26 : rahasia yang mulai terungkap.

2.2K 466 441
                                    

Happy reading💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading💛

⚠️ CHAPTER INI PANJANG BANGET, SERIUS, GA BOHONG😭
Btw aku udah update sesuai yang aku janjiin kemarin malem, vote komennya kencengin ya biar aku gakecewa (。•̀ᴗ-)

...

Seokjin mengambil langkah besar saat dirinya sudah semakin dekat dengan ruangan pribadi milik Taehyung. Tangannya dengan tidak sabaran membuka pintu kayu jati itu tanpa mau mengetuk terlebih dahulu. Rahangnya yang mengeras membuat Seokjin tampak berbeda dari yang biasa orang lihat saat dia sedang berada di lingkungan sekolah.

Brak!

Pintu ditutup dengan kasar sampai menghasilkan suara yang nyaring dan dinding di sekitar agak bergetar. Seokjin langsung mendekati Taehyung yang sedang sibuk berkutat dengan laptopnya, "Apa kamu menyembunyikan sesuatu yang besar dari Hyung?!"

Taehyung masih tetap pada posisinya, raut wajahnya tidak berubah saat melihat Seokjin sudah diliputi oleh amarah yang besar, "Tidak."

"Berhenti berbohong! Aku hyung mu!"

Taehyung menutup laptopnya kasar, "Kamu bukan Hyung ku lagi setelah hari itu!" Dada pria paruh baya itu mulai naik turun, dia bangkit dari duduknya dan menatap Seokjin nyalang, "Tidak usah ikut campur urusanku lagi! Pergilah!"

"Taehyung-ah?!" Seokjin tidak menyangka kalau adiknya masih dendam perihal masalah yang sudah seharusnya berlalu, "Hyung melakukan itu karena tidak mau Aeri tersiksa lebih lama! Sudah seharusnya kamu merelakan kepergian Aeri!"

"Tidak semudah itu!" Taehyung menggebrak mejanya, giginya bergemelutuk emosi, urat-urat dilehernya mulai terlihat, "Aeri pasti akan bangun! Tapi kamu malah dengan gegabah meminta dokter untuk mencabut semua alat rumah sakitnya! Memangnya kamu siapa?! Aku lah yang berhak atas semua yang bersangkutan dengan Aeri! Aku suaminya!!"

Seokjin terdiam. Dadanya berdenyut nyeri melihat Taehyung berantakan seperti ini. Air mata yang mengalir membasahi pipi pria paruh baya itu membuat Seokjin menelan ludahnya susah payah. Kepalanya menunduk dalam seraya menarik nafas panjang. Kalau dia sama emosinya dengan Taehyung, maka pembicaraan ini tidak akan membuahkan hasil, yang ada malah pertengkaran hebat antara dirinya dan sang adik.

Dada Taehyung masih bergemuruh ribut, tangannya saling mengepal saat merasakan air mata jatuh dari pelupuk matanya. Sial. Padahal dia tidak mau menangis di depan Seokjin. Taehyung tidak mau terlihat lemah, walaupun kenyataannya dia memang sedang dalam fase lelah akan semua hal. Harus Taehyung akui kalau kepergian istrinya membuat dia semakin rapuh.

"Keluarlah ..." Taehyung menarik nafas panjang, matanya terpejam sesaat. Bagaimanapun juga Seokjin adalah kakaknya, dia tidak boleh melewati batas sampai memukul wajah pria paruh baya itu karena terlampau kesal, " ... Aku tidak mau bertemu denganmu lagi."

Seokjin tidak bereaksi. Dia hanya diam menatap lurus pada Taehyung dengan pandangan penuh luka. Apakah Taehyung pikir hanya dia yang menderita atas kepergian Aeri? Disini. Di depan mata. Jelas sekali bahwa Seokjin juga menderita. Bahkan sepertinya dia jauh lebih tersiksa.

Asrama YellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang