Enam

32.9K 2.4K 22
                                        

Hallo...pdf our secret sudah ready dg harga 40k saja yaw..

Ebook & kbm tersedia

Pembelian pdf bisa via wa di 089633021705 / 088973689642

***

Arsen memasuki ruangannya, rapat telah selesai. Jemarinya sedikit melonggarkan dasi berwarna maroon yang mengikat kerah kemejanya.

Pria itu siap duduk sebelum netranya tertuju pada benda yang menarik perhatiannya. Jemarinya terulur untuk mengambil undangan?

Jantung Arsen berpacu cepat saat nama yang ia kenali ada disana.

Isabella

Tanpa membaca siapa mempelai pria dalam undangannya, Arsen melempar benda itu jauh dari jangkauannya.

Rasa sakit itu masih ada dan Arsen tidak menyukai perasaan ini.

***

Makan malam berlangsung, mereka hanya berdua saja. Papi Arsen sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu. Sedangkan adiknya sedang sekolah di luar negeri, jadi di rumah besar itu hanya ada Arsen dan Lisa beserta para pelayan, di tambah Nara.

"Apa kamu sudah terima suratnya?"

Gerakan tangan Arsen berhenti saat hendak menyendok nasi. Pria itu mendongak. "Sudah..." jawab pria itu pelan.

"Kamu akan datang?" Lisa kembali bertanya, sedikit ragu, takut putranya merasa tersinggung.

"Nggak..." Arsen menyuapkan makanannya dengan tenang.

"Mami pikir, sebaiknya kamu datang..."

Arsen menatap Lisa dengan intens. "Acaranya nggak penting buat aku, Mam. Jadi, aku memutuskan untuk nggak datang."

"Kalau kamu nggak datang, Isabella akan mengira kalau kamu belum bisa melupakan dia!"

"Aku nggak peduli tentang penilaiannya," Arsen tidak peduli bagaimana Isabella menilainya.

Lisa mendesah atas sikap keras kepala putranya. "Arsen, mami cuma nggak kamu kamu di anggap belum bisa move on dari dia.."

"Kenapa mami harus peduli?"

"Ya peduli lah, kamu kan anak Mami!" Sungut Lisa sebal.

"Ya, masa bodo sama penilaian orang lain. Aku tetap nggak akan datang!"

"Datang saja, ajak Nara kesana!"

Arsen mendelik. "Buat apa? Kenapa harus Nara?"

"Arsen, kalau kamu ajak Nara, mantan calon mertua kamu mengira kalau kamu sudah move on dari putrinya, begitupun dengan Isabella, dia pasti nggak akan berpikir bahwa mantan tunangannya belum melupakannya karena kamu membawa istrimu!"

"Tapi Nara bukan istriku, Mam!"

"Anggap saja dia seperti istri kamu, apalagi Nara lagi hamil. Mereka akan mengira kalau itu adalah buah cinta kalian..."

Arsen menggeleng. "Nggak... aku nggak mau!" Arsen menolak tegas ide maminya itu.

Lisa tahu, tidak mudah membuat putranya menurut. Tapi, wanita itu tidak terima jika mereka datang nanti, Arsen akan di kira belum bisa melupakan mantan tunangannya itu. "Arsen... mami juga akan datang kesana, dan mami nggak mau kamu di anggap belum bisa melupakan putri mereka!"

"Sudahlah, Mam.. lagian nggak penting dateng ke acara itu."

"Kita harus datang!" Tegas Lisa. "Mami akan datang meskipun tanpa kamu, mami akan buktikan kalau mami sudah ikhlas tentang batalnya pernikahan kalian dulu.."

Our Secret || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang