The Meeting

55 10 1
                                    

3rd Person POV, 

3 years before...

Myung Soo saat itu sedang berada di Pulau Jeju, ia sedang menikmati liburannya di sana sambil melakukan hobi fotografinya. Dia tidak terlalu memperhatikan kemana dia pergi. Dia hanya berjalan tak tentu arah dan mengambil gambar yang menarik perhatiannya. Hingga akhirnya cuaca menjadi sedikit lebih gelap karena sepertinya sebentar lagi akan hujan. Ia pun akhirnya memutuskan untuk singgah di sebuah rumah makan terdekat.

Myung Soo memilih duduk di samping jendela yang pemandangannya mengarah ke sebuah pantai dengan pasir putih yang indah. Beruntung ia mendapat tempat yang bagus untuk mengambil gambar, pikirnya.

Namun, tidak lama kemudian hujan turun. Makin lama hujan semakin deras. Myung Soo sedang melihat-lihat hasil gambarnya ketika dia mendengar suara-suara riang di kejauhan, seperti suara-suara anak bermain. Suaranya seperti berada di luar rumah makan. Namun Myung Soo berpikir tidak mungkin ada yang bermain di tengah hujan deras seperti ini. Mereka pasti akan sakit. Tetapi semakin lama suara-suara itu semakin keras dan jelas, arahnya berasal dari pantai.

Tidak lama kemudian ia melihat seorang gadis berpakaian putih berlari melintasi bibir pantai dengan riang dan diikuti oleh beberapa anak kecil. Gadis itu sepertinya bukan lagi anak remaja, namun pembawaannya yang riang serta dirinya yang dikelilingi oleh anak-anak kecil membuat dirinya terlihat lebih muda dari usianya. Mereka berlari, berputar, dan bermain dengan riangnya di tengah hujan. Mereka terlihat bebas dan lepas bermain.

Pemandangan itu tentu saja adalah pemandangan yang sangat langka di mata Myung Soo, sehingga dia tanpa tersadar mengangkat kameranya lalu membidik mereka untuk mengabadikannya. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Myung Soo seperti tersihir oleh mereka sehingga sepertinya tidak pernah puas dengan hanya mengambil beberapa gambar saja.

"Bibi, siapa mereka? Apa yang mereka lakukan ditengah hujan seperti ini?" tanyanya kepada si pelayan restoran yang membawakan pesanannya.

Si pelayan restoran melihat ke arah pantai, "Oh, mereka anak-anak panti asuhan yang ada di dekat sini. Dan gadis yang disana itu, adalah salah satu pengurusnya. Setiap kali hujan datang, saat tidak ada petir dan angin seperti saat ini, mereka pasti bermain di tengah hujan. Terkadang, anak-anak dari penduduk di sini pun mengikuti mereka bermain ditengah hujan."

"Bagaimana kalau mereka jatuh sakit?"

Si pelayan itu mendengus, "Mereka sudah terlalu sering bermain hujan sehingga mereka kebal dengan itu." Ia lalu pergi meninggalkan Myung Soo yang masih terheran-heran sendirian.

Sungguh penduduk yang aneh, pikirnya.

Namun pada akhirnya dia penasaran, dan mendatangi panti asuhan tersebut di hari berikutnya.

PANTI ASUHAN MENTARI

Begitulah menurut papan nama di pintu gerbang bangunan yang menyerupai rumah besar tersebut. Halaman panti asuhan tersebut cukup luas dan dilengkapi dengan jalur mobil dan taman bermain anak. Kelihatannya bangunan tersebut terawat dengan baik, namun tidak terlihat seorang pun yang berlalu lalang di sana. Dari luar, rumah tersebut terlihat sunyi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Mungkin para penghuninya sedang pergi ke suatu tempat seperti bermain keluar panti. Mungkin sebaiknya ia kembali lain waktu.

Lalu ia seperti tersadar dari pikirannya. 'Hah. Apa yang aku pikirkan? Kembali ke sini lain kali? Memangnya aku siapa, Donatur tempat ini?' ucapnya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.

How Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang