03; Sibuk tentang percintaan

13 4 0
                                    


Doni sekarang masih disibukkan dengan mencari nama orang yang ia bicarakan Chesta dengan dirinya tempo lalu.

Dari menanyakan nomor di teman SMA nya, Instagram dan Twitter.

Padahal di sana ada adik-adiknya yang santai-santai goleran di sofa dan ada di karpat bulu sambil nonton TV.

Fajar yang goleran di sofa melirik sekilas ponsel Doni. Dengan mulutnya yang tak berhenti untuk mengunyah.

"Mas Don, nyari apaan dah di Twitter sama Instagram? Mau nyari jodoh apa gimana?"tanya Fajar dengan matanya yang masih fokus ke arah ponsel Doni.

Chesta yang duduk tak jauh dari mereka berdua hanya tersenyum tipis.

"Padahal gue cuman bercanda sama mas Doni tapi malah di lakuin yaudah lah lumayan album gratis"—batin Chesta sambil menahan tawanya.

Doni berdecak kesal ketika adiknya Fajar bertanya-tanya dengannya.

"Jangan banyak dah jar! Mau mas lakban tuh mulut biar gak bisa makan!?"

Fajar langsung menutup mulutnya karena mendengar ancaman mas nya.

Rey menggelengkan kepalanya prihatin ke Fajar karena dicuekin melulu sama Doni.

"Lagi apaan sih mas Don? Serius amat dah lihat ponselnya, udah punya pacar ya?"tanya Rey sambil duduk di karpet dekat Doni, meninggalkan Joya yang asik menonton film Frozen di depan Doni.

"CK! Diem ya Rey! Mas mau fokus nyari akun calon kakak ipar buat kalian"

Joya yang mengangkat remot tv langsung terjatuh mengenai wajahnya ketika mendengar pengakuan mas nya yang tak terduka. Rey yang disamping Doni hanya diam seribu bahasa, Fajar juga menjatuhkan makanan yang akan ia lahap begitu saja di sofa. Sedangkan Mirza hanya bisa melotot ke arah Doni.

Hanya Chesta saja yang tidak terkejut sampai bahunya di tepuk oleh bapak agar ikut ke teras.

Chesta mengikuti bapak ke teras dengan tangannya membawa teh hangat dan kopi untuk bapak. Kebetulan juga di luar lagi musin hujan dan sangat pas buat minum yang anget-anget apalagi si mbak (pembantu rumah) buatin gedang goreng anget.

"Tuh si mas mu udah punya calon? Bapak denger tadi kalo mas mu itu mau nyari calon kakak ipar buat kalian"

Chesta mengangguk dengan tangannya yang mengambil gedang goreng yang masih anget.

"Iya pak, kemari mas bilang kalo dia punya cinta pertama tapi ditinggal pergi kuliah dan mas gak tau kuliahnya dimana. Yaudah Chesta bilang buat nyari di sosmed aja"

"Dan iya, kenapa to bapak pengen banget mas nikah?"tanya Chesta dengan mulutnya mengunyah gedang goreng.

Tangan bapak terangkat untuk mengelus rambut Chesta. "Umur enggak ada yang tau kak. Bapak juga udah tua, kamu tau kan? Dari dulu mama kamu ngebet banget pengen gendong cucu dari mas Doni aja tapi mama kamu udah gak ada lagi. Jadi bapak pengen gantiin mama kamu biar mama seneng lihat bapak gendong cucu"

Chesta hanya bisa mengangguk mendengar alasan bapaknya.

Bapak berdehem pelan. "Gimana kamu sama si ru— ru siapa itu?"

Chesta yang tadinya menunduk kini mendongak menatap bapaknya. Ia langsung menghela nafas panjang.

"Ruby pak? Nyerah deh Chesta, gak ada tempat buat Chesta disana"

Bapak cuman bisa melihat air hujan yang bejatuhan di halaman depan rumahnya.

"Terserah kamu itu, tapi kamu benar-benar pengen lepasin dia kak?"

Cinta MeleburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang