Tempo hari, ucapan dari Ariana dan Theo itu telah aku hiraukan.
Namun aku tidak menyimpan rasa. Sedikit pun.
Yang ada, aku merasa geer sendiri.
Saat aku melihat batang hidung Lautner pun, aku ingin segera menjauh dari-nya.
Entah rasa apa ini.
Saat XZY kembali mengadakan kumpulan. Aku merasa awkward.
Canggung. Aku benci kondisi ini.
Namun, Lautner terlihat biasa. Aku mencoba biasa. Sulit.
Kini, Alison yang biasa menyapa Lautner seakan telah hilang di makan waktu dan keadaan.
Aku tak mau melihat ke arahnya. Karena aku takut salah tingkah.
Hingga kumpulan usai, aku tak berbicara sepatah kata pun pada Lautner.
Aku tau, ini tak seperti biasa.Beberapa hari lagi festival di sekolah Alison, atau JHS Irvberdeen.
Jadi tak jarang XZY mengadakan kumpulan. Aku menjadi panitia di salah satu lomba.
Tapi sepertinya, aku jadi kagum padanya. Hei, apa yang kau pikirkan Alison? Argghh. Sungguh, terasa aneh.
Alison mulai menyukai Lautner. Ya.
Setiap hari aku bertemu dengan Lautner. Aku merasa bahagia. Walau aku masih kadang menjauh dari Lautner.
Alison, menyukai Lautner dari jauh.
Rasanya, Alison menjadi orang paling beruntung di dunia.
Sudah lama Alison tak bercakap dengan Lautner. Hingga tiba-tiba Lautner berada di hadapan Alison. Namun, hanya untuk membicarakan festival. Tak sampai satu menit, Lautner sudah enyah dari hadapan Alison.
Memang benar, jika Lautner merasa aku berubah, itu tak salah.
Aku berubah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Dalam Perasaan
RandomAwalnya biasa saja. Tak ada rasa. Tapi setelah Lautner menyukai Alison, semuanya menjadi berubah. Yang mulanya saling tegur sapa,kini semakin meredup.