Bagian 2

5 1 0
                                    

matanya seperti tak asing, meggetarkan sesuatu dalam sanubari,  mengingatkanku padanya yang sudah lama menghilang.


-Nadia Faby Olla



Pertama kali yang aku liat itu muka panik Siti yang buat aku jadi ketawa, lucu banget mukanya pengen nangis gitu, matanya berkaca-kaca gemes banget deh yaampun

"Gue belum mau mati Siti hehe" candaku

"Ih lo ya kurang akhlak, gue panic bego! Bangun-bangun lo ngajak gelud Anjir!" selanya ga terima.

"Ututu sini peluk dulu sayang banget deh sama Siti" ucapku sembari berpelukan dengan Siti.

"Lebay amat lu berdua" kesal Fatimah sembari menoyor kepalaku dan Siti

"Iri bilang bos" ejekku pada Fatimah, sembari tertawa jahat bersama dengan Siti. Melihat wajah kesal Fatimah ada keseruan bagiku dan siti, karna Fatimah ini salah satu spesies yang gede gengsi hahaha

"heh Bocil, lo gapapa kan?" Tanya Hasan padaku

"ga papa kok gue, eh! Kalian ga ikut ospek?" tanyaku.

Tapi mereka enggan untuk menjawab aku yakin mereka sedang badmood untuk mengikuti Ospek, lantaran karna sudah dipermalukan oleh Gilang sisongong itu huh! Sebel! Baru hari pertama kok ga seru gini sih.

"kok kalian jadi loyo sih, masa SMA kan ga buat ulah ga asik ya ngga, kalian masa mau diam aja disini, mending buat si kaka OSIS songong itu kesel, biar dia ga berani main-main sama kita ya ga" ntah ide gila macam apa yang ku katakan hingga ketiga laki-laki ini bersemangat, yaampun pasti ini karna setan si Gila Gilang itu menempel astaga. Tapi, emang liat muka keselnya itu menyenangkakn deh, kayanya sifat jailku bakalan keluar nih, Gilang tunggu pembalasanku hahaha

"Lo bener Nad, mending sekarang kita ikutan ospek dan kita ikutin permainan dia" Komando Hasan.

"Duh mending damai aja deh, ngapain juga ribut ama cogan gue" bantah Siti

"Tau nih, lagian kan emang udah tugasnya OSIS begitu, lebay deh lu pada" Fatimah bersuara.

"Tapi bisakan bagi hukuman secara rata, Nadia ga bakalan jadi gini" Anwar menyuarakan tidak terimanya.

"Emang Nadia aja yang lemah" jawab Fatimah menyudutkan ku, sebesar itu ya rasa sukanya Fatimah ke ka Gilang.

"Fatimah! Lo ngomong apa sih?!" Hasan mulai murka

"Gue ga papa kok, Ya udah gih sana ospek, kepala gue masih sakit nih, gue mau istirahat aja". Tak lama mereka keluar perbincangan tadi menjadikan suasana canggung. Jujur aku sakit hati, bila boleh meminta aku juga tidak ingin sakit, tapi sudah jalannya beginikan jadi ya terima saja. Aku juga ga mau lemah dan ngerepotin orang-orang tapi aku harus bersyukur setidaknya aku masih bisa menikmati hidup yang cukup baik. Tidak ada yang sempurnakan dalam hidup. Begtiu juga kisiah hidupku. Ini masih permulaannya, masih ada kisah yang akan datang stelah ini. Tiba-tiba pintu UKS ada yang mengetuk, tak lama seseorang masuk kedalam, aku acuh mungkin ada yang ingin tidur atau mungkin anak PMRnya datang mengambil obat atau mengecek keadaan.

Ternyata aku salah, yang masuk itu ka Gilang dan sekarang sudah duduk memandangiku

"Ngapain ka?" tanyaku

"liat keadaan lo"

"gue gapapa kok"

"sebagai OSIS gue bertanggung jawab"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah Rasa Untuk GilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang