CHAPTER 04

164 30 1
                                        

"Perjuangan untuk saling memiliki memang sangat besar, tapi ada yang tidak bisa dilupakan oleh manusia, yaitu TAKDIR"

***

Manusia boleh merencanakan sesuatu yang diinginkan, menyusun jalan terbaik untuk mendapatkan sebuah pencapaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia boleh merencanakan sesuatu yang diinginkan, menyusun jalan terbaik untuk mendapatkan sebuah pencapaian. Namun ada hal yang memang tidak bisa dihindari, yaitu sebuah takdir yang telah ditentukan.

Akan ada masa dimana kita gagal dalam meraih sesuatu, ada pula masa dimana kita berucap syukur dan bahagia karena berhasil mencapai sesuatu. Semua sudah disusun sesuai porsi masing-masing, orang yang berada dibawah bukan berarti selalu dibawah, sebaliknya pula orang yang berada diatas bukan berarti selalu diatas. Pada intinya, semua akan ada masanya masing-masing.

Sama halnya dengan Kanaya, ia selalu berucap syukur dengan nikmat hidup yang selama ini ia rasakan. Ada hal yang lebih berharga dari harta sekalipun, yaitu keluarga. Kehangatan keluarga adalah moment terindah dalam hidup, karena pada dasarnya semua harta benda yang melimpah ruah akan kalah dengan cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang berharga.

Pagi ini gadis cantik itu sudah rapi dengan balutan seragam sekolah, setelah selesai merias wajahnya dan mengatur semua keperluan alat tulisnya, Kanaya turun kelantai bawah untuk ikut bergabung di ruang makan untuk sarapan pagi bersama.

"Selamat pagi". Sapa Kanaya pada ayah bundanya yang sudah lebih dulu dimeja makan. Ayah yang sudah rapi dengan seragam kantornya, dan bunda yang sibuk mengoles roti dengan selai.

"Mau rasa apa Nay?"

"Hari ini aku mau yang coklat Bun". Jawab Kanaya sambil meletakkan tasnya dibelakang kursi makan.

Ririn-Bunda Kanaya terlihat mengambil selai rasa coklat sesuai dengan yang diminta oleh anak satu-satunya itu.

"Leo jemput kamu lagi?". Tanya Noval yang mendapat anggukan kepala dari putrinya.

"Lengket terus kayak perangko. Emangnya Leo gak punya pacar Nay?"

"Gak ada Bun. Naya juga sering ngomelin Leo, tapi dianya ngeselin". Jawab Kanaya sambil memakan roti selainya.

"Kalau Leo punya pacar, emang kamu sanggup waktunya Leo kebagi? Entar nangis". Ledek Ririn dengan tawa kecil yang berhasil membuat Kanaya kesal.

"Naya bisa kok tanpa Leo"

"Masa sihh? Bunda gak percaya tuhh"

Apa yang dikatakan bunda ada benarnya juga, apa Kanaya sanggup jika waktu Leo untuknya terbagi dengan gadis lain?. Walaupun Kanaya dan Leo hanya sebatas sahabat kecil, tak bisa dipungkiri hubungan mereka sangat dekat melebihi kedekatan pasangan kekasih.

I Caught You In Grindelwald (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang