01. Awal yang buruk

896 236 157
                                    

Chapter 1
AWAL YANG BURUK




Seorang gadis cantik melangkahkan kakinya memasuki halaman sekolahnya. Agatha Precilia, itulah namanya. Perfect, satu julukan itulah yang orang-orang berikan padanya. Sifatnya yang baik, dan wajahnya yang cantik, serta kepintaran yang dimilikinya membuat ia mendapatkan julukan tersebut. Namun pada kenyataannya ia hanyalah seorang gadis biasa yang selalu menyembunyikan kesedihannya dibalik sifat ceria dan senyum manisnya.

Senyum manis gadis itu perlahan pudar, saat tatapan matanya tanpa sengaja melihat sepasang remaja yang tengah bersenda gurau. Di sana tampak terlihat kekasihnya sedang tertawa bahagia sambil sesekali mengelus puncak seorang gadis yang berstatus sebagai sahabat perempuannya itu.

Dua tahun sudah Agatha menjalin hubungan dengan laki-laki bernama Langit Alexander, dan hampir selama satu tahun belakangan ini hubungannya menjadi renggang dan tak berarah.

Dia hanya bisa tersenyum kecut saat mengingat setiap kepingan kenangan indah yang telah ia lewati bersama Langit, hingga suara seseorang menyadarkannya dari lamunan panjang.

“Perlu gue labrak gak tuh dua orang dajal?” kata Ara Ashila, selaku sahabat sekaligus saudara angkatnya. Perempuan bertubuh mungil tersebut memiliki sifat barbar, cerewet dan emosian. Jadi jangan heran jika gadis itu dijuluki sebagai ‘Kecil-kecil cabe rawit’.

“Gak perlu, Ra,” balas Agatha bergeleng kecil.

“Lo mah gak asik, Tha. Orang kayak mereka berdua kalo didiemin malah ngelunjak nantinya,” geram Ara tajam.

“Udahlah, Ra. Gue gapapa kok,” sahut Agatha tersenyum tipis.

“Halah, gapapa mulu lo bilangnya. Liatin aja gue bakal bikin perhitungan sama mereka berdua!” Pandangan Ara lurus menatap lekat dua sepasang remaja tersebut yang sedang berbincang ria. “Ah, anjing! Dasar Siska lonte!”

“Ra,” tegur Agatha.

“Siska anjing! Siska monyet! Siska bangsat! Ah, babilah pokoknya si Siska!” umpat Ara kesal, hingga beberapa pasang mata memusatkan perhatiannya kepada gadis itu.

“Ra, mulutnya ih,” ingat Agatha.

“Bodo amat,” ketus Ara.

Agatha menggelengkan kepalanya kecil. “Udah ah, ayo masuk,” ajaknya sambil menarik tangan Ara memasuki gedung sekolahnya.

Ara tersenyum smirk. Sepertinya membuat keributan di hari pertama masuk sekolah pada semester kedua ini tidak ada salahnya.

“Aduhhh, lain kali kalo mau selingkuh cari tempat yang lebih estetik ya. Masa selingkuh terang-terangan depan pacar sendiri sih, ketauan banget brengseknya dong,” sindir Ara yang menghentikan langkahnya sejenak di depan Langit dan Siska.

Siska Kamelia, perempuan cantik dan penuh ambisi yang berstatus sebagai sahabat Langit.

“Ra, udah ayo ke kelas,” ucap Agatha mengajak Ara pergi.

“Lo duluan aja, Tha. Gue masih ada urusan,” balas Ara.

Agatha menghela nafasnya kasar, jika sudah begini ia pun tidak bisa melakukan apa-apa. Sahabatnya ini benar-benar sangat keras kepala. “Jangan sampe buat masalah, Ra.”

“Gak janji, Tha,” kata Ara menyengir kecil.

Agatha menggelengkan kepalanya kecil. Sebelum pergi, ia sempat melirik Langit dengan raut wajah tak terbaca. Sementara Langit yang melihat kekasihnya pergi, segera berjalan cepat mengejar Agatha.

“Lang—”

“Eits, mau kemana lo cewek gatel?” Ara menahan lengan Siska dengan erat, seolah menyalurkan emosinya pada gadis itu.

“Lo kenapa sih, Ra? Lepasin tangan gue!” seru Siska geram.

Ara tertawa sinis. “Lo masih tanya kenapa? Waw, lo ini bener-bener sangat menikmati julukan cewek gatel yang gue kasih ya?”

“Mau bilang aneh, tapi itu lo. Sebenernya gue beneran heran sih sama lo. Muka lo biasa aja, tapi kenapa gatelnya luar biasa?” sambung Ara seraya tersenyum mengejek.

Siska berusaha bersikap sabar dalam menghadapi gadis di depannya yang tengah menatapnya sinis.

“Kenapa? Mau marah?” cetus Ara yang melihat gadis di depannya itu sedang menyembunyikan amarahnya.

“Kenapa sih lo itu kelihatannya benci banget sama gue? Sebenernya apa salah gue sama lo, Ra” lirih Siska.

“Ck! Gak usah sok dramatis deh, di depan gue. Muak tau gue liatnya, lagi pula gue gak pernah sudi ya kalo mulut kotor lo itu nyebut-nyebut nama gue,” desis Ara.

Siska menatap Ara dengan raut wajah tak terbaca.

“Seharusnya kalo lo mau marah, marah aja gapapa. Soalnya setelah gue pikir-pikir, kayaknya lo itu gak pernah marah setelah gue hina-hina dengan bahasa apapun. Kok, bisa sih lo gak marah? Padahal gue pengen banget liat kemarahan lo itu seperti apa,” jelas Ara, kemudian ia maju dua langkah mendekati tubuh Siska. “Oh ralat, yang seharusnya tau asli sifat lo itu kan semua murid di sini. Soalnya kalo gue itu udah tau semua kebusukan sifat lo,” lanjutnya berbisik kepada Siska.

“Semua sifat yang selama ini lo tunjukkin di depan semua orang itu hanya kepalsuan semata. Karena kenyataannya lo itu seorang gadis licik yang hidupnya selalu penuh dengan ambisi,” ungkap Ara menyerigai tipis.

“Kayaknya udah cukup deh, yang mau gue omongin ke lo. Ya udah, gue pergi dulu ya. Bye, bitch!” pamit Ara seraya memasang senyuman puas.

Siska menatap punggung Ara yang mulai menjauh dari pandangan dengan senyuman licik.

Ara Ashila, gue akui keberanian lo itu sangat pantas untuk diapresiasi. Tapi setelah semua yang terjadi, gue pastikan lo akan menderita sama halnya dengan penderitaan yang gue kasih buat sahabat tersayang lo itu.

¤¤¤



Agatha Precilia

Langit Alexander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit Alexander

Langit Alexander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara Ashila

Siska Kamelia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siska Kamelia

Siska Kamelia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang