.
.
."Kak Jaemin!" Langkah pemuda dengan hoodie putih melapisi kemeja sekolahnya itu terhenti. Mata hitam berhias bulu lentik miliknya menatap seorang gadis cantik yang baru saja memanggil, dia Senja.
"Kenapa?" Sebelah alis Jaemin terangkat naik. Senja yang kini berdiri tepat dihadapannya dengan wajah putih bersemu merah tampak malu-malu.
"Boleh nggak pulang nanti aku bareng Kakak?" tanya Senja ragu-ragu sembari memainkan jemari tangannya lucu.
"Boleh aja sih, tapi emangnya lu gak dijemput?" Jaemin tersenyum manis memandang sang adik kelas yang terkenal sebagai salah satu siswi tercantik di sekolah.
Mengerucutkan bibir imut, Senja berkata dengan nada manja, "Aku udah bilang sama Papi kalo bakal dianterin Kakak."
Meski sedikit bimbang, Jaemin mengangguk mengiyakan. Membuat bola mata bulat Senja berbinar senang. "Makasih Kak!" katanya semangat.
"Ya udah, sana balik kelas lu! Bentar lagi masuk." Tangan kanan Jaemin bergerak mengacak rambut Senja.
"Ih, kusut tau!" Gadis mungil itu pura-pura ngambek, kemudian berlalu menuju kelasnya sambil menghentak-hentakan kaki.
"Iiih, kisit tii!" tiru Semesta yang kebetulan lewat, dia bahkan ikut menghentakan kaki, tapi bedanya cara Semesta sangat bar-bar.
"Sok imut lu anjeng," cibir Renjun yang berjalan dibelakang bersama Yena. Menghela napas malas, Jaemin cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik Lucas.
"WOI DEK! KATA RENJUN LU SOK IMUT!" Senja yang masih berada disekitar koridor kelas dua menoleh ketika mendengar teriakan cempreng Semesta.
"Astaghfirullah, Semesta. Nggak boleh gitu bego," balas Jaemin cekikikan, tangannya bergerak merangkul—lebih tepatnya—mengunci leher Semesta yang langsung memberontak kesal.
"Lepasin, gua susah napas, goblok!" Semesta meronta, tapi Jaemin sama sekali tidak berniat melepas gadis tersebut. Bahkan tanpa sadar dia mengabaikan tatapan tajam Senja diujung koridor.
"Entar gua kasih napas buatan," jawab Jaemin enteng.
Renjun menutup kedua telinga Yena, kemudian membawa gadisnya cepat memasuki kelas. Tidak baik dekat-dekat terlalu lama dengan Jaemin apalagi Semesta, mereka itu minus akhlak.
"Pake bibir 'kan? Gua jadi pengen pingsan deh."
"Nyeleneh banget pikiran lu!" Dijitak pelan dahi Semesta.
Melangkah kedalam kelas, Semesta sempat mendongak melirik luka disudut bibir Jaemin. "Lu berantem, Na?"
Senyum kecut menghias wajah tampan Na Jaemin. "Mau denger satu hal tentang gua?" katanya seraya menarik kursi lalu mempersilakan Semesta yang sudah tidak lagi ia rangkul untuk duduk.
"Apa?"
Jaemin juga duduk disebelahnya dan merebahkan kepala ke atas meja menghadap Semesta. Tawa isengnya terdengar, dia terus menatap Semesta yang tampak salah tingkah. "Lama-lama lu kek cewek, beb."
"Gua emang cewek!" Dengan tidak berperasaan Semesta menjambak rambut Jaemin, dongkol.
"Kasar." Tangan Jaemin menggenggam tangan Semesta yang semula menjambaknya kuat. Kemudian telapak tangan hangat itu diletakan di wajah Jaemin yang sedikit memar dengan tangan Jaemin yang senantiasa menggenggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe For You || Na Jaemin
Hayran Kurgu"Perihal cinta, rindu, kecewa dan semacamnya. Itu adalah sesuatu yang terjadi diluar kuasaku." -Semesta. (Kalo penasaran baca aja. Note : versi lokal.) Series kedua dari; I Love You, Ketua Kelas Galak!