Hai!
Catatan, ya. Aku kalau share cerita Criticalove bakal di sini. Dan enggak bakal aku hapus.Buat yang enggak tahu apa-apa. Sebenarnya Serenity itu berganti judul jadi Criticalove dan pindah ke akun DayDreamProject10. Nah, biar bebas. Aku kalau publish mini cerita, atau hal lainnya bakal di sini.
Hehe. Sebenarnya ini juga pindahan dari Criticalove karena di sana aku hapus ketika sudah 24 Jam.
Oke, selamat membaca dan berkangen ria!
☁️
Aruna 💙
Reeeeev
Aku pengen susu beruang😭
Aku lagi sakit, tau :( Apa kamu nggak mau berlagak kayak pacar yang manis gitu?Revian menghela napas panjang ketika membaca pesan dari Aruna. Tangannya tergerak untuk mengusap wajah kemudian melempar ponsel ke ranjang empuk di sebelah.
Raka yang tengah asik bermain game melirik sahabatnya sejenak kemudian mengerutkan dahi. "Ngapa, Rev?" tanyanya.
"Lo ada susu beruang? Aruna pengen dibeliin." Lelaki itu pun melirik ponselnya yang menyala, menampakkan sebuah panggilan masuk dari Aruna. Namun, ia bersikap tak acuh. Bukannya berhenti untuk peduli, lelaki itu hanya ingin menghindari celoteh Aruna yang tidak kenal henti.
"Beli aja di minimarket," jawab Raka yang masih fokus bermain PS.
Sontak saja dahi Revian semakin berkerut. "Bukannya kemarin Tante Liana beli banyak?"
"Lah, lo kagak inget? Akh! Sial!" Raka menggeram marah karena kalah. Pemuda itu pun memutar tubuhnya menghadap Revian dengan tatapan serius. "Kita nggak boleh nyentuh itu barang, soalnya bakalan abis kita embat."
Berdecak, lelaki itu pun menoyor kepala sang sahabat. "Lo yang candu minum susu, bego. Bukan gue."
Terkekeh, Raka pun menepuk-nepuk pundak Revian. "Udah, beli aja di minimarket. Sekali-kali jadi pacar yang baik."
Beberapa saat Raka terdiam, menyadari jika ada yang salah dengan apa yang dikatakannya. "Oh, iya. Kalian mana jadian." Lantas, pemuda itu tergelak puas karena sudah membuat pipi Revian memerah.
"Dahlah, gue cabut." Revian bingkas dari duduk, menyambar kunci motor juga hoodie miliknya kemudian pergi begitu saja. Meninggalkan Raka yang kembali fokus bermain game favoritnya.
Beberapa menit menyusuri jalan raya yang padat kendaraan, Revian akhirnya menepi pada sebuah minimarket. Melepas helm, lelaki itu mengibas rambut kemudian menatanya sembari melihat kaca spion.
Sambutan dari pegawai langsung terdengar begitu lelaki itu membuka pintu. Kaki jenjangnya menelusuri rak demi rak guna mencari susu kaleng yang dimaksud Aruna. Begitu menemukannya, Revian otomatis meraba dompet yang diselipkan di saku belakang. Nahas, dia tidak menemukan apa-apa selain secarik uang dengan nominal sepuluh ribu. Hela napas terembus panjang. Dia lupa membawa dompet.
Tentu saja uangnya kurang. Kesal dan sesal menggerayangi hati. Untuk kembali pun percuma, posisinya sekarang lebih dekat dengan rumah Aruna daripada Raka.
Hutang?Revian menggeleng cepat. Memalukan sekali.
Lelaki itu pun memutuskan untuk menyusuri rak-rak yang berisi makanan ringan. Berharap menemukan pengganti dari susu beruang. Namun, tetap saja. Uang yang dibawanya tidak akan pernah dapat ditukarkan dengan makanan ringan kesukaan Aruna.
Revian berganti melihat-lihat deretan minuman di lemari pendingin. Susu berbagai kemasan, ukuran, dan dari beberapa merk terpajang rapi. Hingga kemudian fokusnya terkunci pada susu cokelat dengan gambar beruang lucu. Lelaki itu pun memutuskan untuk membeli dua setelah melihat harga tertera. Pikirnya, asal susu beruang, Aruna senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity [pindah lapak]
Ficção Adolescente[ S e r e n i t y ] "You give me a reason to keep on breathing." [PINDAH LAPAK ke @daydreamproject10 dengan judul Criticalove ] ☁ Aruna. Gadis yang selalu menempati rangking pertama pada kelasnya juga angkatannya. Murah senyum, supel, dan baik menj...