7. DON'T LOOK AT ME

22 2 0
                                    

Di dalam mobil Elena tak banyak bicara. Ini kali pertama ia pergi dengan Yuta. Elena mengatur nafas, mencoba setenang mungkin.

"Kita mau kemana?" Tanya Elena.

"Kamu pengin kemana?"

"Kok malah balik tanya sih?" Elena tersenyum manis.

"Makan yuk.. Kamu belum makan kan?"

"Boleh..."

"Kamu pengin makan apa?"

"Apa aja, terserah."

"Gak ada nama makanan terserah. Sebutin kamu mau makan apa?"

Elena terkekeh. Sebenarnya ia gugup dan bingung harus menjawab apa. Selama dua tahun terakhir ia tak pernah dekat dengan lelaki siapapun, ia terlalu menikmati kesendirian. Jadi wajar hari itu ia terlihat kaku ketika bersama Yuta.

"Makan steak yuk..." Ajak Elena.

"Steak lagi?"

"Lagi? Kapan emang kita makan steak sama-sama? Kok kamu bilang lagi? Kek kita sering makan berdua aja..."

"Lah kenapa? Emang kamu mau kita sering makan berdua?"

Elena terdiam. Tak menjawab apa-apa, bibirnya seakan mati rasa mendengar kalimat yang di ucapkan Yuta.

Mobil yang mereka tumpangi melaju perlahan menuju restoran steak langganan Yuta.

Sesampainya di resto tersebut, Yuta memesan makanan untuk mereka berdua dan memilih table di bagian belakang.

"Aku pikir kamu tadi gak akan dateng" Elena memulai obrolan.

"Hmmm.. Kamu nungguin aku ya?" Ucap Yuta sambil memulai obrolan.

"Ihh pede banget kamu.. Maksudnya aku udah undang kamu tapi masa iya ga dateng."

"Tapi buktinya aku dateng kan...?"

"Iya.. Makasih ya Yut.." Ucapnya sambil tersenyum.

Yuta pun membalas senyum Elena.

Manis banget senyumnya astagaaaa! Aduhh gak kuat gue anjir pengin pulanggg! Batin Elena.

Tak berapa lama makanan yang mereka pesan pun datang. Seperti biasa Elena memesan tenderloin medium well dengan saus barbeque. Sedangkan Yuta memesan menu yang sama tetapi dengan tingkat kematangan yang berbeda. Yuta lebih suka medium rare dengan saus yang sama.

Seketika hening. Keduanya tengah menikmati makan siang mereka. Sesekali saling tatap dan melemparkan senyum. Seperti sepasang kekasih. Elena yang biasanya cerewet sepertinya tidak tahan dengan suasana sesepi itu.

"Yuta... Tau gak, masa tadi aku tuh lupa gak pake softlens, jadi gak bisa liat kamu dari jauh. Mana kamu duduknya di barisan belakang. Kacau deh gak bisa liat apa-apa." Celoteh Elena.

Dan apa yang terjadi? Yuta bersikap seolah-olah sedang berbicara dengan sang kekasih. Bukannya tetap menyantap makanannya sambil mendengarkan Elena berbicara, tetapi secara spontan Yuta langsung meletakkan pisau dan garpunya.

Ditangkupkan kedua telapak tangan Yuta, kemudian menatap mata Elena. Seolah-olah Yuta adalah sosok pendengar keluh kesahnya. Elena tersadar sontak terdiam lalu salting melihat sikap Yuta yang terkesan manis.

Anjir!! Ini manusia di depan gue malah ngapain sih?! Bukannya lanjutin makan malah natap mata gue!! Ampun deh gue pengin pulang aja! Serius gue udah gak tahan di tatap beginiiii.... !! Araaaaaa..... Tolongin gue please.... !! Batin Elena. Ia mati gaya sampai bingung harus bicara apalagi.

Remind Once Again || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang