• Genre: bxb, heavy romance, angst.
• 3000 words, bahasa baku.
• 29 Agustus 2020. AU OffGun pertamaku. Aku habis dengerin lagu AKB48 Green Flash dan habis nonton J-Movie Little Love Song (2019) sambil menangisi kesempurnaan ciptaan Tuhan bernama Sano Hayato.
⚠ tw // angst, sad end, mcd, blood, accident.
"Aku mencintaimu, saat ini dan selamanya." Cahaya hijau berpendar dua detik, sebelum akhirnya menghilang tanpa sisa, digantikan oleh matahari, dengan kehangatan yang meluapkan kesedihan sampai ke surga.
Green Flash
(1 November, 2019)
November aneh sekali. Katanya, November adalah permulaan musim penghujan di bumi katulistiwa. Sapaan angin dingin pagi ini berkata sebaliknya. Cuaca cerah dengan ribuan bintang di angkasa seolah meneriakkan penghuni di bawah langit katulistiwa bahwa hari ini akan seperti kemarin; panas menyengat dimana-mana.
Chimon menggeliat di kasurnya, menarik selimut setinggi mungkin, tak mengizinkan ruang pada udara dingin menembus kulit. Naasnya, kesialan Chimon telah dimulai terlalu pagi. Tenggorokannya terasa kering. Terlalu kering untuk dibiarkan terlalu lama.
"Sialan!"
Suara Chimon menguar parau. Masih dengan balutan selimut, Chimon beranjak dari kasur. Menatap sesaat jam di dinding kamar, lalu berjalan keluar.
Chimon menuruni anak tangga. Sesekali ia menguap. Matanya yang memerah ia usap-usap dengan punggung tangan. Chimon hendak beranjak ke dapur. Namun langkahnya terhenti oleh siluet mungil yang tengah duduk menunduk menghadap pintu.
"Astaga! Ku kira tuyul."
Gun menoleh. Tangannya masih memegang tali sepatu. Gun tersenyum pada Chimon. Bibirnya mengkilap di bawah temaram lampu.
"Sudah bangun?" Ucap Gun singkat sebelum kembali fokus menganyam tali sepatu, mengikat telaten tali putih pada sepatu Converse Chuck Taylor biru muda.
"Sudah bangun apanya?!" Samar-samar, Chimon dapat mencium harum vanilla menguar ke udara. Chimon mengerjapkan mata berulang-ulang, memastikan manusia mungil di depan pintu benar-benar kakaknya. "Ini jam 4 pagi, Phi! Jam 4 pagi!"
Gun menghela nafas ringan. Gun telah selesai mengikat tali sepatu. Ia berdiri, lalu mengambil bouqet crysanthemum merah muda di sampingnya. Gun menghirup aroma crysanthemun merah muda itu sesaat, lalu menatap adiknya, masih dengan senyum manis yang menampilkan lesung pipi di sudut bibir.
"Iya, aku tahu."
Mata Chimon membelalak, alisnya bertaut, menuntut jawaban lebih. Gun berjalan ke arah pintu sambil mengeratkan jaket abu-abu kebesaran yang telah menemaninya satu tahun terakhir. Gun memegang handle pintu, lalu kembali berbalik pada Chimon.
"Aku hanya merindukannya." Senyum manis Gun luruh, terganti oleh senyum nanar yang hanya membias luka di bola mata indahnya.
Mata itu, Chimon tidak ingin melihat mata itu. Mata penuh sesak yang membuat Chimon tak bisa berbuat apa-apa selain menangis bersamanya. Chimon menunduk, menatap anak tangga terakhir yang belum sempat ia pijak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ceceran Bintang [OffGun]
Fanfiction[Kumpulan Oneshot] OffGun pernah memiliki cerita. Lalu kisah mereka harus berhenti untuk memulai kisah baru berlabel persahabatan. Dalam 1 sirkel berisi 5 orang, mereka diam-diam merangkai harapan. Berharap agar 2 hati yang tepat dapat dilabuhkan. B...