🐰 Older 🦊

279 20 31
                                    


Sebelum itu

TW // selfharm, suicide attempt, broken home (?), angst (?)

Aku gatau tw yang benernya gimana..

Maaf kalau bahasanya campur campur antara baku dan ga bakunya, sorry kalau ada typo, rei takut meriksanya ga bener..

Warning! 4000+ words total bisi bosen ambil cemilan sana

Happy reading!

□ □ □

"Ren, gue pulang duluan ya?"
"Iya Chan, jangan lupa lusa ya?"
"Sip, lo juga jangan lupa! Duluan Ren!"
"Iya Chan!"

Huang Renjun, remaja berusia 17 tahun yang bertubuh mungil itu menggendong tasnya lalu keluar dari kelasnya. Sedikit enggan untuk pulang ke rumah, jadi ia pergi ke minimarket terlebih dahulu.

"Lele suka coklat kan? Gue beliin aja lah ya.."
Renjun memasukan sebungkus coklat ke dalam kerangjangnya, lalu membeli camilan dan minuman yang lain.

Setelah membayar Renjun keluar dari minimarket lalu berjalan ke rumahnya. Setelah 5 menit berjalan, ia pun sampai di rumahnya. Ia melihat sepatu kedua orang tua dan adiknya tersimpan rapi di rak sepatu.

"Chenle udah pulang?"
Setelah merapikan sepatunya, Renjun masuk kerumah.
"Le-"

PRANGG

Ucapannya terpotong ketika terdengar suara gelas pecah dari arah dapur. Renjun yang mendengar itu menjatuhkan kantung belanjanya lalu lari ke arah dapur.

Sesampainya disana, Renjun melihat orang tuanya yang sedang bertengkar dengan Chenle -adiknya- yang mengintip di balik pilar pembatas dapur dan ruang tv.

"Chenle itu anak sial! Penyakitan!"
"Tapi dia anak kamu! Anak yang kamu kandung selama 9 bulan!"
"AKU GAK PERNAH NGANGGEP DIA SEBAGAI ANAK AKU!"
"HUANG YUQI! JAGA OMONGAN KAMU"

Renjun menahan air matanya, lalu menghela napas lelah. Ia sudah biasa dengan pertengkaran kedua orang tuanya. Dengan cepat ia menarik tangan adiknya, lalu mengambil kantung belanjaannya tadi, dan masuk ke kamarnya.

Dikamarnya ia langsung menutup lalu mengunci pintu. Menyuruh Chenle duduk di kasurnya lalu mencari headphone yang biasa ia pakaikan kepada Chenle. Setelah menemukan headphone itu, ia memakaikannya ke adiknya.

"Kakak.."
"Kakak puterin lagu kesukaan kamu ya?"-Renjun
"Mama.. kenapa?"-Chenle
"Gapapa sayang, mama cuma lagi capek aja"-Renjun
"Mama benci sama Lele ya?"-Chenle
"Ngga kok dek, mama sayang sama kamu"-Renjun
"Tapi kenapa mama tadi bilang Lele bukan anak mama? Mama udah ga sayang sama Lele kan kak?"-Chenle

Pertahanan yang Renjun bangun runtuh seketika, air matanya berlomba lomba turun membasahi pipinya. Chenle, adiknya itu masih berumur 6 tahun, masih terlalu kecil untuk mengerti semua yang terjadi kepada keluarganya.

"Kakak kenapa nangis? Kakak jangan nangis ya? Lele gapapa kok, kan Lele punya kakak!"-Chenle
"Dek, kamu tau kan kakak sayang banget sama kamu?"-Renjun
Chenle mengangguk cepat.
"Hu'um Lele tau!"
"Jangan tinggalin kakak ya? Kamu mau sembuhkan?"-Renjun
"Lele ga akan ninggalin kakak! Lele mau sembuh supaya bisa nemenin kakak terus!"

Renjun mengusak surai adiknya. Lalu menarik kantung belanjanya tadi, mengambil coklat dari dalam kantung itu dan menyodorkan coklat itu kepada adiknya.

"Lele mau coklat?"-Renjun
"Mau!"
"Nih, buat Lele dikit dikit ya makannya? Biar ga cepet abis"-Renjun
"Siap kak!"
Chenle hormat kepada kakaknya, Renjun hanya tertawa melihat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AilurophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang