tubuhnya sakit semua seperti habis dipukuli.

Tofiq tergolong anak yang kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Ia anak kedua dari 7 bersaudara.
Dan meskipun bila diamati beneran Tofiq berwajah manis dan sangat ngangenin, tapi ia juga bukan tipe cowok yang menyala dan bisa mengundang perhatian dalam sekilas pandang.
Dan lagi-lagi himpitan ekonomi membuat ia tumbuh tanpa perhatian atau bimbingan dari orang tuanya yang selalu sibuk mencari uang hingga berkejar-kejaran dengan waktu.

Namun Tofiq juga bukan anak manja. Ia memang putus sekolah, dan sejak berusia 13 tahun telah ikut melaut bersama Bader. Hingga ia sudah bisa mandiri sejak usia remaja.
Bagi Tofiq; Bader adalah figur seorang kakak yang sangat dikaguminya.
Dan secara diam-diam ia telah menyimpan hasrat aneh terhadap Bader.
Jantung Tofiq selalu berdebar kencang bilamana melihat Bader dengan cueknya bertelanjang bulat di hadapannya, bahkan sering kali ia melihat batang kelamin Bader setengah ngaceng, atau bahkan ngaceng penuh saat berbugil ria dalam kegiatan di perahu.
Tofiq bahkan pernah ssngat terangsang saat melihat Bader buang hajat di sisi perahu, saat pria jantan itu dengan cueknya berjongkok dalam keadaan bugil berjarak hanya 1,5 meter dari Tofiq. Sambil tangannya menghisap sebatang rokok dan membiarkan segumpal tahi berwarna coklat terang terdorong keluar dari lobang anusnya.
Sungguh pemandangan yang sangat sexy menggairahkan bagi Tofiq, sampai-sampai batang kontolnya sendiri ngaceng keras dan basah oleh cairan precum.

"Tofiq... Fiq... ?"

Sayup-sayup suara Bader membuyarkan lamunan Tofiq. Ia menengok keluar jendela kamarnya, Bader sahabatnya sedang berada di depan rumah sambil cengar- cengir nangkring di atas motor bututnya.

"Hoi Kang? Sebentar aku keluar."

Tofiq mengenakan jaket usangnya dan celana pendek lalu keluar menghampiri Bader.

"Tumben Kang, pagi-pagi dah kesini?"

"Kamu baik-baik saja Fiq? Aku kuatir sama kamu gara-gara upacara semalam."

"Aku baik-baik saja Kang, makasih."

"Ayo ikut aku sarapan dan ngopi Fiq. Biar kamu ga terlalu stres di rumah terus?"

"Ayo kang."

Tofiq membonceng ke motor Bader lalu mereka meluncur ke sebuah warung garang asem bandeng yang letaknya agak jauh dari desa.
Bader tahu garang asem bandeng adalah mekanan kegemaran Tofiq.
Mereka duduk di bangku kayu panjang, warung itu sepi karena masih pagi, hanya ada mereka berdua.
Letak warung itu di sebelah persawahan dan kolam ikan bandeng.

Bader menatap sahabatnya Tofiq yang sedang merokok dengan tatapan kosong ke arah sawah.

Tofiq seorang pemuda manis. Wajahnya dekil jantan tak terawat dan terbakar matahari khas wajah nelayan-nelayan miskin yang tak pernah menyadari betapa indahnya sebetulnya dirinya.

Dalam usianya yang kini 33 tahun, Bader telah mengenal Tofiq sejak anak itu berusia 7 tahun. Dan telah bekerja bersamanya selama 13 tahun.
Bader sangat menyayangi Tofiq, dan menganggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Diam-diam Bader merasa takut kehilangan Tofiq. Ia berencana mengajak Tofiq tinggal bersamanya setelah pindah ke Jember nanti, dan mengajaknya mengelola usaha bersama atau membeli perahu nelayan yang lebih besar dan modern.
Tapi apakah Tofiq bisa menerima keberadaan Kliwon?

"Fiq, aku punya rencana untuk pindah ke Jember. Disana aku mo beli perkebunan kelapa dan tembakau, apa kira-kira kamu mau ikut tinggal dan bekerja sama aku nanti di Jember?"

"Mau Kang. Aku juga udah bosan tinggal disini."

"Oh. Baiklah kalo begitu. Tapi ada 1 masalah lagi Fiq. Aku ini sekarang tidak hidup sendirian. Aku punya seorang anak Fiq. Gimana?"

"Ya ga apa-apa lho kang. Nanti kita rawat bersama anak kakang."

"Eh. Makasih Fiq pengertiannya. Tapi, ... Ada satu hal lagi Fiq: anakku tuh mungkin ga senormal anak-anak manusia lainnya?"

"Jangan kuatir kang. Aku ini dah anggap kang Bader kakakku sendiri. Aku dah lama tahu kehidupan kakang seperti apa, aku juga dah tahu hati kang Bader itu aslinya orang baik. Itu cukup bagiku kang.
Aku tahu kok kang Bader mengadakan perjanjian dengan setan, lewat mbah Kasidi.
Ya aku kuatir dan takut dengan perbuatan kakang itu.
Tapi sudahlah ga apa-apa, toh kita juga tidak benar-benar tahu dan memahami alam gaib dan alam manusia.
Kita jalani bersama saja kang. Aku siap kok."

Bader terpana mendengar jawaban Tofiq...

"Eh, makasih Fiq."

Tofiq tersenyum manis menatap wajah Bader yang awut-awutan penuh bulu tumbuh liar di sana-sini itu.
Betapa gagahnya wajah itu, wajah yang telah melewati berbagai kerasnya kehidupan, hampir membatu namun tak pernah bisa menghilangkan nurani kasih mendalam di lubuk jiwanya yang gelap.
Selalu ada setitik cahaya terang.

Dua mahluk yang telah sana-sama rusak oleh kehidupan.
Gersang tanpa sentuhan kelembutan kasih.
Kini saling mengisi lobang menganga dalam jiwa mereka.
Saling menguatkan dan menjaga.
Melahirkan kekuatan tak terkira...

Bersambung....

Note; jangan lupa vote dan follow.
Yg mau berdonasi pulsa atau dana bisa ke no wa;

+6285746361110

Mohon jgn disalah gunakan ut vc/tlp. Thx 😂

Note2: pengen bgt beli MINOXIDYL tapi ga punya uang 😥😥😥😥😥😥😥

KLIWON(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang