"Batasannya sudah dicabut, ya?" Samuel melihat pesan itu dengan senyum terlukis di bibirnya.
Samuel, sang Menantu Tak Berguna keluarga Ardianto ... sebenarnya sama sekali bukan seorang miskin. Sebaliknya, dia adalah putra dari seorang yang sangat kaya dalam negeri!
Mengenai betapa banyak kekayaan keluarganya, bahkan Samuel pun tidak tahu-menahu tentang hal tersebut. Kemungkinan, kekayaan keluarganya tak akan habis untuk tujuh generasi berikutnya.
Satu hal yang Samuel ingat yang bisa menunjukkan sebesar apa kekayaan yang keluarganya miliki adalah krisis ekonomi pada tahun 2008. Krisis ini dapat diibaratkan sebagai tsunami. Dimulai dari Amerika Serikat, lalu tersebar ke Eropa, Asia, Afrika, dan seluruh negara-negara di dunia.
Banyak lembaga keuangan besar di seluruh dunia yang ditutup atau diambil alih oleh pemerintah. Tak hanya itu, begitu banyak pabrik yang bangkrut karena bos mereka kehilangan uang. Kejadian di mana puluhan juta orang di-PHK dan menjadi pengangguran juga bukanlah hal yang aneh.
Ketika kekacauan ekonomi itu terjadi, Samuel masih seorang anak berusia 14 tahun. Dia ingat bahwa tidak lama setelah krisis ekonomi meletus, ada begitu banyak orang dari berbagai belahan dunia yang bertamu di kediamannya. Orang Barat, orang Timur Tenggara, orang Afrika, dan masih banyak lagi. Karena kedatangan orang-orang ini, kediamannya dikelilingi oleh para tentara dan pasukan khusus bersenjata untuk memperketat keamanan.
Samuel yang pada saat itu masih muda tentu tidak bergabung dengan sekumpulan orang-orang tersebut dan mengikuti pembicaraan para orang dewasa. Dia hanya tahu para tamu itu menginap di rumahnya selama tiga hari penuh. Selama tiga hari itu, suasana di rumah keluarga Sugiono begitu tegang dan penuh tekanan. Dengan keberadaan pasukan khusus yang menjaga mereka selama 24 jam, Samuel bisa membayangkan kalau lalat pun akan berpikir dua kali untuk terbang masuk.
Tiga hari kemudian, para orang-orang yang kelihatannya penting itu meninggalkan kediaman keluarga Sugiono dengan berbagai dokumen. Ekspresi mereka ketika meninggalkan kediaman Samuel penuh dengan rasa hormat dan syukur.
Samuel ingat bagaimana dirinya mengangkat kepala untuk melihat para tamu, lalu pandangannya pun beralih pada sang Ayah. "Ayah, untuk apa orang-orang itu di sini?"
Yoel Sugiono tidak menjawab pertanyaan putranya secara langsung. Pria itu menurunkan pandangannya, lalu dia mengulurkan tangannya dan dengan penuh kasih mengusap kepala Samuel.
"Sam, di dunia ini, berapa banyak kekayaan yang kamu miliki setara dengan seberapa besar tanggung jawab yang harus kamu emban." Yoel melanjutkan, "Kamu adalah anak tunggal dari keluarga Sugiono, dan di masa depan kamu juga akan bertanggung jawab atas kekayaan keluarga Sugiono." Pandangan pria itu berubah dalam. "Kamu harus ingat bahwa kamu tidak boleh menggunakan kekuatanmu untuk mempersulit negaramu sendiri dan mengambil keuntungan dari kesulitan itu. Ingat, kamu adalah orang dari Negara H."
Samuel memandang ayahnya dengan mata bulat. Dia mencoba untuk menanamkan ucapan sang Ayah di dalam hatinya.
"Pada saat yang sama, ketika negara dan kawan-kawan kita membutuhkan bantuan, kita harus memberikan bantuan agar negara kita juga bisa melangkah lebih jauh."
Kalaupun pada saat itu Samuel tidak begitu mengerti arti dari kata-kata ini, tetapi dia mengingat ucapan sang Ayah di dalam hatinya.
Kemudian, dalam waktu sekitar satu tahun, ekonomi global pun perlahan pulih. Samuel selalu merasa bahwa tiga hari menegangkan di kediaman Keluarga Sugiono yang dipenuhi dengan penandatanganan dan pelaksanaan berbagai kontrak merupakan hal yang memungkinkan pemulihan ekonomi global dengan kecepatan yang begitu cepat.
***
Samuel terlonjak kembali ke dunia nyata, meninggalkan memori yang berada di pojokan otaknya. Dia pun mulai menimang-nimang mengenai hal apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Billionare Man
RomantikSamuel Sugiono harus menjadi orang miskin karena adanya krisis ekonomi dunia. Menghadapi caci-maki dari orang lain, Samuel tegar menerimanya. Ketika semua akses kekayaannya kembali, ia muncul sebagai penguasa dunia!