Endlose Sehnsucht

432 56 678
                                    

Seorang wanita tengah memandangi rintikan air hujan yang mulai membasahi tanah pekarangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita tengah memandangi rintikan air hujan yang mulai membasahi tanah pekarangan. Ia terdiam termenung duduk di kursi teras rumahnya, terlihat ia sangat merindukan orang yang sangat ia cintai.

Ia dibuyarkan oleh jemari kecil yang menepuk lembut bahunya, ia menoleh dan mendapati buah hatinya yang berusia kisaran lima tahunan itu tersenyum manis ke arahnya.

"Ada apa Jungnam-ah?" Jung Nami, wanita itu bertanya kepada putranya yang terlihat sangat bahagia sembari memegangi mainan robot di tangan kanannya.

"Eomma, aku senang sekali mendapat kiriman mainan dari appa." Soraknya penuh kegembiraan, Nami tersenyum lembut lalu mengelus pucuk kepala putranya itu.

"Eomma sangat senang, jika kau menyukai semua mainan itu." Setelah itu, Jungnam menarik tangan Nami membawanya untuk masuk ke dalam rumah.

"Eomma, ayo masuk! Di luar hujan, nanti Eomma sakit." Nami tersenyum sembari menuruti kemauan sang buah hati. Sesampainya di dalam rumah, Nami mendengar deringan yang berasal dari ponsel yang ada di kamarnya.

Dengan segera ia menuju kamarnya dan melihat siapa yang sedang meneleponnya. Saat Nami melihat nama yang tertera di layar ponsel itu, Nami mengembangkan senyuman bahagianya.

"Yeobo! Kau dari mana saja, dari kemarin malam aku menghubungimu dan nomormu tidak aktif," teriaknya yang hanya mendapat balasan senyum polos Jeon Jungkook, suaminya yang menyelesaikan Kontrak kerjanya di Jepang. Jungkook sudah menetap di sana selama tiga tahun, dan sudah hampir satu tahun tak pulang ke Korea, Nami tak ikut ke Jepang karena saat menikah Nami masih belum menyelesaikan kuliah.

"Mianhae Yeobo, aku sudah bilang padamu dua hari yang lalu kalau aku akan melakukan penelitian akhirku di sebuah kota kecil yang ada di Nagasaki, dan aku baru pulang tadi pagi. Maafkan aku baru bisa menghubungimu, karena di sana tak ada sinyal sama sekali."

"Terserahlah, aku tak peduli." Tanpa Nami ketahui , di seberang sana Jungkook tengah berusaha mengusap air mata kerinduannya itu. Dan menahan diri agar tak menangis saat menelepon keluarganya.

"Yeobo, bagaimana kabar anak kita? Aku dengar dia sudah masuk sekolah?" tanya Jungkook dengan penasaran, ia sangat merindukan putra kesayangannya itu karena hampir satu tahun ia tak pulang, dan hanya melihat perkembangan putranya lewat panggilan video yang ia lakukan dengan Nami.

"Tanyakan sendiri padanya, kenapa kau tidak melakukan panggilan video? Apa kau tak merindukan wajah cantikku ini, hm?" gerutu Nami dengan sedikit kesal, di seberang sana Jungkook sedang terkekeh membayangkan wajah kesal Nami yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Baiklah , sebentar Yeobo. Aku ada di luar apartmen, aku akan masuk dulu ke apartment." Jungkook berbohong, nyatanya ia sudah di dalam kamar apartment-nya, ia mengusap air matanya yang berhasil lolos melewati kelopak matanya.

BELAMOUR 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang