"Kita akan mendapat satu bulan hak cuti dan aku sangat bersemangat!" ujar Zhen di tengah sesi makan siangnya. Lelaki lulusan terbaik universitas ternama itu sangat apik soal urusan pekerjaan, dari awal Fuji mengenalnya, Zhen memang tertera sangat menikmati pekerjaannya.
Fuji yang mendengar ungkapan semangat jiwa muda yang meluap-luap dalam sosok yang hampir tidak lagi disebut anak muda itu hanya melontarkan senyuman singkat.
"Liburan apa yang kau rencanakan?" tanya Fuji.
"Emm, tentu saja aku akan menghabiskan waktu bersama keluarga. Ditambah anggota kami lengkap setelah kepulangan Zhea, mungkin kami akan pergi ke Harbin untuk bermain ski."
"Kedengarannya akan menyenangkan."
Zhen mengangguk membenarkan, kemudian balik bertanya pada Fuji. "Kamu sendiri bagaimana?"
"Aku?" Fuji hanya menusuk-nusuk puding yang terbalut fla kental di hadapannya dengan garpu.
"Ya, liburan seperti apa yang kamu rencanakan?" tanya Zhen lagi.
Gadis yang ditanya itu hanya fokus pada pikirannya sendiri tanpa memberi jawaban.
"Jika kau tidak punya rencana kau bisa bergabung bersamaku."
"Tidak perlu, aku mungkin akan menghabiskan waktu di rumah sambil sesekali memikirkan proyek yang kita jalani ataupun menyusun rencana untuk mencari proyek lainnya."
Zhen memetikkan kedua jarinya di depan wajah Fuji, seolah memberi seruan untuk menyadarkan gadis di hadapannya kini.
"Ayolah, Fuji. Kau jangan terlalu memikirkan perkerjaan, ini tentang liburan. Perusahaan kami punya beratus-ratus pekerja, kita tidak perlu khawatir soal proyek lain karena kita sudah fokus di porsinya. Memangnya sekarang kita sedang apa sampai waktu yang digunakan untuk bekerja saat ini tidak selesai di ujung bulan."
"Bukan begitu maksudku, Zhen. Kau salah paham."
"Ya terserahlah, aku akan ke toilet dulu sebentar," pamitnya sembari bangkit dari kursi lalu pergi dari sana.
Sebenarnya ada satu hal yang Fuji rencanakan, meski awalnya ia sangat tidak peduli soal gadis yang diucapkan Lian alias Fa Jia, hal itu justru sangat mengganggunya belakangan ini. Terlebih, setelah beberapa permasalahan yang ia lalui gadis itu menjadi semakin uring-uringan tak jelas tidak seperti biasanya.
Sekalipun ia ingin mencoba untuk tidak perduli tetap saja pada akhirnya hal itu mengganggu pikirannya. Rasa penasaran itu berhasil meruntuhkan ketidakpeduliannya, mau tidak mau gadis itu akan berusaha mencari celah informasi yang entah bagaimana ia akan selesai nantinya.
Meski tak terlihat jelas tujuannya apa dan untuk siapa. Setidaknya ia akan bertingkah walaupun itu hanya sekedar untuk menuntaskan rasa penasarannya.
🍁🍁
"Baik paman, biar nanti Kai coba tanyakan ya."
Kai Wen menutup teleponnya, disisi lain Zhen tengah sibuk menggarahkan penggaris dan pensilnya di atas kertas.
"Bagaimana?" tanya Zhen pada pria di hadapannya setelah Kai Wen selesai berbincang dengan pemilik Wang Entertainment melalui telpon.
"Ada dua model yang beliau pilih, kan? Dari situ ia minta Lian untuk memutuskan, selera anak muda mungkin akan lebih nyaman, katanya."
Fuji melirik ke arah keduanya saat nama itu disebutkan. Pasalnya, meskipun Lian berada di tempat ini tapi pria itu sangat jarang memunculkan wujudnya di depan mereka. Ketika datang pun pria itu hanya menyapa lalu pergi ke ruang pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn for Jia (Hiatus)
RomanceTiga bulan setelah kabar kematian pacarnya, Fa Jia. Lian Zhang menemukan seorang gadis imigran Jepang yang memiliki wajah persis dengan mendiang kekasihnya. Awalnya Lian Zhang sempat tidak percaya pada gadis yang mengaku bernama Fuji Nara itu mengat...