3 || Same Sentence 🍁

44 10 26
                                    

Attention : Alur dalam cerita ini akan dibuat maju-mundur, mohon perhatikan tanggal dan note yang tertulis pada bagian awal bab, Xiexie.

🍁

Beijing, China
Sept 27, 2018
|| 07.53下午 a.m

( Pergantian hari setelah malam kecelakaan Fa Jia )

Seorang gadis terbangun tiba-tiba karena merasa sesuatu menghantam keras dadanya, dengan napas memburu ia mencoba merilekskan diri seraya meremas selimut tebal yang terbalut pada setengah bagian tubuhnya.

Gadis itu membuka mata lalu mengedarkan tatapan pada sekeliling. Mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi dan apa yang sekarang tengah terjadi.

Namun nihil, semuanya kosong dan dirinya tidak mengingat apapun.

Sebuah ketukan pintu dibarengi suara menyadarkan sisa keterkejutannya. "Aku taruh bekalnya di atas meja, Jie. Jangan lupa sarapan."

Panggilan asing itu terdengar dari balik pintu, si gadis masih berusaha mencerna situasinya. Setelah orang di balik pintu itu pergi, ia membangkitkan diri dari atas tempat tidur. Dingin lantai pun menyambut lepas kaki polosnya.

Suasananya sangat terasa asing, kebingungan semakin menyelimuti dirinya. Ada beberapa note yang ada di dinding ditulis dengan Hiragana. Begitu juga dengan buku-buku bahasa Jepang dan Mandarin yang ada di atas nakas dekat lampu tidur, sepertinya kamar ini milik seseorang yang menguasai dua bahasa.

Gadis itu melangkah menuju meja rias yang memiliki kaca bulat pada bagian tengah. "Ini aku, tapi kenapa aku di sini?" tanya si gadis pada refleksinya sambil memegang wajah dengan tangan mungilnya.

"Baiklah, aku akan pergi mandi sekarang. Entah apa yang sedang terjadi, jikapun ini mimpi, mari lakukan dengan baik!"

Setelah menyelesaikan aktivitasnya, si gadis melangkah keluar dari kamar. Sebuah kotak makan yang terletak di atas meja menyambut dirinya, ada satu pot tanaman hias juga di sana, posisi meja itu berada di samping pintu.

Rumah dua lantai, batinnya.

Gadis itu menuruni tangga, dua orang asing tengah menikmati sarapan mereka. Lambat laun si gadis mulai menyadari sesuatu, mungkin mimpi ini adalah salah satu opsi dari banyak keinginannya. Dia tersenyum, entah karena apa. Gadis itu ingin menikmati sedikit perannya pada bagian ini.

"¹Ohayou!" ucapnya tiba-tiba saat kakinya menyentuh anak tangga terakhir, membuat seorang remaja lelaki yang duduk di depan meja makan tersedak keras. (¹Selamat pagi/Jepang)

Gadis itu menebak, suara di balik pintu pasti milik pemuda yang tersedak itu, sebab orang yang satunya merupakan pria paruh baya yang sudah berumur.

"Kenapa kamu membungkus makananku? Apa aku akan terlambat bekerja atau kuliah?" tanya Fuji.

Hening, dua orang di depannya tidak mengucapkan sepatah kata pun. Gadis itu memandangi orang yang diberi pertanyaan, hingga pemuda di depannya mengeluarkan suara.

"T-tidak terlambat, kau sudah lulus tahun lalu, Jie," ujar Akira dengan gugup lalu meneguk segelas air dengan cepat.

Pria tua yang satunya hanya terpaku, menatap lurus ke depan yang tak lain adalah kedua anaknya.

"Oh, ya, Ayah. Gelasmu belum terisi." Gadis itu menuangkan segelas air lalu di berikan pada lelaki yang ia sebut ayah tersebut.

"Jie, apa kau mabuk?" tanya Akira pelan.

Autumn for Jia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang