4

15 5 2
                                    

Lama ngga up sekali up ngga banyak. Siapa ? Ya aku:v

~Raksa~

Dentuman musik dan lampu kerlap-kerlip menghiasi seluruh pojok ruangan ini.

Menghirup asap rokok, mencium bau alkohol bahkan sampai menenggak minuman yang semakin mencandu, membuatnya menjadi lebih tenang.

Ia merebahkan kakinya di atas meja bar. Menyenderkan tubuh di kursi. Dan menghentikan aktivitas merokoknya lalu mendongak melihat langit-langit.

"Sa.." Panggil Leon khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
Pasalnya, sudah tidak terhitung berapa gelas ia minum dan berapa putung rokok yang ia hisap.

"Sante. Gua nggapapa" Jawab Raksa. Ia maksud dengan tujuan Leon memanggilnya.

"Kali ini lo kebanyakan Ka. Ntar lo tepar" Kata Jory "Kenapa?" Lanjutnya bertanya.

"Nggapapa. Gua bisa nyeimbangin ko" Elak Raksa.
Ia menghela nafas berat lalu kembali menghisap rokoknya "Lagi pengen aja" Lanjut Raksa.

Saat ini, mereka, lebih tepatnya Raksa, Leon, dan Jory berada di club yang biasa mereka datangi.
Sahabat waktu di SMP, namun harus terpisah karena keinginan orang tua.
Tapi, tak jarang mereka mengatur waktu untuk bisa bertemu.

"Sa.." Panggil Jory membuat Raksa menatapnya.

Raksa hanya menaikan satu alisnya sebagai isyarat.

"Cewek yang di pojok ngliatin lo terus"

Ucapan Jory membuat Raksa dan Leon menatap pojok.
Keduanya menatap cewek yang sedari tadi menatap Raksa.

Cewek tersebut tersadar lalu membuang muka ke sembarang asal.

Perasaan gugup, bingung, sedih, marah, bercampur jadi satu di dalam tubuhnya.
Merasa masih ditatap, ia berjalan ke luar club.

"Biarin. Mungkin efek ngga pernah liat orang ganteng" Canda Raksa dengan raut muka datar lalu menghisap kembali rokoknya.

"Bacot" Umpat Leon melempar kulit kacang ke arah muka Raksa.

"Mirip siapa ya....?" Tanya Jory pelan, namun masih bisa di dengar oleh keduanya.

Raksa menatap benda yang berada di pergelangan tangannya.
Jam menunjukan pukul 01:30.
Semakin malam bukannya semakin sepi, justru semakin rame.
Banyak wanita-wanita yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dan banyak laki-laki yang mencari kepuasannya

"Anjing" Umpat Raksa ketika menyadari sesuatu.
Ia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.

Ia menghidupkan ponselnya yang sedari tadi di matikan.
Selesai menghidupkannya, sudah banyak notif-notif chat muncul di layar atasnya.

Ia membuka aplikasi whatsapp dan langsung menemukan 1000 lebih chat yang masuk dari seseorang dan 87 panggilan tak terjawab.

Queen Bella❤️


P

P

Sa?

Raksa?

Jadi jalan kan ?

Kamu lagi siap-siap ya? Pantes ngga online.

Udah jam 7 Sa. Jadi kan?

Ko ngga online.

Aku siap-siap ya, biar nanti kamu kesini langsung otw.

Raksa, aku udah siap.

.

.

...

Masih banyak chat dari kekasihnya yang tidak ia baca.
Raksa menendang meja dihadapannya, dan berhasil menjadi pusat perhatian.
Ia menghela nafas kasar.
Kenapa dia bisa lupa kalau ada janji dengan kekasihnya.
Ia berusaha menelfon kembali, namun selalu tidak ada jawaban.
Tanpa menunggu lama, ia keluar dari club tanpa memperdulikan kedua temannya yang kebingungan.

Tanpa basa-basi keduanya pun ikut keluar dari club.

Setelah kepergian keduanya, seseorang gadis masuk ke dalam club. Ia berjalan dan berhenti tepat di salah satu pelayan.

"Mereka sering kesini ?"

"Siapa mba ?"

"Yang tadi duduk di pojok"

"Owhlh itu....iya mba. Paling seminggu sekali. Karna setiap malam Minggu saya selalu ngliat mereka"

"Oke" Jawabnya lalu keluar dari club.


Raksa berhenti di depan gerbang rumah kekasihnya. Ia menatapnya dengan perasaan bersalah. Ia berniat untuk bertamu, namun niatnya ia urungkan ketika menyadari kalau saat ini sudah tengah malam.
Ia menatap ruangan yang masih menyala. Ruangan peristirahatan kekasihnya.
Sepi. Itulah kata yang pas untuk rumah itu. Mungkin semuanya sudah terlelap.
Ia kembali menyalakan mesin motornya lalu melajukan dengan kecepatan sedang.

Setelah kepergian Raksa seseorang muncul dari balik jendela kamarnya.

"Hati-hati dijalan" Ucapnya.


~Raksa~



"Bel"

"Bella"

"Sayang?"

Raksa menghela nafas panjang. Entah sudah berapa kali ia memanggil Bella, namun tak ada jawaban satupun darinya.
Bella masih saja diam sambil menenggelamkan wajahnya dimeja dengan tangan sebagai bantalan.
Sefatal inikah kesalahannya ?

Raksa mengusap halus rambut kekasihnya itu.
Kali ini ia harus bersabar, karna ini memang murni kesalahannya.

"Bel, jangan marah"

"Maaf, semalem aku lupa"

Lupa? Batin Bella.

"Bel" Panggil Raksa pasrah sambil mendongakkan kepala Bella untuk melihatnya.

"Bel, maafin atau aku cium disini"

"Cium aja ka- -"

Belum sempat Bella mengakhiri ucapannya, Raksa sudah mencium kening Bella.

"Rak--"

"Huussst diem. Maafin aku ya" Ucap Raksa menyenderkan kepala Bella di dada bidangnya.

Gini terus bisa kan sa ? Batin Bella.

Maaf Bel. Semua diluar kendali. Batin Raksa.

~Raksa~

Follow Instagram Ainun Farma Fitriyani

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAKSA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang