34 : jalan bersama di gelapnya malam.

2K 412 312
                                    

Happy reading💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading💛

...

Yeonjun dan Soobin berlari setelah turun dari mobil, wajah kedua laki-laki itu tampak panik. Tentu saja, semua itu karena Beomgyu baru saja mengabari melalui pesan kalau Taehyun demam tinggi dengan luka lebam di wajah juga luka memar di punggung dan pergelangan tangan kanannya. Hal itu sukses membuat jantung mereka berpacu cepat.

Soobin berdecak kesal, nafasnya mulai tersengal ketika mereka berlari di beberapa anak tangga terakhir. Dalam hati memaki asrama yellow yang berada di lantai empat. Dengan langkah yang lebih besar, kedua laki-laki bermarga Kim itu segera pergi menuju pintu kuning pastel setelah sampai di lantai empat.

Yeonjun lah orang yang membuka pintu kuning itu dengan kasar, tanpa sadar membanting benda mati itu sehingga menghasilkan suara gaduh. Dia menarik nafas panjang saat sampai di kamar Taehyun, matanya menerjap tidak percaya. Tiba-tiba saja tenggorokannya terasa begitu tercekat, rasanya seperti ada yang mencekiknya.

Sementara itu Soobin langsung mendekati kasur Taehyun, tidak seperti Yeonjun yang kini masih terpaku di ambang pintu, menghalangi jalan Huening Kai yang sedang membawa wadah dengan air hangat yang baru.

"Ya Tuhan?! Apa ini?! Kenapa—"

Beomgyu mendongak, mata berbinarnya itu penuh dengan air, "Taehyun baru saja disiksa Ayahnya ..."

Soobin lemas. Seluruh tenaga yang tadi sempat membuatnya bersemangat pergi ke lantai empat hanya dalam hitungan menit saja kini sudah hilang. Laki-laki itu bersimpuh, menyangga dirinya dengan lutut. Matanya menatap lurus pada wajah pucat Taehyun, memperhatikan setiap luka lebam di wajah yang lebih muda.

"Hyung ... aku takut Taehyun—"

"Aku akan memanggil dokter!" Yeonjun yang baru saja tersadar langsung menyahut. Matanya menerjap cepat, tangan kanannya mengusap keringat yang semakin bercucuran. Saat dia membalikkan tubuhnya, matanya refleks terbuka lebar, jantungnya seperti akan lepas dari tempatnya saat itu juga, "Kai?! Wajahmu—?!"

Huening Kai tersenyum tipis, "Ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Hyung tidak perlu khawatir," Ucapnya tenang.

Soobin semakin lemas saja. Rasanya tubuhnya benar-benar tidak ada tenaga sedikitpun saat melihat dua orang paling muda di antara mereka tampak kacau dengan wajah yang penuh luka lebam. Laki-laki itu memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam seraya berusaha menenangkan diri.

Huening Kai sendiri kini sudah meletakkan wadah berisi air hangat itu di nakas, dengan cekatan memeras handuk kecil itu untuk kemudian dia letakkan di dahi Taehyun yang kini penuh dengan keringat.

Setiap gerak-geriknya itu tidak lepas dari pandangan lekat Yeonjun. Laki-laki bermata rubah itu mendongak, menarik nafas panjang sambil berusaha menetralkan detak jantungnya yang masih berpacu cepat. Demi Tuhan. Rasanya kepalanya akan pecah disuguhi keadaan seperti ini.

Asrama YellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang