4 - Cemburu

54 8 1
                                    

Kina : boleh gak gue makan manusia?

Dilfy : lo mau makan siapa?

Kina : makan orang yang baca tapi gak ngevote, dipikir nulis gampang.

Dilfy : lo bisa makan orang emangnya?

Kina : Bisa cuman manusia.


*******

Bugg-!

"Walau enggak sakit, tapi gue rada kesal." Ucap Dilfy.

Kina bertolak pinggang setelah memukul perut Dilfy, ia mendongak menatap Dilfy yang lebih tinggi darinya.

Melihat Kina yang sedang mempelototinya seperti anak TK, Dilfy nyaris terbahak diwajah Kina.


"Lo pikir keren ngehajar cewek kaya tadi?"

"Rasanya 70 kali lipat lebih keren daripada ngehajar cowok."

"Kek banci, Di."

"Siapa suruh mau celakain pacar gue."

"Wajar aja dia mau celakain gue, gue akui sumber masalahnya emang ada di gue. Lo gak denger apa yang dibilang Gita tadi? Ainun sampai depresi dan putus sekolah gara-gara gue. Kenapa gak gue aja yang lo hajar?"

"Gue gak peduli sumber masalahnya, Kin, gue gak peduli sama Ainun atau Gita. Gue cuman mikirin lo, salah orang atau salah lo sendiri, kalo ada yang berani nyakitin lo, gue tonjok."

"Tapi yang lo tonjok ini cewek. Kalo cowok gak akan gue larang, lo tau kan daya tahan cewek lebih rapuh daripada cowok."

"Cewek atau cowok. Kalo berani nyakitin pacar gue-" Dilfy diam sejenak, menatap Kina lekat. "Lain kali jangan jauh-jauh dari gue, gue gak mau lo celaka lagi,"

Kina terkekeh ringan. "Lo aja seenaknya ngebully gue, gimana orang lain gak ngiri mau ngebully juga."

"Cuman gue yang boleh ngebully lo, orang lain gak ada hak."

Kina mendengus, ia duduk di kursi teras rumahnya, saat ini mereka memang sudah ada di rumah Kina, seharusnya Dilfy dan Kina berurusan ke ruang BP dulu, tapi beberapa guru menyetujui agar Dilfy dan Kina pulang dulu saja, sebab akan lebih runyam jika Dilfy dan Gita disatukan lagi dalam satu ruangan.

"Gue emang jahat, tapi gue masih punya rasa kasihan." Kina mendongak menatap Dilfy yang masih berdiri. "Gue yang salah, tapi Gita yang dihajar."


"Lo merasa kasihan sama dia?" Beo Dilfy, cowok itu masih menolak untuk mengerti perkara yang terjadi. "Dia udah mukul kepala lo pake mangkuk bakso sampai lo masuk rumah sakit, harusnya impas."

Impas? Setelah menghancurkan hidup orang lain? Impas semudah itu?

"Lo masih gak ngerti ya, Di?" Kina menatap netra kelabu itu dengan serius. "Gita sakit hati ngeliat hidup sahabatnya hancur gara-gara gue, sangat wajar kalo Gita punya hasrat matiin gue. Berapa kali sih gue harus ngejelasin agar lo bisa mengerti kalo yang gue lakuin bukan perkara sepele bagi Gita dan Ainun?"

love- shitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang