Paint me ñækèd

63 21 0
                                    

Sudah menjadi kebiasaan seorang lee taeyong yang menyukai waktu luang bukan untuk bersantai. Melainkan mengisinya untuk mempersibuk diri sendiri. Padahal kesehariannya sudah penuh kesibukan. Apa tidak lelah? Mungkin orang lain yang mendapatkan hari libur akan memakai itu untuk berhibernasi. Me time dan lainnya.

Srakk, srakkk.

   Seretan kuas dan noda yang sudah lumayan mengotori tangan, dan celana kain levisnya tidak membuat taeyong kehilangan fokus. Sesekali lidahnya keluar juga gestur kepala yang memutar kebawah mengikuti condong arah lukisan itu.
Memang tidak setiap waktu luang ia gunakan untuk melukis. Terkadang memporak porandakan dapur apartemennya sekedar membuat pattiserri, membaked roti-roti, atau menu spanyol yang sangat ia sukai. Ah, jangan lupakan harry. Kalau kalian bertanya siapa itu harry. Dia seekor kuda jantan. Dia menyukai olahraga berkuda. Mendapatkan jenis kuda jantan yang cocok dengan pilihannya itu susah. Pasalnya, matthew, pamannya dari texas alias negeri koboi kesusahan mencarikan kuda yang memang diinginkan taeyong untuk hadiahnya. Bisa saja anak itu berpacu kuda sendirian seharian penuh di lapangan kuda pribadinya meski ia harus rela berkendara beratus mil dari apartemennya. Atau yah. Mendapatkan hasil sempurna untuk menu yang dicobanya. Taeyong, dengan ambisinya adalah sepadan.
Sudah sekitar tiga jam lelaki itu melukis tanpa berhenti kecuali untuk menegak air putih dimeja sampingnya. Kok betah? Kebetulan ia sedang mendapat inspirasi dan menggambar metropolitan serta hiruk pikuk didalamnya. Taeyong tidak suka diganggu jika ia sedang serius mengerjakan sesuatu. Namun hal itu sedang terjadi Ketika tiba-tiba jungwoo, adik sepupunya menyerobot masuk diruang rahasia yang biasa ia gunakan untuk melukis, ah mungkin bukan jadi rahasia lagi karena jungwoo sudah mengetahuinya.

" Shit! Lihat apa yang kau lakukan dan membuyarkan konsentrasiku!" Sulut taeyong. Garis yang seharusnya ditarik kesamping malah terlalu menjulang kebawah akibat keterkejutan kedatangan sang adik.
" Mianhae hyung. Hehe.(jungwoo ga ada salah, tampangnya kek 😁 doang)
Habisnya aku sudah daritadi memanggilmu dan kau tidak menjawab. Jika bukan kesini lalu  kemana lagi?"
" Ya, baiklah. Berhubung mood ku sudah rusak. Kau perlu bantuan? "
"Aah itu. Aku hanya ingin memberi tahu. Ada sayembara. Itu sih bahasa kuno nya. Ada petisi tentang kejuaraan melukis daerah. Ya, meski hanya antar kota.  jika kau menarik wisatawan mungkin kau bisa memenangkan untuk kemudian lukisanmu di pajang di gala pameran di itali" jelas jungwoo. Jujur saja, taeyong tidak begitu tertarik dengan semacam lomba seperti itu. Lukisannya adalah ia sendiri yang menikmatinya. Bukan karena ia tidak suka dikritik namun setiap orang punya pandangan berbeda dalam menilai, kan?. Menurut taeyong pemikiran orang-orang terhadap lukisannya masih terlalu abstrak untuk taeyong dengan seleranya.
" Akan kupikirkan " balas taeyong singkat.
Jungwoo beranjak dari posisi semula menuju keluar ruangan sebelum menolehkan dan mengatakan sesuatu.
" Mereka juga menyiapkan model untuk sesi terakhir, siapa tahu kau tertarik. Pssst, dia seorang laki-laki loh, katanya sih imut dan manis, cocok untuk tipe seme sepertimu " jungwoo berlari sebelum taeyong mendepaknya akibat godaannya itu.
Sudah umum di lingkungannya kalau taeyong bukan seorang pria lurus seperti kebanyakan, yang akan membabat habis stok perawan atau berakhir tidur di kelab malam. Menurut taeyong pemikiran itu sungguh terlalu mainstream, hanya karena orientasi seksual taeyong berdeda dari umum, ia bukanlah seseorang yang menggilai hal semacam itu. Terakhir relasinya dengan rekan kerjanya, bernama doyoung yang kemudian menjadi pesaing bisnisnya dan berakhir dengan pemuda jung, sahabat jungwoo, sedangkan sesudah doyoung menikah dan kini tengah mengandung, taeyong sudah tak ingin mencoba lagi. Terlalu melelahkan pikirnya.
.
Ten pov
Ten, seseorang yang sedang menjalani pekerjaan freelance nya sebagai model panggilan dan juga fotografer sedang jalan-jalan siang ini. Ia butuh menghirup udara, walau sedikit terik cuacanya.
Ia memutuskan untuk pergi ke beberapa destinasi dengan taman yang rindang.
Ketika ia sedang berjalan sendirian, tak sengaja melihat seorang pria yang berdiri menjulang menghadap depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chit Chat-en'yongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang