02. Azka PMS kah?

563 51 1
                                    

Happy reading~




BRAKK

Terdengar suara gebrakan meja, semua yang sedang dikelas lantas terkejut dan langsung melihat ke arah pelaku. Pelaku penggerebekan yang tak lain adalah Alrazka Ray Manaf, biasa dipanggil Azka. Ia duduk di meja barisan ketiga dikelas 11 IPA¹ ini.

Dia dari tadi diem loh, samar-samar dia dengar mereka gibahin anak baru— dia diem. Tapi mendadak namanya di bawa, mana pakai dibanding-bandingin lagi, ya marah lah dia!

Dia tuh gak suka diginiin, rasanya pengen pindah kelas sebelah aja. Disini muridnya banyak bacot.

Eh tapi dia ingat, tuh anak baru kan masuk kelas sebelah, gak jadilah dia pengen pindah kelas sebelah ntar ke kegantengan nya tersaingi lagi. Udah lah cukup dikelas ini aja, gak ada yang bisa nyaingin dia, wong mayoritasnya ke banyakan anak perempuan.

"Woi! Kalau gibah gak usah bawa-bawa nama gue juga kalik!!" Teriaknya dengan Wajah terlihat tidak bersahabat. Lagi enak-enak nya ngerjain soal matematika malah digibahin gimana nggak kesal coba?

"Astaga kaget gue kaa!" Ucap mereka bertiga dengan kompak mengelus dada masing-masing. Azka tidak memperdulikan ekspresi terkejut mereka, ia kemudian berdiri dan mendekat kearah tiga manusia jadi-jadian tersebut.

"Bodo, Kenapa kalian gibah bawa-bawa nama gue?!"

"Kita gak lagi gibah kok," ujar Harzan

"Iya kita nggak lagi gibahin orang kok, cuman lagi ngomongin orang aja, yekan gess" ucap Michael dan diangguki kedua temannya itu.

PLAKK

"Goblok lu!"

"Lo!" Geram Azka seraya menunjuk kearah Michael. Sedangkan Michael yang ditunjuk hanya memasang wajah cengengesan seperti anak bayi yang tak berdosa.

"Nah lo kail, Azka nya ngamuk." Adnan kalem-kalem gini suka jadi kompor ya, jadi jangan heran.

"Kalian tuh ya bener-bener." Geram Azka mengepalkan tangan kanannya. Rasa ingin memukul trio wek-wek didepannya sekarang ini.

"Bener apa? Beneran ganteng? Oh makasih, gue emang ganteng." Harzan dengan pedenya seraya menyugar rambutnya kebelakang.

"Ngelunjak ye lu, muka kayak gagang sapu aja bangga!"

"Sini lo!!" Rasa ingin sabar tapi rasa kesalnya lebih mendominasi. Dan pada akhirnya mereka berempat main kejar-kejaran didalam kelas diantara meja-meja yang tersusun rapi, masing-masing lari kearah yang berbeda.

"Kyaaaa... lariii..."

"Aaaa... selamatkan diri."

"Ampun Azkaa ampunn huhuuu."

"Lari woi ada banteng lepas dari kandangnya."

"Hati-hati kalian yang pake baju merah diseruduknya entar!" Teriak harzan kepada beberapa temannya yang masih berada didalam kelas, pas banget satu kelas emang lagi pakai baju olahraga warna merah, termasuk juga dia.

"Plis lah Azka, capek gue lari-lari istirahat dulu ya." Kata michael yang dari tadi terus lari keliling meja guru walau si Azka gak lagi ngejar dia.

Dah lah mencapek😭

"Aduh jangan tarik rambut gue ka, ntar rambut gue kagak keren lagi huhuhuu." Ringis Harzan dan Azka malah semakin gencar menarik rambutnya.

"Rontok sudah mahkota terindahku."

"Anjir lah kalian berdua, tangan gue jangan ditarik tarik woi lu kira lagi lomba tarik tambang!" Umpat seorang cewek yang tangannya ditarik sama Michael dan Adnan buat dijadiin temeng didepan, padahal badan mereka lebih besar dari tu cewek.

"Udah ka kita capek lari-lari, kita nyerah deh maafin kita ya."

"WADOHH SAKIT KAA, TOLONG LEPASIN TANGAN LO!" Jerit adnan dan michael karena jambakannya kagak main-main cuy.

"GAK, SEBELUM GUE DAPAT TEBAS MULUT LO BERTIGA YANG SERING NYINYIR ITU!"

"Aaaa jangan dong~" rengek michael yang reflek memegang bibirnya. "Ntar bibir gue kagak syeksi lagihh." Sambungnya dengan nada yang dibuat-buat. Terdengar geli memang ditelinga.

"Dih jijik gue, jauh-jauh lu sana."

Setelah puas menarik rambut Michael dan Adnan, Azka kembali mengejar harzan yang sedang berdiri didekat meja guru. Setelah dapat, bukannya menarik rambut Harzan seperti yang dilakukannya kepada Michael dan Adnan, ia malah menggelitik tubuh Harzan. Yang mana membuat Harzan bergerak heboh seperti cacing kepanasan.

"Azka!" Panggil seseorang dari arah pintu kelas.

"Apaa!!"

"Ebuset selow lah gak usah ngegas." Ujar seseorang yang bernama Arjuna dean alderan  aka Juna. Ia tersenyum lalu berjalan mendekat ke arah Azka.

"Kantin kuy."

"Ngapain?"

"Makan."

"Bolos?" Dan dijawab dengan anggukan dari Juna.

"Gak ah gue mau belajar biar pintar."

"Tapi kan lu udah pinter."

"Biar makin pintar lah."

"Sesekali ka, lu kan jarang-"

"Pokoknya gak mau gue, bye." Setelah mengucapkan itu Azka langsung keluar dari kelasnya.

"Eh lu mau kemana, katanya gak jadi ke kantin!" Teriak Juna menyusul azka yang melangkah cepat ke luar kelas.

"Huftt akhirnya lepas juga dari amukan si banteng itu." Helaan nafas lega terdengar dari ketiga pemuda yang menjadi sasaran kemarahan Azka tadi. Harzan yang masih terkapar dilantai masih sesekali meringis. Michael dan Adnan justru mengusap pelan kepala mereka dan meringis saat melihat ada beberapa rambut yang rontok. Seriusan deh ini kepala mereka nyut-nyutan, kulit kepala mereka rasanya pengen copot. Azka jambak rambut mereka berasa lagi cabut rumput kali ya.

Enteng bener!!
















TBC.

Jan lupa voment guys😍

Friends||ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang