Dari dulu bapak Harwanto pengen banget lihat-lihat anak-anaknya nikah sebelum beliau di pulangkan.
Terutama, Doni. Doni itu terlarut banget sama dunia kedokterannya. Ia bahkan sampai lupa 'apa itu menikah' sampai bapak menjewer telinga Doni gemas.
"Le, kamu tuh seharusnya udah pas buat nikah tapi sampai sekarang kok gak pernah bawa anak wedok kerumah?"
Doni hanya bisa meringis pelan. Ia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sampai apa yang dipengeni bapak gak dia turuti.
"Pak, aku tuh cuman pengen punya pacar yang hidupnya sederhana dan enggak matre. Banyak dari temen-temen aku putus cuman gara-gara ceweknya matre pak"
Bapak menepuk pundak Doni pelan. "Perempuan itu harus dilihat dari hatinya bukan dari luar atau penampilan aja. Coba kamu tanya aja ke Chesta, dia tau banget tentang percintaan. Soalnya bapak pernah cerita kisah-kisah percintaan bapak sama mama"
…
Kini Chesta hanya membaca buku dengan Joya yang di sampingnya yang sedang main game setelah dia pulang dari kelas terakhirnya.
Memang anak bapak Harwanto itu semua pinter-pinter tapi yang paling pinter tuh cuman Chesta sama Doni.
Chesta juga biasa saja lihat Joya yang santai-santai main game daripada belajar yang diajarkan tadi.
Chesta menutup buku miliknya, tak lupa juga ia menandai buku tebal itu agar bisa melanjutkan bukunya nanti.
"Dek, kamu udah makan belum? Aku mau kebawah"tanya Chesta.
"Belum kak"jawab Joya singkat dengan mata yang masih fokus ke arah handphonenya.
Chesta menghela nafas panjang, ia langsung merebut ponsel adiknya dengan paksa sampai Joya terkejut.
"Kak! Apaan sih! Itu hampir menang tau gak!?"bentak Joya yang tanpa sadar apa yang ia lakukan.
Chesta hanya diam menatap Joya yang masih menatapnya marah tanpa cela.
Sampai Rey datang ke kamar Joya dan yang terlihat jika Rey baru saja pulang dari kantor.
"Joya, kenapa kamu bentak kakak kamu?"tanya Rey dengan tatapan menuntut ke arah Joya.
Joya yang melihat kedatangan Rey, langsung sadar dengan kelakuannya yang tanpa sadar membentak kakaknya.
Mata Joya beralih menatap Chesta hanya diam dengan ponsel miliknya digenggaman Chesta.
"Kak maafin Joya ya? J-joya enggak sengaja. Maafin Joya huwaa"tangisan Joya menggila-gila ketika Chesta sudah berada di pintu kamarnya.
Sampai satu kalimat yang membuat Joya langsung menghapus air matanya dan memeluk kakaknya dari belakang.
"Ayo makan dulu, kamu kan belum makan"ajak Chesta berbalik menatap adiknya dengan senyumannya.
"Huwaaa kakak!"
Bapak sama Doni melihat kejadian kakak beradik itu dari lantai bawah sedangkan Mirza sama Fajar melihat mereka berdua hanya bisa menggeleng-gelengkan dengan Fajar yang menyeder ke tembok.
"Ada-ada aja tuh si duo curut"
…
Bapak sama Doni masih aja bareng-bareng di teras rumah belakang sambil lihatin langit malam setelah sholat isya' di masjid tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Melebur
FanfictionKalau dalam pelajaran, lautan lebih luas daripada daratan. Kalau prinsip gue rasa sayang lebih luas daripada rasa cinta-Chesta Kalau lautan seluas itu, maka cinta aku juga seluas lautan dan angkasa-Chesta Chesta, cinta kita seperti pohon tanpa daun...