#2

18 2 0
                                    

Happy Reading

***

Pintu kelas terbuka hingga menampilkan sesosok lelaki dengan tinggi sekitar 180an dengan gaya rambut yang tersisir rapi ke arah samping.

"Assalamu'alaikum" ucapnya saat memasuki kelas.

"Wa'alaikumussalam," jawab kami bersamaan.

Aku membelalak kaget. Ternyata lelaki yang mengenakan seragam coklat itu adalah ... Pak Rakhan? Kenapa harus dia? Kan masih banyak guru yang lain. Kenapa harus guru itu yang menjadi wali kelas kami? Apes banget sih tahun terakhir dapat guru sombong kaya gitu. Rasanya aku sudah terlanjur malas dengan pak Rakhan mengingat kesan pertamaku dengannya yang sangat buruk.

Pak Rakhan yang semula duduk di kursi akhirnya berdiri di depan kelas.

"Selamat pagi semuanya"

"Pagi pak"

"Seperti yang kalian ketahui, saya adalah guru yang baru mengajar di sekolah ini. Saya baru setahun mengajar di sini dan pada tahun kemarin saya mendapatkan amanah untuk mengajar murid kelas 10. Pada tahun ini saya mendapatkan amanah untuk mengajar di kelas 12 sekaligus menjadi wali kelas kalian. Ada yang tahu dengan bapak?"

Semua orang dikelas menjawab dengan jawaban yang berbeda. Ada yang tahu, ada juga yang tidak tahu.

"Baiklah anak-anak bapak akan memperkenalkan diri terlebih dahulu"

Dia menghadap papan tulis dan menuliskan sesuatu disana. Satria Abhizhar Rakhan, S.pd.I

"Jadi nama bapak adalah Satria Abhizhar Rakhan. Kalian bisa memanggil saya Pak Rakhan. Umur 25 tahun. Alamat di komplek perumahan Duta Wacana Indah nomor 24 blok E. Bapak mengajar di mata pelajaran agama Islam"

"Saya pindah kesini karena direkomendasikan oleh kepala sekolah sebab sekolah ini kekurangan tenaga pengajar khususnya di pelajaran pendidikan agama Islam. Saya direkomendasikan kesini karena guru yang mengajar Pai di sekolah ini kebanyakan sudah pensiun, oleh karena itu saya di transfer kemari untuk memenuhi panggilan mengajar.

"Untuk sistem pembelajaran saya, setelah selesai tiga bab, kita akan ulangan harian. Lalu peraturan di kelas saya tidak ada siswa yang izin keluar kelas selama lebih dari lima belas menit. Tugas harus tuntas dan rapi—jangan siksa mata saya dengan tulisan yang acak-acakan karena itu sangat mengganggu. Jika kalian mengumpulkan tugas yang tidak rapi maka jangan salahkan saya jika tugas kalian tidak akan saya nilai. Dan yang terakhir, jangan melakukan hal yang mencoreng nama baik kelas"

"Kalian mengerti? Apakah ada diantara kalian yang keberatan?"

Semua siswa diam saja dan memilih untuk menyetujuinya tanpa perlu berdebat dengan guru baru itu karena hal itu hanya akan menguras energi mereka.

"Kalau begitu mohon kerjasamanya ya. Sampai di sini apakah ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Pak Rakhan.

Seorang siswi menunjuk tangannya untuk bertanya. "Ya silakan,"ucap pak Rakhan.

"Status pak" Sontak pertanyaan tersebut membuat seisi kelas menjadi heboh.

"Saya belum menikah" Jawaban itu mengundang pekikan dari para siswi kelas tersebut.

"Kapan nikah pak?" Celetuk salah satu siswi.

"Nunggu ada calonnya" jawabnya datar kepada seisi kelas.

"Kelamaan pak kalo nunggu calonnya, mending sama aku aja" perkataan itu membuat suasana kelas menjadi riuh oleh suara tawa. Beginilah anak-anak SMA. Suka sekali menggoda guru yang belum menikah.

Saranghae Pak GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang