H I L A N G

3.4K 502 52
                                    

Seoul, 14.00 KST
Kediaman Jeno

Nyonya Lee terlihat begitu bahagia, ia tengah sibuk memilih gaun apa yang akan di pakai saat acara pernikahan putranya nanti, berbagai majalah terkenal tergeletak tak beraturan di atas meja. Sesekali wanita tua itu tersenyum kala mata tajamnya melihat gaun yang indah dan di rasa cocok ia pakai, namun dilema melanda kala ada gaun yang lain yang lebih bagus.

“Ini bagus, ini juga bagus... Yang mana yang harus aku pilih..” Gumam si wanita. Dia sudah mendapat kabar dari Renjun bahwa pria miskin penghalang rencananya telah pergi jauh, lega rasanya mendengar hal itu. Tidak ada lagi yang bisa menggagalkan rencananya untuk menikahkan Jeno dengan Jaemin.

Brak!!

Suara pintu yang di buka dengan kasar, sontak membuat jantung wanita tua itu berdetak lebih cepat karena terkejut. Dia berdiri. “Jeno! Dimana sopan santun mu?! Begini Kah cara mu masuk kedalam rumah!” Hal semacam ini telah di prediksi oleh si wanita, dia yakin putranya pasti tidak akan terima jika Renjun meninggalkan dirinya. Namun, dia sudah memikirkan berbagai rencana lainnya untuk mengatasi semua ini.

“Apa Eomma puas sekarang?! Eomma senang kan, Renjun sudah meninggalkan ku!!” Suara Jeno begitu lantang memenuhi setiap sudut rumah, hingga pelayan yang berada di dapur sampai mengintip; Ada apa lagi dengan ibu dan anak yang sering bertengkar itu.

“Apa maksud mu? Kau ini bicara ngawur apa?” Nyonya Lee pura-pura tidak tahu jika Renjun pergi, dia bahkan dengan wajah tak berdosa nya kembali duduk dan membuka majalah. Jeno merampas majalah itu dan membuangnya kasar.

“Lee Jeno!”

“BERHENTI BERPURA-PURA EOMMA!!”

Kemarahan Jeno sudah berada di puncak, berkeliling seharian mencari Renjun tanpa hasil membuatnya Frustasi dan hanya ibunya inilah yang sudah pasti merencanakan semua ini, Jeno kenal betul siapa ibunya. Wanita berhati keras seperti batu dan selalu mementingkan status dari pada perasaan Jeno. Nyonya Lee kembali berdiri, menyilang kan tangan di dada, menatap Jeno tak kalah tajam.

“Aku tahu, eomma lah yang sudah menyuruh Renjun untuk meninggalkan ku bukan? Renjun tidak akan pergi jika bukan eomma yang menekannya!!”

“Kalau memang benar kenapa?! Pria seperti Renjun tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari keluarga Lee!! Kau seharusnya sadar akan fakta ini Jeno!! Dia bahkan tidak lebih dari seorang pengganggu!! Hanya Jaemin yang cocok menjadi menantu keluarga ini! Hanya dia yang bisa menyelamatkan perusahaan kita!!”

“Eomma apa kau tidak percaya pada putra mu sendiri?! Aku bisa menyelamatkan perusahaan tanpa harus menikah!”

“Bagaimana caranya?! Saham perusahaan kita telah menurun sangat jauh Jeno! Bagaimana kau akan menyelamatkannya?!”

Kepala Jeno berdenyut nyeri, entah bagaimana bisa ibunya jadi begitu angkuh dan mementingkan kekuasaan dari pada sebuah hubungan. Jeno tidak tahu lagi, bukankah harusnya seorang ibu itu lembut dan mengasihi anak-anaknya? Mendukung setiap langkah anaknya? Tapi kenapa ibu Jeno bahkan tidak mengerti nilai dari sebuah hubungan dan keluarga.

“Pernikahan mu dengan Jaemin sudah di putuskan, minggu depan kalian sudah harus menikah! Aku tidak menerima penolak!”

“Apa?!” Jeno menatap ibunya tak percaya, dia memutuskan semuanya bahkan tanpa bertanya pada Jeno. Hei ayolah, Jeno bukan robot yang harus menuruti semua kemampuan ibunya yang egois dan ambisius.

“Eomma, sampai aku matipun aku tidak akan pernah menikah dengan Jaemin! Karena yang aku cintai adalah Renjun bukan Jaemin!”

“Dan ya, eomma adalah orang yang paling egois di dunia ini. Suatu saat akan ada masa dimana eomma menyesali perbuatan eomma ini! Saat dimana eomma kehilangan putra eomma ini!! Itupun jika eomma menganggap aku ini anak mu.” Jeno tersenyum masam, dia berlalu meninggalkan ibunya yang kesal sekali dengan sikap anaknya yang keras kepala dan susah di atur.

D E S T I N Y ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang