🍁Semesta🍁

404 81 42
                                    

.
.
.

Mau tahu apa hal simpel yang terkesan membahagiakan? Yaitu saat orang-orang berkata bahwa dia yang kamu sukai juga ternyata menyukaimu. Indahnya dunia Wong Yuzhei, atau gadis yang akrab dipanggil Semesta.

"Mending lu pacarin dah si Jaemin." Han Yena, sahabatnya, berujar menggoda seraya menyenggol lengan Semesta yang sedang menulis beberapa bait kalimat untuk Na Jaemin, lelaki yang selama ini ia taksir.

"Doain langgeng ya," balas Semesta.

Yena mengerutkan dahi, lalu menjitak gadis itu, "Jadian aja belum!"

"Pemanasan," katanya cengengesan.

Ingatan Semesta tentang betapa manis dan romantisnya sikap Na Jaemin tak ayal menciptakan desiran hangat di dada. Jatuh cinta memang sangat menyenangkan.

"Gua takut ditolak," ucap Semesta berbisik.

"Mana mungkin, dia perhatian banget gitu." Yena berusaha meyakinkan, karena dilihat dari segimanapun Jaemin tampak jelas suka pada Semesta.

"Kalo diterima mau langsung gua ajak nikah," gumam Semesta dengan pikiran agak error. "Jadi nggak sabar pengen ngelakuin yang iya-iya sama Nana."

"Astagfirullah, nyebut lu Mesta!"

"Nyebut, but, but-"

"Bukan itu maksud gua, nyebut istighfar, ogeb!" potong Yena jengkel. "Gak perlu tes DNA juga udah terbukti jelas kalo lu adek kandungnya Kak Lucas," tambahnya.

Semesta yang tidak mengerti maksud perkataan Yena hanya mengangguk. "Tapi, banyak yang gak nyangka lho gua adeknya Bang Lucas, soalnya kita beda setahun."

Sebenarnya Semesta itu lahir tanpa direncanakan oleh orang tuanya, istilah kerennya kebobolan. Dia gadis berkepribadian tangguh sejak dalam kandungan, karena begitu terlahir prematur, Semesta mampu terus bertahan.

Bahkan semua orang tahu mengenai leukemia yang dideritanya dua tahun lalu. Setelah berjuang mati-matian akhirnya Semesta berhasil mengalahkan ganasnya kanker darah tersebut.

Alasan mengapa Wong Yuzhei dipanggil Semesta, sebab dia adalah semesta bagi keluarganya yang menyaksikan bagaimana semangat dan gigihnya gadis itu untuk hidup.

"Cara ngomong aja udah sama," cibir Yena, "Sama-sama pinter bikin emosi."

"Yen, lu makin lama mirip Renjun deh! Ngoceh mulu kek maung," gerutu Semesta. "Bener ya kata sebagian orang, sifatmu cerminan jodohmu."

Sembari meringis ngeri karena Yena masih mencebik kesal, jemari tangan Semesta dengan cekatan melipat kertas kemudian di masukan ke amplop.

"Taraaaa! Surat buat Nanaku udah selesai." Semesta mencium surat yang ia tulis sepenuh hati berulang kali, dengan harapan sosok yang menerima akan kena pelet. Lagipula apa yang perlu Semesta khwatirkan? Toh, semua orang bilang jika Na Jaemin menyukainya.

"Buru gua anter nemuin Jaemin dilapangan basket. Liat noh penghuni sekolah udah pada balik, kita doang yang planga-plongo dikelas," oceh Yena.

Mereka bangkit dan melangkah keluar kelas beriringan.

"Surat cinta untuk Starla," ceplos Semesta. "Eh untuk Nana, ding," ralatnya.

Universe For You || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang