Matahari Terbenam menandakan malam akan tiba, disana aku terdiam melihat kilauan cahaya yang terpancar di pantai.
Pikiranku hilang, aku hanya menatap kosong langit yang mulai gelap di atas tebing dengan suara air pantai yang menerpa tepian tebing.Seseorang menarik pergelangan tanganku, dan menarik tubuhku hingga memeluknya.
"Apa yang kau lakukan" ucapku sambil menangis dibahunya.______Tubuhku basah oleh keringat, aku bermimpi itu lagi, aku tidak mengerti mengapa mimpi itu terus menghantuiku, siapa laki-laki itu? Mengapa dia menangis?
__________________________
Pagi ini aku bangun telat, karena mimpi itu, aku tak mengerti aku merasa dejavu laki-laki disana siapa?
Setelah 1 tahun menjadi pengangguran akhirnya aku bisa bekerja di cafe walaupun tidak sejalan dengan jurusan yang aku ambil sewaktu kuliah.
Hari ini aku memulai kehidupan sendiri, orangtuaku sudah lama tiada karena kecelakaan yang terjadi tahun lalu."Zennie" panggil seseorang disana.
Aku tersenyum, dan menyambut kedatangannya dengan hangat."Apa kau menungguku lagi?" Yah! Sepertinya dia bisa membaca pikiranku sekarang, aku sangat merindukannya walaupun kami bertemu setiap hari.
"Aku selalu menunggumu, dan aku tidak sabar mendengarkan ceritamu na" jawabku dengan semangat, yang dibalas dengan senyuman yang membuatku mabuk setiap melihatnya.
Kamu mau tau tentangnya? Dia sangat manis, seorang laki-laki yang memiliki senyuman manis,lembut dan nyaris hampir sempurna, dia memiliki kepribadian yang sangat baik, tetapi 1 tahun belakangan ini setelah orangtuaku meninggal dia datang tiba-tiba yang menghiburku disaat aku merasa kesepian, dia sangat baik, hanya itu yang bisa aku deskripsikan. Namanya na-njun, aku tidak tau latar belakang keluarganya, tetapi dia mungkin berasal dari negara luar.
"Na, kamu mau pesan seperti biasa?" Dia menjawab pertanyaanku dengan sebuah anggukkan.
Seperti biasanya dia selalu duduk di cafe tempatku bekerja untuk minum segelas coffie pahit, entah terbuat dari apa lambungnya, dia hampir setiap hari mengonsumsi coffie pahit itu.
Aku menyiapkan segelas es coffie pahit yang dia minta, entah kenapa hari ini aku merasa aneh, dia sekarang terlihat sangat pucat, aku memperhatikan gerak geriknya yang seperti mencemaskan sesuatu.
"Apa yang kamu pikirkan na?" Dia hanya melihatku sekilas, dan kembali larut dalam pikirannya.
Tidak seperti biasanya yang selalu tersenyum dan menceritakan hal-hal random yang tidak penting untuk dibicarakan."aku bisa membantumu, apa ada sesuatu yang terjadi? Wajahmu pucat na, apa kamu sakit?". Dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Aku baik-baik saja zen, apa kau sangat sibuk sekarang?" Tentu saja tidak, aku akan selalu meluangkan waktu untuknya, karena waktu yang selalu aku habiskan bersamanya sangat berarti bagiku.
"Tidak, aku ada waktu, ada yang mau kamu ceritakan?"jawabku dengan tidak sabaran, karena na-njun selalu ada kejutan setiap kali dia mengajakku pergi.
"Aku mau mengajakmu kesuatu tempat, ada yang perlu kamu tau zen". Aku mengangguk dan berlari bersiap-siap untuk pergi dengannya.
♡♡♡
Kali ini dia tidak membawaku kepantai, biasanya setiap kali dia ingin bicara denganku, dia akan membawaku ke pantai.
"Ini tempat apa? Kenapa kamu membawaku kesini na?". Sangat aneh, dia membawaku ke sebuah gubuk, tapi gubuk ini sangat bersih dan rapi, semua barang-barang disini terlihat masih bagus.
"Ini tempatku saat aku kesepian zen, tapi setelah aku mengenalmu, duniaku tidak pernah sepi lagi"
Yah! Dia selalu membuatku malu, na-njun orang yang selalu bicara tanpa berfikir terlebih dahulu, dia selalu spontan dan mengatakan apa saja yang ingin dia katakan.
"Na, aku tidak mengerti". Dia mengambil sebuah buku yang mulai usang, tetapi buku itu seperti buku deary, buku yang di kunci dengan gembok kecil. "Ini buku yang menceritakan sesuatu didalamnya, dan itu tentang dirimu zen".
Pikiranku bertanya-tanya, tentang dirinya? Bagaimana buku itu bisa menceritakan semua tentangnya? Apa na-njun dari kecil sudah meramal dirinya? Dan menceritakan semuanya disana? Bodoh! Apa yang kamu pikirkan zen!
"Kamu mungkin bertanya-tanya, buku apa ini, suatu saat kamu akan membukanya sendiri zen". Suatu saat? Kenapa tidak sekarang? Apa isi buku itu sampai harus di kunci. Dan menceritakan tentang dirinya? Ah sudahlah! Kepalaku bisa pecah memikirkan itu.
"Yuk". Dia menggnggam tanganku, dan mengajakku kebelakang gubuk itu, disana ada taman kecil yang indah dengan bunga-bunga berwarna merah muda, yang di hiasi sesuatu berwarna hijau disana.
"Bunga ini aku rawat sendiri zen, apa kamu suka?". Dia memetik setangkai bunga dan memberikannya kepadaku.
"bagaimana kau merawatnya? Bunganya sangat cantik aku suka."
Na-njun yang kebiasaannya hanya tersenyum, dan beberapa jam yang lalu aku melupakan sesuatu, wajahnya masih pucat tetapi dia bisa menipuku dengan senyuman manisnya itu.
"Na, wajahmu-pu--".
"Aku tidak apa-apa, hanya saja aku belum mencharging zen". Yang jawabannya sudahku mengerti.
"Aku mengusap rambutnya dan tersenyum manis kepadanya." Kebiasaan ini yang biasanyaku lakukan kepadanya, na-njun suka saat aku melakukan itu kepadanya.
"Bukan itu, aku menginginkan hal lain". Dia menarik tanganku yang mengusap kepalanya dan memeluk erat tubuhku. Aku hanya membeku, dan pikiranku? Aku tidak tau memikirkan apa sekarang.
"Aku sangat menyayangimu zen, lebih dari diriku sekarang, aku tidak ingin meninggalkanmu, aku mau disini, selalu bersamamu, selalu menghabiskan waktu bersamamu, mengajakmu pergi ketempat yang hanya ada aku dan kamu."
Apa dia menangis sekarang? Aku merasakan bahuku basah saat ini, aku tidak mengerti kenapa dia seperti ini?
"Tuhan tolong izinkan aku untuk lebih lama lagi denganya, tolong!."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hai gaiss... xixixixi
Akuu lanjut dulu ajaa yaa, dah rame bakal aku up info" lainnya >_<@ci_jaenie
continue to the next story...
KAMU SEDANG MEMBACA
Not You
FanfictionAku menjadi hampa dan hanya ada jawaban kusut seperti labirin, aku mencoba mengunjungi dia sendirian tanpa henti, jadi kisahmu saat bersamanya, andai saja dia tahu ini akan menjadi akhir dari kebahagiaan, kenangan yang telah berakhir, di depannya se...