If someone loves you. They shouldn't want to change you-
" Aish. Sial. Kenapa harus hujan sih?" Rutuk ten yang baru saja keluar dari ruang akademik. Sore ini ia baru saja menyelesaikan kuliahnya. Jadwal yang berantakan terkadang ia sesali. Kalau saja dulu tak terlalu santai mungkin semuanya akan terstruktur. Masa bodo lah. Sudah kepalang jadi.
Tidak membawa payung maka totebag nya lah yang ia gunakan untuk menutupi kepalanya menuju parkir mobil. Terpaksa harus melawan rintik hujan yang mulai menderas dan sepatu converse yang berkecipak dengan noda kubangan air bercampur sedikit tanah yang melumpur. Sayangnya, ia bukan peramal cuaca. Yang malah di kenakan adalah converse berdasar putih dengan moncol hitam di sebagian sepatu itu. " God. Ini merusak keestetikan style seorang tennie " begitu dalam hati. Namun yang pertama adalah menyelamatkan dirinya agar tak kebasahan seluruhan. Ia benci hujan.Brakkk!
Ten membanting pintu mobil untuk menyulutkan kekesalannya.
" Sudah tadi hampir terkena strap mr.j dasar si tua bangka Untung saja tampan. Ah tapi percuma tampan kalau dia tidak bisa memberiku nilai yang bagus. Bisanya menggoda wanita saja " salahkan ten si mulut kobra. Berbisa (yah walau secara tidak langsung).
Ia menyalakan mesin mobilnya menuju kafe tempat ia janjian dengan taeyong, kekasihnya.
" Ya hyung, aku sudah dijalan, sabarlah. Jangan menambah emosiku bergejolak! Yakk! Jangan memaki! Disini hujan sudah mulai deras! Tidak, aku tidak alasan ini sungguh!! Aish masa bodo!" Bipp. Ten memutuskan panggilan sepihak.
Tuhan, ingin saja ia menyabut nyawa kekasihnya kalau saja dia tidak dibuat keenakan a.k.a sexual things karena sungguh taeyongnya itu kalau menyangkut ten sungguh bukan manusia penyabar lagi. Berlebihan ya. Tapi secinta itu.
Pedal gas ia lajukan dengan cepatnya. Karena ten tak mau mengambil konsekuensi taeyong akan marah padanya. Bukan, ten bukannya takut marah dengan taeyong. Tapi kecerewetan kekasihnya akan tiga kali lipat lebih menyebalkan ketimbang biasanya. Padahal menurut circle pertemanan, taeyong adalah pria yang irit bicara. Baiklah coba saja ia jadi ten.
.
.
" Kenapa lama sekali " taeyong bicara tanpa berniat melihat ten dengan sedikit kuyup
" Hei. Lihatlah kekasihmu ini, mulai kedinginan bukannya di peluk malah memperburuk suasana "
Sluurrrp.
Tanpa izin ten menyeruput latte panas milik taeyong. Ten benar benar kedinginan
" Yakkk! Kau bisa pesan sendiri jangan mencuri punyaku!" Teriak taeyong
" Dasar pelit kalau perihal kopi!" Ten langsung menuju barista untuk memesan yang hangat-hangat (tapi bukan bajigur)
" Jadi ada apa hyung? Tidak biasanya kau mengajakku ke cafe. Kau paling suka langsung main ke apartemenku? " Tanya ten mulai menyamankan duduknya.
(Sigh) taeyong menghirup oksigen sebanyak-banyaknya seakan ia akan menjelaskan sesuatu yang pelik.
" Bisa kau jelaskan mengapa jaehyun tiba-tiba menyimpan foto ini?"
Ten melihat ponsel milik taeyong yang disodorkan padanya.Ten tidak lagi terkejut.
Mulanya ia enggan bercerita karena ia memikirkan waktu yang tepat untuk berbagi kisah ini dengan taeyong. Tapi rupanya kekasihnya itu mengetahui lebih dahulu.
" Kau...
Mendapatkan ini dari siapa hyung?" Ten melirihkan suaranya.
"Cheogi, vanilla latte panas" seru pelayan yang mengantar pesanan ten. Ten membalas dengan anggukan kepala.
" Bukan jaehyun.
Aku hanya tidak sengaja foto itu terkubur di hp si jepang(yang dimaksud itu yuta) "
Ten menyeruput kopi manis itu untuk tetap menghangatkan mulutnya sebelum menceritakan kejadian yang hampir ia coba lupakan.
" Ku kira yuta hyung sudah menceritakannya padamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chit Chat-en'yong
FanfictionMix short-story Maybe I'll add some nc and nsfw for some part.